D2 (62)

8 0 0
                                    

Bacanya jangan lompat-lompat😤baca dari bagian pertama 👍

Sebelum baca vote dulu dan komennya jangan lupa

Happy reading!

Bagian Enam Puluh Dua

Jangan terlalu memikirkan orang yang sedang bahagia setelah bikin kamu sakit


Matahari sudah menampakkan dirinya diufuk Barat suara ayam berkokok mungkin akan terdengar samar-samar dibeberapa tempat namun, tidak dengan wilayah perkotaan yang pagi-pagi sudah disambut dengan polusi, kemacetan dan suara klakson yang sedang bersahut-sahutan.

Devano membuka mata ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya sepertinya ia menunjukkan gejala tidak enak badan.

Dia juga merasakan perutnya yang mual dan terasa sakit mungkin ini efek dia yang sama sekali tidak menyentuh makanan dan minuman seharian semalaman hanya segelas susu di pagi hari kemarin.

Ia berusaha untuk bangun dan langsung memegang kepalanya yang terasa ingin pecah sakit sekali rasanya ia tidak jadi bangun dan kembali merebahkan tubuhnya.

Devano menempelkan punggung tangannya pada dahinya sendiri sepertinya ia demam karena ia merasakan suhu tubuhnya lebih panas dari biasanya.

Sekarang ia harus bagaimana rencananya hari ini ia hendak mencari pekerjaan agar cepat keluar dan tidak berhubungan dengan gadis pemilik penthouse ini tapi, sekarang dirinya malah sakit.

Dan lebih parahnya ia ingin ke kamar mandi karna merasakan kandung kemihnya sudah penuh. Bagaimana ia bangun dan berjalan jika kepalanya saja sangat sakit?

Dafychi. Hanya satu orang itu yang bisa membantunya saat ini. Tapi, tadi malam bukannya Dafychi mengatakan jangan sampai sakit karna itu akan lebih merepotkan gadis itu. Pasti gadis itu tidak mau membantunya.

Devano memukul guling yang ada di sampingnya, kenapa sekarang dirinya bisa jadi begini?

Tepat saat Devano memikirkan Dafychi gadis itu datang dengan sebaskom air dan handuk kecil ia juga membawa bubur dan air putih.

Sepertinya gadis ini sudah tahu akan Devano yang sedang terserang demam dipagi hari.

"Tadi sebelum kamu bangun aku ke kamar kamu ngecek keadaan kamu ternyata kamu demam. Aku gak akan lancang. Boleh aku kompres dahi kamu?" tanya Dafychi meminta izin ia duduk di pinggiran kasur dekat Devano.

Devano tidak terlalu fokus dengan pertanyaan Dafychi ia sedikit bergerak tak tentu arah karena ia sangat benar-benar ingin menuntaskan hajatnya ke kamar mandi.

"Kamu kenapa?"

"Gue mau ke kamar mandi. " Suara Devano seperti orang yang tengah mengalami panas dalam tidak terlalu jelas tapi, bisa didengar dengan baik oleh Dafychi.

" Mau aku bantu? "

Devano mengangguk ia tidak punya pilihan selain minta bantuan pada gadis itu.

Dafychi membantu Devano ia membangunkan tubuh Devano perlahan terlihat suaminya itu tengah kesakitan pada bagian kepala.

Devano terus memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit sekarang pandangannya sedikit berkunang-kunang dan seperti melayang.

Laki-laki itu duduk sejenak menetralisir sakit dikepalanya bahkan, tanpa disadari ia sudah memegang tangan Dafychi dengan erat.

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang