D2 (47)

9 0 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow dan tekan

Happy reading!

Bagian Empat Puluh Tujuh

Karena ia tidak mungkin memutuskan hubungan dengan pacarnya untuk melanjutkan pernikahan



Devano yang ditatap seperti itu hanya menampilkan wajah datar dirinya juga membalas menatap mata gadis yang hadir dalam kehidupannya selama seminggu ini. Tak lama, karena memang Devano tidak ingin berlama-lama bertatapan dengan gadis sialan ini.

"Kamu yakin sama dia?" tanya Dafychi.

"Yakin. " Devano menekankan satu kata itu pertanda bahwa memang tidak ada keraguan dalam hatinya untuk Ranty.

" Kamu bahagia sama dia?"

"Kenapa enggak?"

" Jadi, kamu tetep mau nikah sama dia? " tanya Dafychi sekali lagi.

" Tentu. Karna gak mungkin gue mutusin dia cuman buat lanjutin pernikahan kita. " tegas Devano.

Ia tidak mencintai Dafychi jadi, mau apa.

" Oke. Aku gak mungkin untuk maksa kamu kalo kamunya udah yakin sama keputusan kamu. " Dafychi berhenti sejenak kemudian melanjutkan kalimatnya." Aku harap kalian bahagia bukan cuman salah satu dari kalian tapi berdua. "

" Dev kalo kamu gak bahagia atau terjadi apa-apa temuin aku. " ujar Dafychi.

" Gue bakalan bahagia gitu kalo temuin lo? " ucap Devano sinisnya.

" Aku bakalan jadi tempat buat singgah sebelum kamu lanjut ke tujuan kamu."

"Ran, titip suami aku. Aku yakin kamu pasti akan jadi orang paling bahagia. Minggu depan akan jadi hari yang membahagiakan buat kamu, kamu bisa menikah dengan orang yang selama ini kamu cintai, kamu juga akan memiliki apa yang ingin kamu miliki. "senyum kembali merekah di bibir Dafychi.

Dafychi menghela nafas sebentar kemudian mengambil sesuatu di tas menaruh nya di atas meja depan sofa.

" Aku kembalikan yang pernah kamu kasih ke aku. Apartemen, uang sama hp. Aku ngerasa gak enak. "

" Bagus kalo lo sadar diri dengan ngembaliin ini semua ke gue. Lo emang gak berhak dapetin ini semua. Sekarang lo pergi! " usir Devano ia tidak ingin berlama-lama berada di dekat gadis sialan ini.

" Kalo aku boleh tanya. Kenapa kamu gak lanjutin pernikahan kita aja?" sebelum pergi Dafychi ingin bertanya mungkin untuk yang terakhir kalinya.

"Karna gue cinta sama Ranty dan gue maunya dia yang dampingin gue bukan lo. Gue nyesel udah mau nikah sama lo. " jawab Devano.

" Lo denger kan? Gue yang lebih berhak buat ada disamping Dev bukan lo. " timpal Ranty masih dengan kekesalannya.

" Dan, satu lagi gue ingetin sama lo jangan ganggu gue, jangan ngatur-ngatur hidup gue mau gue sama siapa, lo gak punya hak apa-apa sama hidup gue. " lanjut Devano.

Tak lagi menjawab Dafychi memilih untuk menuruni anak tangga sepertinya yang tadi sudah cukup.

Devano maunya Ranty, ia menginginkan perempuannya itu bukan Dafychi jadi, untuk apa juga Dafychi memaksa.

Bukan Dafychi mempermainkan pernikahan ataupun tidak ingin berjuang hanya saja prinsip Dafychi jika orang tersebut tidak mau untuk bertahan bersamanya maka untuk apa dipaksa kalau pada akhirnya hanya akan menyakiti kedua belah pihak.

D2 [complete] || Series Ke-1Where stories live. Discover now