⨳ 000 :: �

8.6K 252 8
                                    

⋅˚₊‧ ୨୧ ‧₊˚ ⋅

-WELCOME TO MY BOOKS-
please leave your good comments
hope you enjoy!!

⋆ ˚。⋆୨ Happy Reading ୧⋆ ˚。⋆
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

MARVIN mematahkan rokok digenggamnya saat seorang wanita cantik dengan pakaian seksi duduk dipangkuannya. Bibirnya sedikit terangkat mengingat begitu mudahnya mengikat setiap wanita yang berada di bar ataupun saat di club.

"Hei tampan, Ingin bermain?" Wanita itu tersenyum genit sambil mengusap dada Marvin sensual. Kepalanya mendusel dileher Marvin menghirup aroma maskulin yang berasal dari tubuh Marvin, benar-benar memabukkan.

Marvin menarik tengkuk leher wanita itu lalu melumatnya kasar, dan hal itu langsung dibalas begitu juga dengan wanita dipangkuannya. Tangannya bergerak meremas bokong wanita itu membuat wanita itu mendesah disela-sela ciumannya.

Ciuman keduanya terlepas begitu ponsel dalam saku Marvin terus bergetar membuat keduanya terganggu. Dengan terpaksa Marvin menarik ponsel dari dalam sakunya.

"Tunggu sebentar," Marvin membuka ponselnya yang ternyata sahabatnya yang menelponnya. Wanita itu mengangguk sambil terus mengusap dada Marvin dan menatapnya dengan nafsu yang terlihat jelas.

"Hei bodoh! Apa yang kau lakukan di bar?! Cepatlah pulang ke mansion, ada berita penting," sahabatnya berbicara dengan suara yang cukup keras melalui telepon, membuat Marvin terkejut dan segera menjauhkan ponselnya.

Marvin merasa terkejut dan bingung. "Ada apa?" Tanya Marvin dengan penuh rasa penasaran.

"Berlian seharga 3,2 juta Euro milikmu dicuri!" Sahabatnya memberitahukan dengan nada serius. Mendengar kabar itu, Marvin langsung berdiri, membuat wanita yang sedang dipangkuannya terjatuh. Marvin memberikan bantuan untuk membantu wanita itu bangun, lalu meninggalkan bar dengan tergesa-gesa.

"Aku akan segera datang," kata Marvin dengan suara yang penuh kekhawatiran. Dia menutup teleponnya dengan cepat dan segera masuk ke dalam mobilnya, memacu mobil dengan kecepatan tinggi menuju mansion.

Brak

Pintu mansion terbuka dengan keras, menarik perhatian semua orang di dalam ruangan. Di sana, Jasmine, sahabat Marvin sejak kecilnya, berdiri dengan wajah penuh kekhawatiran.

Marvin, yang masih penuh dengan kemarahan, meraih salah satu baju anak buahnya dan hampir saja membuatnya kehabisan nafas. Jasmine dengan cepat melangkah maju, menahan tangan Marvin dengan kuat. "Marvin, berhenti! Kamu tidak akan menyelesaikan masalah ini dengan kekerasan. Tenangkan dirimu."

Marvin menatap Jasmine dengan mata yang masih memancarkan kemarahan. "Apa yang mereka lakukan selama ini?! Aku membayar mereka, apakah itu tidak cukup?!!" Marvin menggertakkan giginya, wajahnya memerah dan penuh dengan kekecewaan saat ia menatap satu per satu anak buahnya.

Jasmine dengan tegas membawa Marvin duduk di sofa. "Marvin, marah-marah tidak akan membantu kita menemukan solusi. Kita harus tetap tenang dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

"Bagaimana aku tidak marah jika berlian kesayanganku hilang, apa yang sebenarnya terjadi Jasmine?" Marvin menatap Jasmine dengan pandangan bertanya.

"Aku juga sebenarnya tidak tahu betul bagaimana kronologinya. Saat aku pulang, aku sudah melihat para anak buahmu berkeliling kesana kemari. Ketika aku bertanya mereka mengatakan bahwa berlian milikmu sudah hilang," ujar Jasmine dengan nada khawatir.

(✓) MAFIA | markhyuckWhere stories live. Discover now