"Ya ampun! Ada apa ini? Apa yang terjadi?" Frigg datang tergesa-gesa, melihat keributan yang terjadi. Di hadapannya, telah berdiri Sigyn yang penutup kepalanya sudah compang-camping, dengan rambut yang rontok di sana-sini. Rontoknya rambut tersebut meninggalkan bekas luka petak-petak lingkaran kecil di kepala, memperlihatkan kulit kepala yang putih dengan akar-akar rambut tersisa.
"Sigyn! Kenapa dengan rambutmu??" teriak Frigg histeris. Bagi masyarakat Asgard, rambut bagi wanita adalah harta yang tak ternilai harganya. Rambut Sigyn sudah tampak tidak karuan, kacau seperti itu. Ia sudah kehilangan hartanya.
"Ah, a-aku ...." Sigyn bingung. Ia telah lengah. Betapa mudah ia percaya pada Sif yang menyodorkan buah anggur tadi. Ia tak curiga sama sekali karena tak ada tanda-tanda yang aneh. Sigyn berusaha menutupi kepalanya dengan kain penutup, tetapi sia-sia. Kain penutup itu sama bolong-bolongnya seperti rambut Sigyn sekarang.
"Adakah kain lain yang bisa digunakan? Cepat!" Frigg memerintah sekitar. Namun, tak ada yang dapat membantu. Mereka hanya bisa saling bertatapan, melongo tak percaya. Beberapa malah ingin tertawa tetapi ditahan. Tentu saja mereka berasal dari teman-teman Sif. Sigyn tak tahu lagi harus bagaimana.
Apakah ia harus berlari ke kamar dan menangis sendirian di sana seperti dulu? Namun, itu berarti akan terlihat ia kalah dari rundungan Sif. Haruskah ia malah marah dan membalas di sini? Akan tetapi, ia tak punya bukti yang kuat untuk memojokkan Sif dalam hal itu.
Sigyn bingung dan gelisah. Dahinya mulai mengucurkan setetes dua tetes keringat dingin. Hingga akhirnya, ada satu hal terjadi.
Loki datang ke acara perjamuan teh para dewi tersebut. Kemudian, ia melepaskan mantel hitam hijaunya, dan menudungi kepala Sigyn dengan benda tersebut. Kepala sang istri langsung terbalut kain panjang yang dapat menutup sampai area pinggang.
Loki tak pernah berbuat seperti itu di kehidupan sebelumnya. Meski Sigyn tampak terlibat suatu masalah, Loki tak pernah berusaha untuk ikut campur. Loki tak pernah terlihat bersama degan Sigyn. Yang Sigyn punya hanyalah status sebagai istri Loki. Status saja.
"Ayo, kita kembali," ajak Loki. Lelaki itu tampak marah dan gusar, tetapi tidak ditujukan pada Sigyn. Seolah Loki sudah tahu siapa-siapa saja yang telah menjahili istrinya. Loki tampak menahan segala emosi dalam diri, supaya tidak meledak di tempat.
Sigyn tersenyum, berusaha menenangkan suaminya itu. Ia mengangguk, mengiyakan. Loki pun berpamitan pada ibunya dan seluruh tamu untuk pergi membawa Sigyn keluar dari tempat itu.
Dengan adanya Loki di sisinya, Sigyn tak lagi merasa harus sendirian menghadapi semua yang asing di kehidupan ini. Baru kali ini, ia merasakan sosok Loki sebagai suaminya benar-benar hadir melindungi dirinya.
Apakah ini pertanda bahwa suamiku telah berubah? Mungkinkah berkat kita yang telah saling membuka tentang diri masing-masing?
Sigyn bersyukur, karena memaksa bertahan untuk tetap berada di kamar Loki kemarin malam.
***
"Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang telah berbuat seperti ini padamu!"
Loki berteriak marah-marah usai ia dan istrinya tiba di kamar. Sigyn sendiri langsung mencari kaca rias untuk melihat seberapa parah kerusakan yang terjadi pada rambutnya. Ternyata memang jadi terlihat rusaknya, kalau tak ditutup dengan kain yang baru.
"Kenapa kau tadi bisa langsung tahu kalau aku sedang ada masalah?" tanya Sigyn penasaran.
"Aku ... mengawasimu, dengan berubah menjadi seekor lalat yang terbang di sekitar acara," ungkap Loki, ia tak berani menatap mata istrinya. Sigyn tertawa kecil melihat tingkah Loki. Apa dia gengsi?
"Maaf, aku tak cepat bereaksi sejak awal kau mendapat masalah. Kemampuanku dalam mengubah wujud tidak bisa secepat itu kembali menjadi manusia."
Loki mengelus kepala istrinya yang terluka, saat Sigyn masih berada di depan cermin. Raut wajahnya terlihat sedih. Sigyn meraih tangan Loki yang mengelus, dan menggenggamnya, supaya suaminya itu merasa lebih tenang.
