31

29.7K 2.1K 1.2K
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 1,5k vote - 1,2k komen for the next chapter •

••••

"Hanya dia sosok Ibu yang aku kenal. Karena untuk Ibu kandungku sendiri, aku bahkan tidak tahu seperti apa bentuk wajahnya."

Evelyn terhenyak. Ia terdiam seribu bahasa mendengarnya.

"Ayo, makan lagi sayang." Pria itu kembali mengarahkan potongan pizza ke dalam mulut Evelyn.

Dalam keheningan mereka menikmati pizza itu. Dengan Evelyn yang tak mengalihkan atensinya sedikit pun dari Romeo. Dari pria yang masih terlihat begitu tenang usai mengucapkan seloroh kalimat bermakna dalam.

Evelyn yakin, pria itu sedikitnya pasti menyimpan kesedihan.

"Romeo." Evelyn memanggil membuat Romeo menoleh ke arahnya.

"Iya? Kenapa sayang?"

Evelyn meneliti rona wajah Romeo. Masih sama dan tak berubah. Pria itu terlihat seperti baik-baik saja. Namun jika dipandang lebih dalam dari sudut matanya, ada yang berbeda. Dan Evelyn dapat merasakannya.

"Kenapa hm? Ada yang kau pikirkan?" Tanya Romeo, ia mengusap pipi Evelyn dengan tangan kirinya yang tidak kotor.

"Harusnya aku senang," tutur Evelyn, membuat Romeo mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Harusnya aku merasa menang karena aku berhasil membalasmu. Membalas semua kejahatan yang kau lakukan yang membuatku merasakan banyak kehilangan."

Air mata Evelyn jatuh tanpa kedipan. Rasa sakit itu datang lagi. Rekaman kejahatan Romeo berputar kembali di kepalanya.

"Harusnya aku merayakan kesedihanmu kan, Meo?" Tuntut Evelyn meminta jawaban. Jawaban yang merupakan sebuah validasi akan keharusan yang mestinya ada di hatinya sekarang.

"Tapi kenapa justru aku merasa kasihan?"

Evelyn mulai terisak, ia membenci gemuruh di hatinya yang tidak bisa dikendalikan.

"Kenapa aku tidak tega dan merasa bersalah melihat kau dan keluargamu hancur berantakan. Kenapa Meo? Kenapa aku merasakan hal yang tidak seharusnya. Kenapa rencanaku tidak berjalan dengan semestinya?"

Kenapa seperti ini? Ini bukan bagian dari rencananya.

Romeo mengusap air mata Evelyn yang berjatuhan dengan ibu jarinya. "Karena Evelynku adalah gadis yang baik," sahutnya, membuat Evelyn kian terisak di buatnya.

Setelahnya pria itu membawa Evelyn dalam pelukan. Mengusap punggung rapuh istrinya itu pelan-pelan. Memberikan dekapan yang menenangkan, menunggu dengan sabar Evelynnya mengungkapkan semua kesedihan.

"Kenapa kau malah membelaku disaat kau tahu bahwa kejadian itu adalah ulahku sendiri?" Fakta bahwa Romeo sedari awal mengetahuinya membuat Evelyn kian merasa bersalah pada Zoya.

"Aku tahu rasanya tidak punya Ibu. Aku tahu bagaimana sakitnya kehilangan figur itu," adu Evelyn.

"Tapi sekarang... sekarang justru aku membuat orang lain malah merasakan hal sepertiku. Aku membuatmu juga kehilangan sosok Ibu. Aku... maafkan aku Meo. Aku salah."

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang