part.5

3 1 0
                                    

Seoul, South Korea

( 3 the last week)

Wilonie sedang makan bersama keluarganya, dan ayahnya seketika berbicara membuat Wilonie terkejut, " Wilonie ada yang ingin ayah bahas?" "Tentang apa ayah?" "Begini ayah sudah berencana menjodohkanmu dengan seseorang," "siapa?" "Kau tahu bukan dengan Halbert?" "Halbert mafia Incheon?"

"Ayah, apa ayah tahu? Mereka!" "Ayah tahu! Maaf Wilonie ini demi kita semua, ayah harus melakukan ini, karena mereka orang yang berjasa atas tempat yang ayah duduki sekarang, mereka akan mencelakai dirimu dan ibumu bila ayah menolak," "tapi ayah!"

"Ayah mohon Wilonie, ayah tidak akan minta apa apa lagi setelah ini, "tapi ayah!" "Maaf Wilonie ini demi kita semua, kamu tahu bukan mereka seperti apa," "Ayah!" "Wilonie dengar nak, ayah akan menjaga mu Wilonie, ayah akan ada dibelakang mu, dan bila sudah waktunya ayah akan menjeputmu."

Wilonie tidak habis pikir, bagaimana ayahnya bisa menjodohkannya dengan seorang mafia, yang benar saja, ia tahu ayahnya adalah pejabat yang memiliki penyokong besar dari kelompok mafia itu, jadi otomatis apa saja masalah yang mereka perbuat, mereka akan mengendalikan ayahnya sebagai pejabat yang mempunyai wewenang, luar biasa bukan? Ia bingung harus bagaimana sekarang, nasibnya di ujung tanduk sekarang.

"Ayah apa ini ada hubungannya? Apa mereka telah melakukan sesuatu kejahatan besar sehingga melakukan hal ini?" "Maaf Wilonie ayah belum bisa memberi tahu detailnya, tapi benar, Halbert baru saja melakukan kejahatan," Wilonie melihat ibunya," Apakah Ibu tahu tentang itu?" "Belum, Ayah belum bisa memberi tahunya."

"Jadi apa yang akan kau lakukan?" "Tidak tahu mungkin kah aku harus kerja paruh waktu, tapi aku tidak berbakat di bidang apapun," "Sudah kubilang biar aku yang akan membayar uang kuliah mu, kau harus menyelesaikan sarjana mu bukankah itu satu satu harapan ayahmu?"

"Tidak perlu aku akan mendapatkan cara, kau tenang saja, ya sudah kau harus kembali bekerja jadilah jaksa yang adil," dan ditengah perbincangan nya, Eve melihat seorang mahasiswi sedang dirundung sekelompok orang, "Rachel aku harus melakukan sesuatu sampai nanti."

" Hey, apa yang kau lakukan jangan bilang kau ingin berkelahi, EVE?" belum selesai Rachel bicara telponnya sudah terputus. "Hey kenapa? Jawab aku! Kenapa kau melakukan nya?" "Dengar bajingan aku tidak akan pernah melakukan itu," "hahahaha, jangan sok suci kau itu ...," "apa? Kau ingin bilang apa, jangan sok tahu,"

"lalu kemana ayahmu ? Aku sudah mengenalmu sejak sd aku tidak pernah melihat ayahmu sedikitpun, hanya ibumu yang payah," "BERHENTI!" "Hahaha kenapa kau sadar kan sekarang kau itu anak haram, ibumu itu mantan pelacur, jadi kau tidak usah sok suci karena kau sudah najis dari dalam perut," ucap pria itu menunjuk Isa.

Isa tidak tahan menahan emosi, anak mana yang diam bila orang tuanya dicela dengan fitnah. "Ku BILANG BERHENTIIII!" Isa langsung meninju muka pria itu dan hidung pria itu berdarah membuatnya tidak terima, ia menarik rambut Isa kencang membuat Isa kesakitan, "lepaskan!" "Lepaskan kau bilang, kau baru saja membuat ku berdarah, LIHAT INI!"

dan pria itu melayangkan tinjuan ke muka Isa tapi gagal karena duluan Eve menendang pria itu," heeh, ternyata kau banci baru begini saja kau terlempar," "siapa kau berani sekali! Apa kau preman kampus? HAAH!" Pria itu bangkit. "Hahahaha preman kampus katamu, keren juga," HAH!Jangan main main kau denganku bila tidak ingin terkena masalah," "aku tidak peduli, kau sangat menarik untuk ku lawan dan aku sudah kebal dengan masalah. Kau hanya banci."

"Apa katamu!" Pria itu langsung menyerang Eve, dan Eve juga sebaliknya, dan yang benar saja Pria itu berhasil ditaklukkan oleh Eve, Pria itu babar belur dibuat Eve, Isa yang sedari tadi hanya menonton terkejut atas apa yang terjadi ia menjadi takut pada Eve.

"Ya! Kau itu jangan mencoba menjadi pria kasar bila kau masih banci, oke oke ku ralat bila kau masih belum bisa mengalahkan ku jangan pernah melukai atau mengkasari wanita, ku beri tahu (Eve menyentuh dagu pria itu dengan tatapan tajam) Pria sejati tak akan melukai wanita manapun, dan apa yang kau lakukan selama ini kepada nya adakah perbuatan banci."

Eve meninggalkan pria itu dalam keadaan tidak berdaya, Eve mendatangi Isa yang terlihat ketakutan, ia menjulurkan tangannya," kau tak apa?" Isa belum berani menatap Eve, "aku tak apa," "baiklah tapi kau perlu mengobati dirimu," Isa pun menerima tangan Eve. "Terima kasih telah menolongku," "sama sama, aku hanya tidak suka ada yang dirundung, apalagi yang merundung laki laki banci."

"Apa yang harus ku perbuat untuk membalasmu, dan mukamu ada lebam," "Oh ini aku akan membereskannya nanti dan simpan pertanyaan mu, aku mungkin akan menagih balas budimu suatu saat," "baik aku akan simpan itu," "Hey, pertanyaan Pria itu tidak usah kau pikirkan mereka belum tentu sebaik dirimu entah benar tidaknya ucapan tadi, aku melihatmu kau anak yang baik, aku permisi."

Eve meninggalkan Isa yang terdiam di tempat, ia bingung harus menanggapi ucapan Eve seperti apa, Eve benar" berhati lembut walaupun ia lebih sering terlihat kasar, "ternyata dia sekeren itu, tapi kurasa hidupnya lebih berat, dia terlihat tidak baik baik saja."

EXPLOREACTION: THE REVENGE Where stories live. Discover now