33

25.9K 2.1K 487
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

Part ini cukup penting.
Semoga kalian nggak loncat-loncat bacanya:v

••••

Semula Evelyn kaget mendapati kehadiran Zoya di sini. Namun akhirnya mereka berakhir duduk di kursi panjang halaman belakang. Katanya, ada yang ingin wanita itu sampaikan; tentang Romeo.

Namun sudah setengah jam berlalu, Zoya masih diam saja. Wanita itu belum sama sekali membuka suaranya.

"Apa yang ingin anda katakan?" Tanya Evelyn.

Zoya memejamkan matanya. Hembusan nafas panjang nampak wanita itu keluarkan. Hembusan nafas yang beraroma lelah, seakan Zoya sudah mulai menyerah dan mengakui kesalahannya.

"Aku menyayangi Romeo," tutur wanita itu, membuka suaranya dengan kalimat pengakuan. Bahwa ia, benar-benar tulus menyayangi Romeo. Putranya.

"Kau tahu Evelyn? Sejak pertama kali aku masuk ke keluarga Almahera sebagai seorang maid, aku langsung merasa nyaman. Sebab sang pemilik rumah memperlakukanku dengan baik." Zoya tersenyum di akhir kalimatnya. Mungkin, wanita itu sedang membayangkan masa-masa itu, masa-masa dari apa yang diceritakannya.

"Saat itu Romeo masih kecil, dia baru berusia empat bulan. Tapi sayangnya, dia harus kehilangan Ibunya. Bahkan disaat dia belum bisa mengingat wajahnya."

"Ibunya?" Gumam Evelyn pelan.

Kalimat Zoya barusan mengingatkannya akan perbincangannya dengan Romeo kala itu, dimana Romeo juga mengatakan bahwa ia tidak mengenal wajah Ibunya sendiri.

"Apakah Ibu Romeo... s-sudah meninggal?" Zoya menoleh ke arah Evelyn yang melontarkan pertanyaan untuknya. Ia menatap Evelyn lama, lalu menganggukan kepalanya.

"Ya. Karena itulah akhirnya aku menjadi pengasuhnya." Zoya menghela nafas berat. "Karena saat itu aku juga baru saja kehilangan anakku, dia... mati di dalam perutku sendiri." Zoya mengusap perutnya, mengingat kejadian nelangsa dalam hidupnya.

Kejadian dimana ia hamil anak dari kekasihnya, dan pria itu enggan bertanggung jawab akan kehamilannya. Mirisnya, janin tak bersalah dalam perutnya itu justru harus menjadi korbannya. Ia hilang, bersamaan dengan ketidakterimaan pria itu atas kehamilannya.

Zoya mengusap bawah matanya yang basah. Ia menepis dengan cepat bayangan mengerikan itu dalam pikirannya. Tidak. Kejadian itu sudah berlalu dan dia harus melupakan itu.

Zoya menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan dengan matanya yang terpejam. Mencoba menenangkan dirinya sebelum akhirnya melanjutkan cerita.

"Singkatnya. Romeo tumbuh dalam asuhanku, dia tumbuh menjadi anak yang pintar. Aku mengurusnya dengan sepenuh hati seperti anakku sendiri, hingga berakhir dengan Romeo yang juga menganggapku seperti Ibunya sendiri." Zoya tersenyum di akhir kalimatnya, hingga beberapa setelahnya senyuman itu berubah lagi menjadi raut sendunya.

"Hingga suatu ketika, saat dimana Romeo berusia tujuh tahun. Dia tiba-tiba menginginkan seorang adik. Dia memintaku untuk bersedia menikah dengan Ayahnya dan melahirkan adik kecil untuknya."

"Dan.. D-daddy Aron menyetujuinya?" Tanya Evelyn merespon cerita.

Zoya menoleh ke arah Evelyn. "Jika tidak, kau tidak akan mengenalku sebagai Nyonya dari keluarga Almahera, Evelyn." Zoya menjawab dengan membalikkan pertanyaan Evelyn.

Romeo AlmaheraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora