"Kak!"
"Apa?" Cakra melihat Ayyara dan tersenyum.
"Nggak jadi deh!" Ayyara menggelengkan kepalanya.
Dia sempat ingin memberitahu kakaknya tapi dia merasa sungkan jika kakaknya tahu dia menderita penyakit serius. Dulu sana hubungan mereka tidak begitu baik. Sekarang juga begitu. Ayyara tidak yakin hubungan mereka bisa dibilang dekat. Dirga juga. Ayyara mencium tangan Cakra dan keluar dari mobil.
"Kalau pulang dari kantor! Tolong bawain makanan lagi ya kak!"
"Iya! Belajar yang rajin!"
"Hmm! Dahhhh... Kakak!" Ayyara melambaikan tangannya dan masuk ke dalam sekolah.
Dia harus kuat!
Satu bulan lagi mama dan papanya pasti pulang! Dia tidak perlu membuat mereka khawatir untuk pulang mendadak. Lagipula, dia juga meminum obatnya secara rutin.
"Ayyara!" Teriak Kenzie berlari menuju Ayyara.
"Hmm?"
"Nanti lo punya waktu?" Tanya Kenzie.
"Kenapa? Mau ajak gue jalan?"
"Kok tahu!"
"Dari muka lo! Kemana?" Tanya Ayyara ingin tahu.
Mungkin berjalan-jalan bisa membuat pikirannya kembali jernih. Dia juga butuh sesuatu yang tidak berhubungan dengan penyakitnya. Dari sekian juta novel, kenapa dia harus bertransmigrasi ke tubuh antagonis yang sakit-sakitan?
Kenapa?
Apa karena dia sering mengeluh tentang hidup miskinnya?! Mungkin iya.
"Nonton! Mau?" Tanya Kenzie menggaruk kepalanya.
"Mau! Tapi Kak Dirga pasti marah kalau tahu gue jalan sama lo. Gue kayaknya juga susah buat pergi sembunyi-sembunyi. Gimana caranya lo bisa ajak gue jalan?" Ayyara ingin tahu cara Kenzie melakukannya.
Kenzie tersenyum kecil, dia akan melakukan 1001 cara agar bisa jalan bersama Ayyara.
"Lo tunggu gue di lapangan!"
💝💝💝
"Rangga! Please, beri gue contekan! Gue belum belajar!"
"Contekan? Lo mau contek gue?"
Ayyara menganggukkan kepalanya, dia harus mencontek seseorang agar terhindar dari remidial. Rangga juga tidak memberitahunya jika hari ini ada ulangan matematika. Ayyara sungguh sangat tidak menyukainya. Rangga menatap Ayyara seksama. Selama dia satu kelas dengan Ayyara, dia tidak pernah melihat gadis itu mencontek. Ayyara akan cepat mengerjakannya dan pergi dari kelas. Tapi apa sekarang? Ayyara ingin menconteknya?
"Nggak!"
"Rangga! Gue kasih lo apa gitu mau nggak?"
"Nggak!"
"Gue kabulin deh permintaan lo!"
"Apapun?" Rangga mendekati Ayyara.
"Iya!"
"Apapun kan, Ay! Kalau cium gue mau?" Bisik Rangga pelan.
Ayyara mengepalkan tangannya dan memilih melihat ke depan saat guru datang. Mencium Rangga? Tidak! Ini juga bukan tubuh aslinya jadi dia tidak memiliki hak untuk itu. Ayyara akan melakukan sebisanya!
"Gimana mau?" Tanya Rangga yang terkekeh geli melihat Ayyara.
"Nggak! Lo sama Kenzie sama aja ya! Jangan-jangan lo suka sama gue lagi? Tapi maaf aja ya! Gue lagi nggak mau suka sama orang dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Teen FictionBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...