⨳ 069 :: �

750 66 6
                                    

Setelah mendengar bahwa operasi berhasil dilakukan itu menjadi kabar yang baik untuk Marvin. Namun seketika dunianya kembali runtuh saat mendengar ucapan dokter setelahnya bahwa Helena akan koma dalam beberapa waktu yang dokter pun tidak tahu sampai kapan Helena akan siuman.

Marvin tidak bisa membiarkan dirinya terus berdiam memandangi wajah Helena yang tertidur lelap. Dunia terus berputar, dia harus kembali bekerja mengatur semua yang sudah lama dia tinggalkan.

Setiap hari setelah pulang dari kantor Marvin selalu pergi mengunjungi Helena dengan harapan bahwa istrinya akan segera siuman. Tidak ada harapan lagi selain mengharapkan dia bisa melihat kembali senyuman istrinya.

"Sampai kapan kau akan tertidur??" Monolog Marvin sambil menggenggam tangan Helena yang semakin kurus. Apakah mungkin masih ada harapan untuknya bahwa Helena akan kembali ke pelukannya?

Setelah menunggu dalam waktu yang lama Marvin masih tidak dapat mempercayai bahwa Helena bisa siuman dari tidur lamanya. Air matanya kembali lolos melihat kembali netra indah itu menatapnya.

"Marvin, akupun merasa hari-hari yang berat saat kamu pergi meninggalkan aku." Helena membuka suara sambil menatap jendela. Marvin mengangguk mengerti sambil setia menempelkan punggung tangan Helena pada pipinya yang sesekali dia kecupi punggung tangan Helena.

Helena menghela nafas sejenak. "Saat kamu pergi dalam waktu yang lama, aku merasa tiba-tiba harus membiasakan diri tanpa kehadiran mu." Lanjut Helena.

"Aku tidak bisa fokus dalam menjalani hari-hari ku, aku melakukan semua keinginan ku tanpa berpikir panjang. Hingga aku tidak menyadari bahwa aku mengalami koma dimana saat kamu pulang hari itu. Aku benar-benar tidak percaya dimana aku menangis saat kepulangan ayahku mendengar kabar tentangmu ternyata semua hanya mimpi." Helena menolehkan menatap Marvin.

Marvin tersenyum kecil mendekati Helena lalu merapihkan rambut halus istrinya. "Akupun, aku sama sekali tidak tahu aku akan pergi selama itu. Membuatmu menunggu lama kepulangan ku." Ujar Marvin.

"Melihat mu yang tiba-tiba sudah terbaring di ruangan operasi membuat duniaku hancur seketika. Mungkin ini memang balasan aku karena mengingkari janji padamu." Tambah Marvin mengecup pucuk kepala Helena cukup lama.

Helena tersenyum mendongakkan sedikit kepalanya. "Dan tuhan berhasil mengembalikan aku padamu, dan akupun dapat melihatmu kembali padaku. Kita merasakan hal yang sama dalam waktu yang berbeda." Kata Helena.

Marvin mengangguk. "Terimakasih telah bertahan sampai di titik ini, Helena." Bisik Marvin memeluk Helena. Begitupun Helena membalas pelukan Marvin tak kalah erat.

Pelukan mereka tak berlangsung lama karena tiba-tiba suara berasal dari perut Helena memecahkan keheningan keduanya. Marvin terkekeh gemas sambil melepaskan pelukannya menatap Helena yang sekarang sudah semerah tomat.

"Kamu lapar sayang? Aku akan meminta suster untuk mengambilkan makanan." Tawar Marvin namun tiba-tiba tangan Helena menahannya.

Helena menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau, makanan rumah sakit tidak enak. Pesan makanan saja, aku ingin makanan-makanan enak." Pinta Helena dengan tatapan memohon pada Marvin. Sambil mendengus Marvin pun menyetujuinya, yang terpenting istrinya harus makan.

Marvin tersenyum memperhatikan Helena yang sedang lahap memakan makanannya. Jika kalian berpikir Helena sedang disuapi, tentu dia berbeda. Dia memilih untuk memakan makanannya sendiri.

Pipi gembil yang biasa Marvin lihat, kali ini terlihat sedikit tirus. Namun Marvin tidak peduli dengan itu, yang terpenting adalah Helena sudah kembali padanya.

Marvin sempat berputus asa saat Helena masih belum juga siuman, namun ada banyak yang terus meyakinkan bahwa Helena akan bangun. Balasan Helena yang berbulan-bulan menunggu Marvin sekarang terbayar dengan Marvin yang menunggunya sadar.

(✓) MAFIA | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang