Devin adalah seorang pemburu, dia hanya suka berburu bukan membutuhkan. Devin memasuki area hutan terlarang, banyak desas desus tentang area hutan ini, tapi devin memilih untuk tidak percaya.
Devin terus berjalan sampai ia ada di tengah hutan, berkabut, gelap, walaupun sebenarnya ini masih siang hari.
Namun kabut ini semakin menyesakan, kabutnya semakin tebal, devin sampai tidak bisa melihat apa-apa.
"Ahhh kenapa kabutnya semakin tebal" keluh devin
Uhuk uhuk uhuk
Devin merasakan gatal di tenggorokan nya, namun ia juga merasakan sesak mulai menguasai nya, dan setelahnya gelap.
Kabut semakin tebal, dan anginpun semakin kencang.
✨✨✨
"Eunghhh" devin siuman setelah lumayan lama dia pingsan.
Devin merasakan penuh dan berat pada perutnya, ia fikir jika rasa berat itu dari senapan yang ia bawa, namun saat ia raba kenapa perutnya seperti menyembul, bahkan ini bukan menyembul lagi.
Devin terkejut kedua kalinya saat ia sadar, bahwa ia tidak memakai sehelai kain pun. Ia berusaha duduk dengan perutnya yang makin terasa berat, dan penuh, namun sekarang juga rasa sakit menghantam perutnya.
"Arghhh aku ini kenapa"
Karena devin terbangun saat malam sudah tiba, sekarang pencahayaan nya hanya sekedar cahaya bulan semata. Saat cahaya bulan dengan senang hati menampilkan cahayanya, betapa terkejut nya devin saat melihat perutnya begitu besar.
"Arghhh s-sakithhhh"
Pyar
Ketuban devin pecah.
"A-air apahhh inihh"
Ingin mengejan devin sekarang sangat besar, dia tidak faham jika dia hamil.
"Enghhhh arghhh sa-sakitttthhhh" devin mengejan
Plop
"A-apa inihhh"
Kontraksi kali ini lebih sakit, devin sedikit kewalahan karena rasa sakit ini.
"Emhhh enghhh arghh"
"Enghhhhh agghhh anghhhhh" ejannya
Oek oek oek
Devin pingsan, dia terlalu kelelahan dengan mengejan dan menahan rasa sakit di perutnya, namun devin pingsan dengan keadaan masih ada bayi dalam perutnya.
*anggap di hutan*
✨✨✨
TO BE CONTINUED
SORRY FOR TYPO