"Tidak apa. Bukan kesalahanmu. Aku yang terlalu ceroboh karena lengah begitu saja. Aku baik-baik saja, kau tak perlu cemas."
"Tapi, rambutmu ...." Loki pun juga mengetahui nilainya rambut yang panjang dan indah bagi seorang wanita.
"Ini bisa tumbuh lagi. Tenang saja." Sigyn tersenyum lembut. "Selama kau tidak keberatan memiliki istri yang rambutnya tak sempurna, aku tak akan mempermasalahkan."
"Aku tidak mungkin mempermasalahkan!" pungkas Loki. Meskipun tanpa rambut sekali pun, kau tetaplah ...."
"Tetap apa?" Sigyn penasaran. Ia mengerjapkan kedua matanya penasaran, sembari menapa suaminya lekat-lekat. Namun, yang dilakukan Loki bukanlah melanjutkan kalimatnya, malah membuang pandangan ke arah lain. "Bukan apa-apa."
"Hei, aku sudah terlanjur penasaran!" protes sang istri. Namun, Loki bersikeras tak ingin memberitahu. "Sudahlah, lupakan!"
"Ya sudah!" Sigyn berwajah cemberut. Loki tertawa kecil melihat istrinya bersikap seperti itu. Sigyn pun ikut tertawa. Ketegangan dalam diri Loki seketika itu juga menjadi sirna.
"Jadi, bagaimana dengan pertanyaanku tadi? Aku jelas mencurigai Sif." Loki mengembalikan pembicaraan ke topik semula.
"Aku pun mencurigai dia. Hanya dia yang bisa memanipulasi buah dengan sihir sampai bisa jadi seperti itu."
"Dasar gila! Ia dan Thor sama tamaknya! Sif hanya tidak ingin kalau kau mencuri perhatian semua orang. Ia tak ingin ada kaum non-Aesir ada di istana ini, sama seperti suaminya!"
Loki berteriak marah-marah kembali. Kemudian, tercetuslah sebuah ide yang keluar dari mulutnya, dan itu membuat Sigyn bergidik ngeri.
"Akan kubalas ia! Sif harus merasakan apabila rambutnya sendiri yang rusak dan menjadi korban!"
"Jangan!!" Sigyn spontan berteriak, mencegah ide Loki berkembang lebih lanjut. Ia sudah tahu, akan berakhir ke mana apabila ide Loki tersebut terwujud.
"Kenapa? Kita harus membalasnya, atau kalau tidak mereka akan semakin menjadi-jadi!" Loki tampak tidak terima idenya ditolak mentah-mentah.
"Bila sesuatu yang buruk dibalas dengan keburukan pula, maka tidak akan ada habisnya." Sigyn kembali berusaha menenangkan Loki. Dan memang, bila Loki pergi menyelinap ke kamar Sif untuk memotong rambutnya malam ini, keesokan harinya akan terjadi ribut besar antara Loki dan Thor, hingga nyawa Loki hampir terancam. Pada akhirnya, untuk menghindari hal seperti itu, Loki pula yang harus mencari pengganti rambut Sif.
Pengganti rambut? Apakah mungkin aku bisa mendapatkan ganti rambutku?
Andai aku mengubah takdirnya sedikit ... yang tadinya rambut palsu buatan kurcaci itu untuk Sif, bisakah aku memintanya untukku saja?
"Suamiku, dari pada membalas dendam, bagaimana kalau kita pikirkan saja bagaimana nasib rambutku untuk ke depannya?" bujuk Sigyn. Wanita itu hanya tidak ingin Loki terlibat masalah yang tidak perlu.
Loki mengernyit menatap istrinya. "Aku juga sedang memikirkan hal itu. Tapi, aku juga ingin kalau mereka juga dibalas!"
"Suamiku ... kamu mau mendengar satu nasihat ibuku, tiap kali aku baru saja dirundung anak-anak lain sewaktu kecil?"
"Apa?" tanya Loki penasaran.
"Bahwa, balas dendam terbaik adalah ketika kita menganggap kalau yang mereka lakukan itu tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap kita."
Sigyn menutup kalimatnya seraya tersenyum. Loki tampak berpikir sejenak. "Jadi, mereka akan makin kesal bila kita baik-baik saja?"
"Tepat! Apa bila kita merespons, maka ke depannya mereka akan berbuat yang lebih parah lagi. Jadi, cukup diam, dan waspada. Kalau kasusnya sudah main fisik, menghindarlah atau mempertahankan diri."
"Hmm ...." Loki masih berusaha mencerna kata-kata istrinya itu. "Entahlah, mungkin kau benar."
"Oh, dan soal memperbaiki kerusakan rambutku ini, aku punya sebuah ide!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Loki's Wife Once Again (TAMAT - Republish)
FantasySigyn - sang dewi kelembutan dan kesetiaan - harus turut mati mengikuti suaminya, Loki, dalam hukuman yang diberikan oleh para dewa. Saat sekarat, Sigyn meratapi nasib di hadapan para raksasa Norn yang menguasai takdir seluruh makhluk. Salah satu No...