| 11 |

974 60 14
                                    

Hollaaaa saya up lagi!!
Terimakasih banyak buat kalian terus ngasih dukungan^^
Itu benerann berartiii, semogaa kaliann suka yaaa^^

Jangan lupa buat di vote sama komen!
See uu!!!

































~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~





















































































Anak itu lari, berusaha kabur. "KEMARI KAU KAIZO!!"

"MA-MAAF! SUNGGUH AKU HANYA BERCANDA WAKTU ITU!!"

.
.
.

Kaizo masih menunduk bahkan saat ia dan Ken hanya berdua, mungkin badannya memang ada di sini namun untuk pikiran, itu sudah melayang entah kemana.

Dalam pikiran Kaizo hanya ada Pang, tidak ada yang lain. Semua penyesalan menohok dirinya. Kini dalam otak pintar itu terus terbayang kata 'andai saja'. Ya, Kaizo terlihat amat frustasi.

"Kaizo, angkat wajahmu dan dengarkan aku!" perintah Ken namun Kaizo masih dalam dunianya, ia jadi membayangkan bagaimana kehidupan mereka jika Ayah dan Ibunya masih hidup.

Kaizo juga membayangkan diomeli oleh sang Ibu karena memperlakukan Fang dengan kejam, atau ia mendapat hukuman sang Ayah karena membuat Fang kesakitan.

Mata Kaizo terasa penuh, ia bisa saja menumpahkan air asin itu jika saja tak di kagetkan oleh Ken. Terlihat wajah si dokter kesal karena di abaikan.

"Hei! Dengarkan aku dulu!"

"Ah, maaf... Jadi, bagaimana?" kali ini Kaizo menaikkan pandangan, Ken menghela nafas, wajah itu terlihat sangat lelah dan sayu. Berbeda sekali dengan waktu pertama kali ia lihat.

"Kaizo, kau tahu kan adikmu mengidap Alzheimer dan juga Kanker?" Kaizo mengangguk, di hari pertama Ken sudah menjelaskan semuanya.

"Tapi... Kenapa hanya Ying yang dia ingat?" hati Kaizo terasa sangat sakit kala mengatakan hal tersebut, adiknya hanya mengingat orang lain.

"Otak manu-makhluk hidup itu adalah sesuatu yang misterius, ada orang yang amnesia kehilangan ingatan, namun suatu saat ingatannya bisa kembali. Itu bagai sebuah kotak yang di kunci dan isinya akan kembali jika kuncinya dibuka.

Namun untuk kasus Alzheimer, ingatan itu bukan terkunci namun.. Terhapus, dan untuk perkiraan ingatan kembali sangat kecil..."

Kaizo menunduk lagi, apa ia memang harus menjadi orang asing dengan sang adik? Ah tidak! Kaizo tidak mau!

"Untuk kasus Fang, kurasa dia tidak mengenali kalian adalah.... Karena dia tidak menginginkannya," mata Kaizo membelalak, "apa maksudmu?!"

"Semua makhluk hidup itu sama Kaizo, mereka lebih senang mengingat kenangan baik dan menyimpan kenangan buruk.

Ada kemungkinan Fang hanya menyimpan kenangan buruknya, mental anak itu sudah kena Kaizo, ini bukan lagi soal luka luar tetapi mental!"

Melihat reaksi Fang tadi Ken menjadi tahu sesuatu, pria di hadapannya ini telah menorehkan luka yang amat besar bagi si anak.

"Jadi.... Kau ingin bilang Fang membenciku?" lirih Kaizo.

"Benci? Sepertinya tidak. Hanya mentalnya sudah tidak mau merasakan lagi luka, lebih baik melupakan dan berhenti berharap. Itulah manusia,"

Just a MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang