002 "Daehan Raskav"

934 153 12
                                    

Sosok Ayah seperti apa sih yang kalian tahu?

♾♾♾


Daehan Raksav, anak tunggal dari pasangan Jehan Rajasthan dan Raisa Daeline, kehadirannya yang baru di ketahui saat kedua orangtuanya telah bercerai, tumbuh hanya dengan kehadiran Bunda tidak membuatnya kekurangan kasih sayang.

Daehan jelas sangat di manja oleh Raisa, apapun akan wanita itu berikan asal putra semata wayangnya itu bahagia, beruntung memang. Tapi, tak jarang Daehan bertanya tanya kenapa keluarganya dan teman sebayanya berbeda, keluarga temannya kenapa ada banyak sedangkan, keluarganya hanya ada dirinya juga sang Bunda?

"Daehan Papa kamu kenapa tidak pernah jemput kamu?" pertanyaan itu terlontar dari salah satu temannya saat pulang sekolah, mereka menunggu bersama.

"Papa? Aku tidak tau Papa itu apa?" tanya Daehan polos yang memang saat itu tidak paham dengan maksud kata Papa itu.

"Kamu nggak punya Papa? Papa itu versi kita saat besar, Papa bisa kita ajak main bola, sepeda dan jalan jalan bersama!" balas temannya itu dengan polos.

"Koh Rey, sering ajak main bola, sepeda dan jalan jalan aku, apa Koh Rey itu Papa aku?" seperti bagaimana obrolan dua anak kecil yang masih belum memahami sepenuhnya tentang kata Papa.

"Kata Mama aku, Papa itu pasangan dengan Mama,"

"Kalau begitu Koh Rey bukan Papa, karena pasangan Koh Rey itu Ci Hana, apa aku tidak punya Papa?" sedih Daehan.

Setelah berbicara dengan temannya itu Daehan menjadi murung dan berpikir apa harus bertanya pada Bundanya tentang Papa? Tapi Daehan takut bertanya, takut Bunda bersedih juga.

Karena itulah,semakin bertumbuh dan bertambah usia Daehan menjadi pribadi yang pendiam dan terkesan angkuh, malas bersosialisi dan memilih menghabiskan waktu di rumah dengan Rey dan Hana daripada bersama teman sebaya.

Sebenarnya Daehan ingin bermain seperti anak anak pada umumnya, tapi saat bermain dengan mereka pasti ada rasa iri melihat teman temannya yang di jemput Papa masing masing setelah bermain, sedangkan dirinya di jemput oleh Bunda atau Koko dan Cicinya.

Raisa sempat khawatir dengan putranya itu, sesekali bertanya kenapa tidak bermain dengan teman temannya, tapi selalu saja mendapat jawaban yang sama.

"Daehan, Bunda boleh tanya?" tanya Raisa di hari minggu yang biasa dia gunakan untuk full bersama Daehan.

"Boleh," balasan Daehan yang menghentikan aktifitasnya bermain lego dan menatap Bunda tersayangnya.

"Kenapa Daehan tidak bermain dengan teman teman? Apa mereka membullying Daehan?" Raisa khawatir jika putranya itu di bullying hingga tidak mau bermain.

"Tidak apa, Daehan hanya malas saja. Mereka terlalu berisik, Daehan tidak suka berisik!" ya, alasannya selalu itu.

Arti berisik menurut Daehan adalah teman temannya yang selalu membanggakan sosok Papa yang Daehan saja tidak mengetahuinya dia punya atau tidak.

"Kalau Daehan ada sesuatu, cerita sama Bunda ya. Daehan kayak gini, Bunda jadi khawatir," terang Raisa yang jelas sekali gelisahnya.

"Bunda, Daehan punya Papa?" pertanyaan polos itu akhinya keluar dari mulut mungil Daehan, pertanyaan yang sejak dulu ingin sekali anak sd kelas dua itu tanyakan.

Pertanyaan itu membuat Raisa kaget, untuk pertama kalinya putranya bertanya tentang Ayahnya, Raisa sadar cepat atau lambat pertanyaan itu akan keluar dari Daehan, dan sudah terjadi sekarang.

"Punya, semua anak pasti punya," balas Raisa berusaha tersenyum, melihat ekspresi Daehan yang berubah berbinar.

"Lalu dimana sekarang Papa? Daehan pengen lihat Papa," antusias Daehan mengoyang goyangkan lengan Raisa.

"Bunda nggak tau, tapi kalau Daehan pengen lihat Ayah, Daehan tinggal lihat ke kaca," ucap Raisa membuat Daehan kebingungan dengan maksud sang Bunda, "Wajah Daehan dan Ayah mirip sekali, kalian seperti kembar,"

Raisa akui wajah putranya ini sangat sangat mirip bahkan bisa di bilang fotocopy dari Jehan sendiri, Jehan versi mini, dari wajah, postur tubuh, pembawaan bahkan cara tersenyumnya sama.

Raisa seperti tidak memiliki bagian disana, tapi sifat dan sikap menurun dari Raisa hanya itu, cara berpikirnya mirip dengan Raisa.

Apa karena ini Daehan jadi pendiam selama ini? Karena setelah Raisa mengatakan itu, Daehan senang sekali berkaca dan tersenyum bahkan tertawa. Sebegitu ingin kah Daehan dengan kehadiran sosok laki laki yang di sebut Ayah?

Raisa melihat sosoknya semasa kecil, juga mempertanyakan sosok Papa, kedua orangtua Raisa dulu bercerai saat Raisa baru berumur tujuh bulan, Raisa ikut dengan Mama dan tumbuh tanpa sosok Papa hingga usianya menginjak sepuluh tahun, Mama menikah kembali dengan Ayahnya sekarang.

Raisa menjadi emosional mengingat dirinya dimasa kecil, Raisa jadi rindu pada Ayah yang telah mengambil peran penting itu, membuatnya jadi menangis.

"Bunda kenapa menangis? Apa Daehan nakal?" tanya anak itu melihat Bundanya tiba tiba menangis.

"Nggak, Bunda hanya rindu Kakek. Maafin bunda ya sayang..." Raisa meminta maaf dan langsung memeluk putranya itu.

"Apa kita akan menemui Kakek dan Nenek lagi? Daehan juga sudah rindu,"

"Iya, nanti kita berkunjung,"

Raisa memang sudah beberapa kali menemui Mama dan Ayahnya setelah Daehan lahir, tidak lupa Raisa juga berziarah ke makam kedua mantan mertuanya itu. Hanya saja memang tidak ada yang tau, Raisa melarang untuk memberitahukan pada keluarga Ardiethama atas kembalinya dirinya, biarkan mereka menganggap Raisa sudah mati saja.

Raisa mulai melupakan dan berdamai dengan  rasa sakit dan traumanya, demi dirinya juga masa depan Daehan.

Benar kata Hana dan kedua orangtuanya, dirinya butuh pendamping lagi, begitu juga Daehan yang memerlukan peran seorang Ayah, buktikan pada Jehan jika dirinya bisa hidup tanpa laki laki itu, bahkan membesarkan anak mereka juga.

Pelan pelan Raisa akan membuka hatinya, merobohkan tembok pertahanannya selama ini, siapapun yang ingin mengambil hatinya, silakan. Asal dia juga menerima Daehan, karena menerima Daehan berarti mendapatkan dirinya juga.

Kebahagiaan Daehan adalah kebahagiannya, Raisa akan melakukan segalanya untuk anaknya tersebut, siapapun tidak bisa mengambil Daehan termasuk Ayah biologisnya sekalipun!

"Kalau Bunda cariin Papa baru mau?" tanya Raisa pada Daehan yang menatap tidak mengerti dengan ucapan Bundanya.

"Bukannya Daehan sudah punya, kata Bunda?" tanya balik Daehan dengan polosnya.

Raisa tersenyum mendengar jawaban itu, bagaimana menjelaskannya, "Daehan memang sudah punya, tapi Ayah sekarang udah nggak bisa ketemu Daehan, Ayah udah bahagia sama orang lain, Ayah juga pasti udah punya anak baru, itu tandanya Daehan juga harus punya Papa baru kan?" Raisa menjelaskan sesederhana mungkin, yang bisa dimengerti anak itu.

"Papa yang bisa diajak main bola, bersepeda, jalan jalan, Daehan mau seperti itu kan? Yang bisa anter Daehan ke sekolah seperi teman teman?"

"Apa bisa?" tatapan mata Daehan seketika mendengar ucapan Bundanya, semua itu yang memang sedang di inginkan olehnya, sosok Papa seperti yang teman temannya ceritakan padanya, Daehan juga sangat ingin merasakan apa yang teman temannya rasakan

♾♾♾

Nulis ini aku nangis dikit, nggak tau kalau bahas tentang Ayah rasanya sedih aja gitu.

Sosok Ayah menurutku itu adalah cinta dan patah hati pertama untuk anak perempuannya, dan aku sendiri udah dapet dua duanya, cinta pertamaku adalah ayah sambung karena beliau aku percaya masih ada laki laki yang baik, patah hati pertamaku adalah ayah kandung, beliau kasih luka yang sampai sekarang nggak bisa aku sembuhin total bahkan sampai sempet punya takut dam trauma buat jalin hubungan.

Kalau Sosok Ayah bagi kalian gimana?

Jangan lupa vote dan comen sebanyak banyaknya, biar aku semangat nulis dan update!

BTW jangan bilang Mamaku, beliau juga punya wattpad soalnya, jangan cepu yang kenal, awas aja!

BROKEN FAMILYWhere stories live. Discover now