23

761 136 48
                                    

Triple update done ya...
Jangan lupa ngerusuh
Happy reading
.
.
.

Sebutlah Ara benar-benar menggunakan kekuasaan Yoongi di sekolah dengan sangat baik. Sebenarnya hal ini bukan keinginan Ara, tetapi jika mengingat dia harus pulang ke rumah untuk mengganti seragam kemudian pergi ke sekolah, berapa waktu yang harus dia habiskan di jalan? Lebih tepatnya jam berapa dia harus bangun?

Ara memutuskan bolos hari ini dengan menyuruh Yoongi mengabari pihak sekolah. Gadis itu tidak peduli alasan apa yang duda tua itu utarakan, yang jelas saat ini dia masih bergelung manja di balik selimut di atas ranjang empuk milik Yoongi. Entah angin apa yang membuat pria itu bersikap lembut pada Ara kemarin malam dan dengan sukarela membiarkan gadis itu tidur di kamarnya sementara dia tertidur di atas sofa di ruang TV.

Ketukan lirih terdengar, sebelum ranjang yang ditiduri Ara memantul pelan. Gadis itu dapat merasakan sebuah bibir mungil menciumnya di pipi.

"Selamat pagi Eomma, aku hanya ingin menyapa. Aku senang kau tidur di sini," bisik Bora, tangan kecilnya mengusap lembut pipi Ara, sementara gadis itu masih memejamkan mata meski dirinya sudah terbangun.

Bora sangat manis, pasti menurun dari ibunya, huh, ya mana mungkin menurun dari duda arogan itu.

Ara benar-benar merasa lebih baik dari hari kemarin, hatinya menghangat meski ia menyadari ada hal berat yang harus dihadapi nanti. Ara tak seharusnya terus berlari dan menghindari masalah bukan? Ada Jimin dan sang ibu yang harus mengetahui rencana pernikahannya, belum lagi calon mertua yang entah bagaimana sikapnya nanti saat bertemu Ara. Sentuhan lembut Min Bora itu seolah memberikan kekuatan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Selamat pagi rubah kecil," ucap Ara serak, memutuskan membuka matanya dan hal itu membuat Bora membelalakkan mata tak enak hati.

"Astaga, Eomma jadi terbangun gara-gara aku. Maafkan aku Eomma." Gadis itu menunduk, menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

"Hei, kau tidak salah, Eomma-mu saja yang tidurnya seperti kerbau. Sudah siang kok." Itu Yoongi, pria itu sudah terlihat rapi dengan pakaian kerjanya, Ara bahkan tidak tau kapan pribadi itu masuk kamar dan mengganti pakaiannya di sana.

Ara memicing menatap Yoongi, mendengkus keras seolah lupa kebaikan pria itu semalam, tetapi kemudian ia tersenyum ramah ketika berpaling pada Bora. "Eomma memang sudah bangun kok, tadi pura-pura saja agar Eomma mendapat ciuman selamat pagi dari Bora."

"Benarkah?"

"Mn." Ara mengusak pucuk kepala Bora gemas, sebelum mengalihkan pandangan pada Yoongi yang duduk di sisi ranjang, mau tak mau Ara harus mencium harum musk menenangkan itu lagi dari sang pria, "kau sudah mengizinkanku hari ini ke pihak sekolah, kan?"

"Sudah, tenang saja. Bagaimana keadaanmu, sudah lebih baik?"

"Mn, terima kasih."

"Eomma, kau sakit? Kenapa mata Eomma seperti Elmo lagi? Tapi tidak sebesar dulu sih. Eomma sakit atau sedih? Apa gara-gara terjatuh kemarin?" tanya Bora, sorotnya berpendar khawatir.

Astaga tolong jangan ingatkan aku pada peristiwa memalukan itu lagi?

"Oh, eum ... Eomma baik-baik saja, hanya terlalu lama tidur, jadi mata Eomma bengkak lagi. Bora jangan khawatir, ok?"

Bora menatap Ara saksama, tampaknya benar-benar khawatir dan sekaligus tengah berharap. "Apa pulang sekolahku nanti Eomma masih akan ada di sini?"

Ara sedikit bingung harus menimpali apa karena kenyataannya dia harus pulang ke rumah untuk menjelaskan semuanya. Bagaimanapun, masalah berlarut-larut di antara dia dan sang kakak harus segera menemui titik akhir. Ara menatap Yoongi meminta pertolongan.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Donde viven las historias. Descúbrelo ahora