44- Masalah Tes DNA

789 38 2
                                    

⚠️Jangan lupa votenya
Happy Reading 🥳

Lagi-lagi Liora harus banyak istirahat, dan orang-orang di sekitarnya selalu menyuruhnya untuk tetap di atas kasur, tidur. Tapi Liora tidak ingin mati kebosanan, dia menolak dirawat lama-lama di rumah sakit. Jadilah dia di bawa kembali ke rumah Javas.

Di kediaman Javas cukup ramai sekarang. Karena ada keluarga Lionel yang datang, juga Rafael dan Feli yang selalu pergi ke mana pun Lionel pergi. Itu pun jika Lionel mengajaknya.

Untungnya rumah Javas besar, jadi bisa menampung beberapa orang di rumahnya. Belum lagi ada Kiara yang ke sana-kemari bermain bersama Saga, ayahnya. Lalu dengan ini, apakah Katrina cemburu? Oh tentu tidak. Bahkan Claretta tengah menggendong putri Katrina.

"Astaga, putrimu sangat cantik. Seperti ibunya ya." Lalu Katrina tertawa kecil mendengarnya.

"Menjadi ibu tidak mudah ya, Caca." Claretta pun mengangguk setuju.

"Kau benar. Apalagi ketika dia sudah mulai merangkak, rasanya kesabaran seorang ibu harus lebih ekstra dan termasuk pengawasannya."

"Benarkah? Oh ya ampun. Belum merangkak saja, kadang aku kerepotan karena dia selalu menangis tiba-tiba saat aku baru saja akan tidur, atau saat aku sedang melakukan sesuatu."

"Sabar saja. Jangan lupa mulai mendidiknya dengan baik. Apalagi perempuan. Selain menjadi wanita baik hati dan cerdas, dia harus bisa menjaga dirinya dari para pria hidung belang."

Seketika Katrina terdiam. Dia langsung teringat hubungan Saga dan Claretta. Bagaimana perasaan wanita itu sekarang? Saga sudah memilih Katrina, tapi meninggalkan Claretta yang membesarkan anaknya seorang diri.

"Kau hebat Claretta. Aku masih sering mengeluh soal mengurus anak, padahal selalu ada Saga yang membantu. Tapi kau, dari awal semuanya dilakukan sendirian."

Claretta tersenyum. Tahu apa yang di pikirkan Katrina. "Jangan menatapku seperti itu. Nasibku tidak semalang yang kau pikirkan. Lagi pula, aku sudah memutuskan akan menikah demi Kiara."

Mendengar keputusan Claretta, tentu membuat suasana hati Katrina berubah. Dia sempat mendengar jika Claretta tidak akan menikah karena takut Kiara tidak dicintai suaminya nanti.

"Semoga hubungan kalian selalu baik. Aku yakin, Kiara akan menjadi wanita tangguh sepertimu."

◆◇◆◇◆◇◆◇

Di dalam kamar Liora menikmati pijatan halus di pelipisnya dari sang ayah. Sebelumnya Liora sempat muntah-muntah dan mengeluh pusing, kebetulan Javas sedang mengecek putrinya ke kamar.

"Bagaimana? Pusingnya sudah reda?" Tanya Javas.

"Hm, sudah lebih baik. Terima kasih ayah." Jawab Liora. Ia menjauhkan kepalanya dari tangan Javas, tanda jika pijatan itu sudah selesai.

"Ayah, apakah sedang hamil bisa melakukan tes DNA?" Liora bertanya.

"Tes DNA? Untuk apa?" Bukannya menjawab, Javas balik bertanya.

"Untuk memastikan jika bayi ini adalah anak Lionel. Aku tidak mau cape-cape membesarkan bayi ini jika nyatanya bukan anak Lionel. Setidaknya, jika aku tahu sekarang maka aku akan menggugurkan kandungan ini."

Javas tentu tidak ingin Liora mengalami keguguran yang kedua kalinya. Tidak disengaja saja membuat kondisi Liora buruk kala itu. Apalagi jika disengaja, atau aborsi. Javas tidak mau putrinya terus-menerus merasakan sakit.

"Liora, aborsi itu sangat berbahaya dan ilegal. Ayah tidak mengizinkan kamu untuk menggugurkan kandungan itu. Nanti saja sesudah dia lahir saja ya?" Sebisa mungkin Javas harus bisa membujuk Liora agar tidak kukuh untuk menggugurkan kandungannya.

Parella Perigosa {REVISI}Where stories live. Discover now