Tiga Puluh Lima

4.4K 436 13
                                    

"Kok nangis? Kan aku udah pulang. Kangen banget ya?" Jagad menjauhkan Aeris untuk melihat wajah gadis itu.

Wajah Aeris memerah. Tapi dia menggeleng. "Katanya mau tidur di ruko aja. Aku cariin katanya Pak Sobari kamu nggak tidur di sana. " Jagad menggandeng Aeris duduk di sofa, menarik gadis itu ke pangkuannya. "Kenapa sih diam saja? Aku baru pulang dari jauh masak kamu sambutannya gitu sih? Lagi dapet ya? Punya pembalut enggak? Perutnya gimana? Sakit enggak?" Jagad membelai- belai rambut Aeris, menarik kepala gadis itu supaya rebah di dadanya.

"Kok kamu nanya sama aku kayak lagi nanya sama Emilie gitu?"

"Kalian tuh sama aja menurutku. Kalau lagi dapet mood nya ancur banget deh. Emilie baru dapet tahun ini. Kata bibik itu agak telat. Cucunya ada yang kelas lima SD udah dapet."

Aeris menarik kepalanya. "Dia cerita  kayak gitu ke kamu?"

"Enggak. Dia cerita ke Emilie,"

"Ih, seharusnya jangan gitu. Entar Emilie minder. Normalnya itu anak perempuan mulai dapat haid umur tiga belas tahun, Gad. Dulu akupun gitu. Ada teman SD ku yang udah dapat waktu kelas enam SD juga. Aku tanya mama, beliau jawabnya itu tergantung sistem reproduksi masing- masing. Telat satu dua tahun nggak jadi soal. Jangan malah ditakut- takutin gitu dong! Entar kalau ada apa- apa Emilie malah takut kalau mau cerita."

Jagad melongo dengan panjangnya kalimat yang keluar dari bibir gadis itu. Kepalanya meneleng, mengawasi Aeris yang bersungut- sungut. Jagad kembali memeluknya.

"Kamu kalau lagi begini kok gemesin banget sih, Ris!"

"Gad! Aku nggak bisa napas nih. Lepasin dong! Bisa benyek nih kepala kalau kamu remes gini," protest gadis itu. Dengan cepat dia melupakan overthinking di kepalanya.

"Ogah! Habis kamu gemesin banget hari ini. Udah ya, nggak usah pergi kerja. Di sini aja. Kita pacaran seharian!" Tangan Jagad mengacak rambut Aeris. "Eh, ya. Aku punya oleh- oleh buat kamu. Jani, adikku juga kirim salam buat kamu."

"Mana?"

"Ada tuh di mobil. Oleh- oleh dari Jani juga ada. Katanya bentuk terimakasih dari dia karena kamu udah mau mungut Mas Jagad dari kenistaan," muka Jagad seketika cemberut. "Emang kurang ajar banget adik aku yang satu itu!"

Mau tak mau Aeris ikut tertawa. Beberapa kali dia sempat ngobrol dengan Jani lewat video call, adik perempuan Jagad yang jarak usianya lumayan jauh dari pria itu. Usia Jani 28 tahun, dan dia adalah guru TKnya orang- orang kaya di Surabaya.

"Sekarang, sebelum kita unboxing oleh- oleh, aku mau gemes- gemes kamu dulu..."

***

Malamnya Aeris pulang lebih awal. Hari ini syuting CEP berjalan lancar. Randy, partner on air nya sempat melakukan kesalahan yang langsung diralat oleh Aeris.

Mbak Janina produser senior hampir membenturkan kepalanya ke permukaan meja. Masalahnya hari ini adalah hari yang berat baginya.

Saat konferensi pers Delta, salah satu artis dari DREAM Entertainment, salah dia terpaksa jadi reporter karena semua anak buahnya terkena cacar air.

"Habis ini mau ke mana, nih?" tanya Mbak Janina sambil memegangi walkie talkie di tangan kanan, tablet di tangan kiri. "Ada food truck baru. Di parkir di belakang gedung ZMO. Katanya enak sih. Mau cobain nggak? Gue pengin pergi, tapi males nih pergi sendirian."

Alis Aeris menukik. "Emang Kang Alam ke mana? Biasanya kan Mbak wara- wiri sama Akang ganteng itu."

"Jangan keras- keras ngomong gitu. Entar pawangnya ngamuk!"

A Little Bit SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang