29. [Masa Lalu] Rencana Heimdall

432 50 1
                                    

"Kalian pikir, aku akan mau saja menuruti permintaan gila seperti itu?! Tidak! TIDAK!!"

Teriakan Freyja membahana memenuhi ruang istana Valaskjalf, ketika Thor menyampaikan isi surat dari Eirkr. Freyja mengentak-entak kakinya ke lantai, hingga membuat anting-anting di telinganya berjatuhan. Kedua mata jelitanya meneteskan air mata yang segera berubah menjadi butiran emas. 

Kecantikan Freyja kala itu memang telah terlihat sejak ia masih remaja. Banyak pria telah melamarnya sebagai istri. Namun, Freyja menolak semua karena ia ingin pernikahan yang berlandaskan cinta.

Thor berdecak. Ia tahu tak bisa memaksa Freyja menjadi alat pertukaran untuk menebus sabit petirnya. Namun, ia tak tahu lagi harus bagaimana. Sementara ia tak bisa membawa pasukan kerajaan ketika perang terakhir telah berlalu belum lama ini.

Keresahan Thor tentu saja tersirat ketika para dewa utama istana Valaskjalf berkumpul untuk makan bersama di aula. Mereka pun ikut memikirkan bagaimana nasib Thor selanjutnya tanpa senjata apa pun.

"Bagaimana kalau kita kirimkan penyusup ke sana untuk mengambil diam-diam sabit itu kembali?" tanya seorang dewa.

"Tidak mungkin bisa. Dalam surat dikatakan bahwa sabit itu disimpan di bawah tanah wastu mereka, entah lantai ke berapa. Terlebih lagi, penjagaannya begitu ketat!" timpal yang lain.

Tiba-tiba, Heimdall mengangkat tangan. Sang penjaga jembatan Bifrost itu pun membuka suara.  "Ide penyusup itu sangat bagus, tetapi alangkah baiknya disertai penyamaran."

"Apa maksudmu, Heimdall?"

"Maksudku adalah Thor." Heimdall melirik ke arah putra Odin tersebut. "Ia bisa datang dengan menyamar menjadi Freyja."

Semuanya menjadi hening dalam sekejap. Selang beberapa detik, gelak tawa segera memenuhi ruangan.

"Thor menjadi Freyja?? Kau bisa saja, Heimdall!"

"Hahaha!! Tubuh Thor besar sekali. Pundaknya yang lebar itu pasti akan langsung membuat mereka curiga! Kelakarmu sungguh lucu!"

Para dewa terus saja tertawa, tetapi Heimdall tidak menunjukkan tanda-tanda ingin turut serta. Ia hanya memandang serius cangkir anggur di tangannya. 

Heimdall menambahkan, "Kalau soal pundak lebar, bisa dipakaikan jubah Freyja. Tutupi kepala Thor dengan rambut palsu yang mirip. Selesai, tidak ada yang curiga."

Semua menatap Heimdall dengan heran. Tadinya, mereka pikir dewa yang satu itu hanya bercanda. Akan tetapi, Heimdall terus mengatakan rencana-rencana penyusupan miliknya.

"Dengan menyamar jadi Freyja yang setuju untuk menerima lamaran Eirikr, para penjaga pasti akan membuka pintu lebar-lebar. Para raksasa lain juga akan mengendurkan kewaspadaan mereka, tergantung sebaik apa bakatmu dalam berakting. Bila perlu, kita bawa iring-iringan pengantin juga dari Asgard," ucap Heimdall.

"Hei, kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu?" Thor bertanya penuh kengerian. Menjadi Freyja? Perempuan??

"Yah, setidaknya kau bisa masuk ke dalam lingkungan tempat tinggal si Eirikr ini dulu. Selanjutnya apa yang terjadi bila sudah di dalam, bisa dipikirkan nanti. Kau bahkan bisa membujuknya untuk membawakan sabitmu itu langsung ke tanganmu sendiri, bila menjadi Freyja."

Semuanya masih hening dengan rencana Heimdall. Mereka menganggap itu adalah ide yang mustahil untuk dilakukan. "Meski Thor lebih muda dari Freyja, tingginya telah melebihi sang dewi. Mereka pasti akan menaruh curiga hanya dari sekilas melihat!"

"Aku bisa membantu untuk hal itu."

Dari sudut ruangan, Loki membuka suara seraya berjalan menghampiri meja makan. Kedua tangannya tersembunyi di balik punggung. Ia menatap Thor dengan yakin. "Sihir pengubah wujudku memang belum terlalu mahir, tapi kalau hanya untuk menyamakan tinggi badan Thor dengan Freyja, aku masih bisa melakukannya."

"Tapi sihirmu itu tidak dapat bertahan lama, Nak. Bagaimana kau akan melakukannya?" tanya Odin. 

Loki pun tersenyum. "Aku bisa ikut Thor, dengan menyamar sebagai pelayan Freyja. Tubuhku lebih ramping, aku tidak perlu sihir apa pun untuk bisa menyerupai seorang wanita."

"Ide bagus, dan dapat dilaksanakan!" seru Heimdall. "Mari kita semua membantu agar rencana ini berjalan lancar."

Rencana sudah dimatangkan, tinggal menjalankan. Aula makan pun dirapikan  oleh para pelayan. Thor melihat, Odin membelai kepala Loki seraya tersenyum. Ayahnya bangga pada adik angkatnya itu. 

Thor menggeram. Ia sebal sekali melihatnya. Kemudian, ia teringat, bahwa tempat yang akan ditujunya untuk menyusup ini adalah Jotunheim, tanah kelahiran asli Loki.

Akan kutunjukkan, bahwa Jotun tidak ada apa-apanya dibanding Aesir! Lihat saja!

***

"Apakah sudah dipersiapkan semuanya?" tanya kepala pelayan kepada bawahannya. 

"Sebentar lagi, Tuan."

Kepala pelayan kediaman Bangsawan Eirikr sudah terjaga sejak mentari belum bersinar hari ini. Ia sibuk mengomando para pelayan yang bekerja di bawahnya untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk acara siang ini. 

Sang tuan rumah telah memberinya mandat untuk menyiapkan jamuan terbaik yang bisa disantap oleh para tamu dari Asgard. Ia juga telah mengatur segala dekorasi tercantik untuk menghiasi tiap sudut tembok wastu yang sebagian besar terbuat dari es.

Aku tak menyangka bahwa lamaran Tuan Eirikr akan diterima oleh dewi tercantik nomor satu di semesta Nordik. Mengapa ia mau menerimanya? Apakah tidak ada pria lain? 

Si kepala pelayan terheran dalam hati. Dalam sepengetahuannya, tak banyak dewi Aesir yang mau dipersunting oleh seorang raksasa Jotun. Apalagi ini adalah dewi Freyja yang ternama. Seorang dewi yang tanpa cela. Air matanya saja bisa berubah menjadi emas!

Apakah mungkin, Tuan Eirikr telah melakukan sesuatu, hingga mereka tak bisa menolak?

Si kepala pelayan kembali berpikir. Memang, tindakan Eirikr yang mencuri sabit petir Jarnsaxa milik Thor tidak ada yang tahu, kecuali Eirikr sendiri dan dua pengawalnya. Mereka bertiga menjalankan aksi tersebut diam-diam. Anggota keluarga yang lain tidak ada yang tahu perbuatan hina tersebut.

"Pak, kemarilah." Saudara perempuan Eirikr bernama Vilma memanggil si kepala pelayan. Yang dipanggil pun menghampiri dengan sopan. "Tamu kita kali ini sangat terhormat. Segera cek semuanya secara saksama dan berulang kali. Mengerti?"

Vilma adalah kakak perempuan Eirikr. Perintahnya adalah terkuat kedua selain si tuan rumah. Si kepala pelayan pun mengangguk dan pergi.

Vilma memandang ke sekitar, lalu tersenyum lebar. Dalam benaknya, sekali lagi keluarga mereka akan naik derajat ke tingkat yang lebih tinggi, dengan dewi tercantik Freyja sebagai adik iparnya.

***

"Sepertinya ini pertama kalinya kita pergi bersama, bukan begitu, Thor?" tanya Loki. Ia terdengar bersemangat saat duduk di sebelah Thor, dalam kabin kereta kambing. 

Thor dan Loki telah mengenakan penyamaran masing-masing. Kepala mereka ditutupi kerudung. Thor mengenakan kerudung putih pengantin, dan milik Loki berwarna biru muda disertai gaun pelayan berwarna senada. Thor memakai gaun milik Freyja yang ukurannya telah disesuaikan. Tak lupa, ia pun menyemprotkan parfum sang dewi supaya makin menutupi aroma pria yang melekat di tubuhnya.

Thor tidak menggubris perkataan Loki sama sekali. Ia amat sebal saat ini. Senjatanya hilang, dan kini harus berada dalam satu ruangan sempit bersama seseorang yang paling ia benci di dunia. 

Seperti kata Loki, ini memang pertama kalinya mereka bepergian bersama. Tiap kali Odin mengajak keduanya jalan-jalan bersama, Thor selalu menolak. Namun, ia tak pernah menolak apabila Loki tidak ikut. Ia tak tahan ingin bertindak kasar bila berada di dekat adik angkatnya tersebut.

Loki sendiri telah terbiasa dengan perlakuan Thor yang seperti itu. Ia sendiri pun tak mengerti, mengapa kakaknya begitu membenci dirinya. Padahal, Loki selalu yakin tak pernah melakukan sesuatu yang salah pada Thor.

Tak beberapa lama kemudian, kereta iring-iringan pengantin dari Asgard tersebut tiba di Jotunheim, dan memasuki pekarangan wastu Bangsawan Eirikr.

***

Loki's Wife Once Again (TAMAT - Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang