| 14 |

284 27 7
                                    

Yoo guysss gua up setelah sekian lama~
Ada yang menunggu? Hihi..
Makasii lhoo buat kalian yang suka nunggu fanfic ngga jelas ini hehehehe..

Siapa yang nunggu interaksi Kirana dan Kaizo? Ya, sayaaaaa

Aaa saya suka banget part ini~
Gemassss

Pokoknya see uuu













































~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~















































Kaizo menghela nafas, "sudah?" tanya nya dan Kirana mengangguk. "Tapi jangan dilepas, ayo makan siang. Aku lapar!" Kirana beranjak turun dari sofa.

Siku-siku pada dahi Kaizo serasa ingin muncul, "oke, kau harus sabar Kaizo.." ujarnya pada diri sendiri.

.
.
.

Kaizo dan Kirana bergabung untuk makan siang, mereka mengobrolkan banyak hal, terkecuali Kaizo, dia lebih banyak menyimak.

Bipp... Bipp..

Semua orang langsung melihat ke arah saku Kirana, "ah sepertinya ada pesan," Kirana merogohnya dan mengambil ponsel.

Ia melihat ada satu pesan, segera saja Kirana buka. Setelah dibaca Kirana membulatkan mata, ia benar-benar senang.

"Wah! Ada barita baik Kai!"

"Apa itu Kak Kiran?" penasaran Fang, "berita baik apa?" sahut Ken yang sama penasaran.

"Apa itu?" respon Kaizo.

Kirana menatap ketiganya, "aku di undang sebagai juri untuk turnamen Galaxy!" tidak ada respon heboh seperti dugaan Kirana. Ketiganya diam.

"Apa.. Itu?" bingung Fang, "Ga-laxy?" ucapnya sedikit ragu.

"Turnamen apa itu?" tanya Ken langsung.

"Turnamen bela diri! Tahun kemarin aku menang, jadi sekarang di undang sebagai juri!" jawab Kirana bahagia.

"Tidak boleh!" larang Kaizo dan ia ditatap kesal oleh wanita muda itu, "kenapa?!"

"Dia hanya menjadi juri kan?" bingung Ken, Kaizo menghela nafas.

"Di akhir Final, peserta akan lawan tanding dengan para Juri. Kau tidak boleh melakukannya Kirana!" tegas Kaizo, mata Ken membulat. Ia pun ikut mengangguk.

"Benar, kau tidak boleh melakukannya!"

"Kenapa sih kenapa?!" rengek Kirana.

"Kandunganmu sangat rentan Kirana, kau mau keguguran?" kata Kaizo tajam, tubuh Kirana tersentak. Ia menatap perutnya yang kini sedikit agak besar. Dulu, ia pikir tubuhnya sedang gendutan karenanya dia kadang melakukan pola diet.

"Eh, Kandungan?!" pekik Fang kaget, "Kak Kiran hamil?" sambungnya.

"Ugh... Benar juga.. Aku tidak bisa egois..." Kirana mengeluh, ia juga menyesal melupakan dua buah hatinya.

Ken lantas menjelaskan pada Fang dengan hati-hati, remaja itu mengangguk mengerti. "Wah, aku punya ponakan!" seru Fang senang.

"Yasudah, aku pergi dulu ya! Banyak pekerjaan yang menunggu." Pamit Ken.

Just a MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang