D2 (22)

19 3 1
                                    

Aloha 👋siap untuk baca part ini?

Sebelum membaca klik bintang dulu biar gak pada lupa!

Happy reading!

Bagian Dua Puluh Dua

Mau seperti apapun penjelasannya tetap tidak akan merubah kenyataan bahwa kita tidak lagi bisa bersama




Setetes.

Setetes air mata Ranty jatuh mengenai telapak tangannya hal yang tentu tidak luput dari indra penglihatan Devano karna Ranty yang bertanya apa gelangnya bagus sambil menyodorkan tangan kemudian kembali menurunkan tangannya.

Devano perlahan menggenggam tangan Ranty yang terdapat setetes air mata perempuan itu Setelahnya Devano dapat merasakan punggung tangannya basah karna tetes demi tetes air yang keluar dari pelupuk mata kekasihnya.

Sebelah tangan Devano ia gunakan untuk mengusap rambut Ranty. "Ran.. Kamu kenapa lagi? Aku udah jelasin semuanya, kan?"

"Hiks.. Kamu mau jelasin.. Hiks ataupun enggak gak akan mengubah kenyataan kalau kamu sekarang udah bukan milik aku.. hiks.. dan gak akan pernah jadi milik aku seperti impian aku selama ini. Hiks.. " Ranty mengusap pipinya yang basah tak lupa juga mengusap bagian bawah hidungnya yang berair.

" Gak Ran.. Aku milik kamu aku akan jadi milik kamu begitupun juga sebaliknya kamu akan jadi milik aku kita akan memiliki satu sama lain. Kita bakalan hidup sama-sama kayak janji kita selama ini." Devano menyanggah pernyataan Ranty bagi Devano tidak ada yang berubah ia milik Ranty dan Ranty miliknya tidak akan ada yang bisa merubah takdir mereka.

Devano terlalu yakin, apa dia tidak ingat bahwa tuhan bisa saja merubah takdir manusia yang ada didunia?

"Tapi, aku takut Dev.. Hiks.. Aku takut kehilangan kamu.. Hiks.. Aku sama siapa kalau gak ada kamu selama ini yang selalu ada disamping aku cuma kamu .. Hiks.. Sekarang kamu udah nikah gak mungkin buat aku untuk terus bersama kamu.. " Ranty tidak dapat mempercayai kata-kata Devano mengingat sekarang status kekasihnya adalah suami orang.

" Kamu gak akan kehilangan aku. Aku bakalan terus ada di samping kamu sampai kapanpun. Jadi, kamu gak perlu takut ya Ranty." Devano terus berusaha menenangkan Ranty yang kembali menangis mengusap rambut sesekali mengusap bahu kekasihnya yang bergetar.

"Hiks.. Tapi gimana caranya Dev? Hiks gimana caranya kamu bisa selalu ada disamping aku kalau kamu udah jadi suami orang kamu udah punya istri apa kata istri kamu dan apa kata orang-orang kalau aku dan kamu masih berhubungan satu sama lain."

"Aku gak peduli Ran.. Aku gak peduli apa kata dia apa kata orang aku akan selalu ada untuk kamu karna aku milik kamu." Devano terus meyakinkan pada Ranty bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Aku.. hiks.. Udah.. "Ranty menelan salivanya yang sedari tadi rasanya sulit untuk dia telan.

Ranty menghela nafas sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya." Aku udah gak berhak ngobrol sama kamu, aku udah gak berhak ketemu sama kamu, aku udah gak berhak atas kamu. Karna kamu milik orang lain Dev. " Ranty buru-buru bangkit dari tempat duduk dan mengambil tas selempang seraya menyampaikan ke sisi tubuhnya kemudian bergegas ingin pergi.

Ranty tidak sanggup ia tidak sanggup jika harus kehilangan Devano tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa semuanya sudah terjadi andai Devano membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan Ranty dan menolak perjodohan semuanya tidak akan seperti ini Ranty tidak akan sesakit ini.

D2 [complete] || Series Ke-1Where stories live. Discover now