Chapter 2: Spyware - 80% Remaining

43 11 14
                                    

Ellie tersadar.

Hal pertama yang ia rasakan adalah rasa nyeri di kepala bagian belakang akibat goncangan dimensi portal yang bergejolak. Gadis itu tahu, sejak keberangkatannya dari sekolah hingga sampai di tempat asing ini tidaklah memakan waktu lama. Namun, Ellie merasa seperti sudah berhari-hari terombang-ambing. Belum lagi ia sempat melihat Senya juga diseret ke dalam portal. Ellie berpikir, mungkin empat siswa lain seperti Senya diminta menemani anak-anak Golden Ticket yang terpilih menyelesaikan misi. Atau justru malah ... mengawasi mereka?

Apapun kebenaranya, dalam keadaan setengah sadar, Ellie berusaha memindai sekitar sembari bergumam memanggil nama Senya Hanzer. Pun, ia merasakan tubuhnya tertelungkup di atas benda lain. Pikirannya merespons kalau tubuhnya sedang memeluk tanah, tetapi begitu jemari Ellie meraba-raba, jelas yang sedang ia tindih merupakan sesuatu yang berbeda. Seperti ... badan seseorang.

Tepatnya, badan seorang laki-laki.

"Oh, kau sudah bangun rupanya?"

Mendengar suara asing yang bukan berasal dari Senya Hanzer, Ellie refleks mengangkat tubuh. Pandangan mata yang tadinya samar-samar, seketika berubah jernih. Gadis itu bisa menyaksikan tubuhnya benar-benar sedang menduduki seorang laki-laki.

"Kalau dilihat dari dekat, kau imut juga ya, Ellie Unibell."

Sebuah tamparan tepat mengenai pipi kanan lelaki itu. Ellie lekas melonjak menjauhi lelaki yang terlihat familiar itu. Wajahnya yang putih pucat kini berhasil menciptakan jejak telapak tangan Ellie. Ia mengeluh sembari mengelus pipi kanannya. "Apa yang sudah kau lakukan padaku di gang gelap ini?!"

"Hei, tenanglah," kata lelaki itu dengan nada tidak bersalah. Matanya yang merah gelap serupa darah manusia itu memandang Ellie lekat. Ada tato seperti kartu As sekop di bawah mata kanan, membuat Ellie berasumsi apakah orang ini maniak judi atau seorang pesulap amatir? Apapun itu, Ellie jelas merasakan ada aura penuh hasrat meluap-luap di sekitar tubuh lelaki itu. "Aku tidak melakukan apapun padamu, belum. Sejak awal kedatangan kita di sini, kau sudah meniduriku, loh. Jadi, bukan salahku. Lagipula, aku tidak masalah kok." Di akhir katanya, lelaki itu mengedipkan sebelah mata.

Mendengar omongannya yang blak-blakan dan terkesan ngawur, Ellie berniat ingin berteriak, tapi pikirannya lekas menghentikan aksinya itu. Ia hampir melupakan tujuan utamanya mencuri Cermin Bulan Biru yang ada di suatu tempat di Rainvylle. Sekarang, bukan waktunya mengurusi hal yang tidak penting, apalagi dari tatapan lekat yang dilontarkan lelaki ini, ia tidaklah berbohong. Ellie tahu bagaimana reaksi orang-orang yang berbohong. Mereka cenderung memperlihatkan bahasa tubuh khusus seperti menjauhi kontak mata atau gerakan tubuh yang kaku. Namun, lelaki ini sebaliknya. Ia terlihat begitu santai. "Aku anggap kau berkata jujur, meskipun aku masih meragukannya," ujar Ellie. Gadis berambut kuncir kuda itu merapikan pakaian yang semrawut sembari mengambil Mr. Betelgeuse yang tergeletak tak jauh dari posisinya. "Kuharap kau dapat berguna melebihi Senya Hanzer karena kita akan mengambil benda berharga."

"Aku tidak diberitahu tentang itu dari Professor Valkyrae, jujur saja." Lelaki itu berkata lagi. Kepalanya dimiringkan menandakan ia bingung. "Katanya aku bisa menemukan banyak wanita cantik, jadi aku menyetujui. Meskipun aku tahu ia akan tetap memaksa."

"Oh bagus, rekan satu timku ternyata seorang buaya darat."

Lelaki itu tertawa renyah kemudian ia bangkit. "Namaku Astra. Astranyx Earl Ararona dari Red Malekith," ujarnya memperkenalkan diri. "Aku sedikit tahu tentangmu, Ellie Unibelle Betegleuse? Apa aku benar."

Ellie hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia kemudian meneliti tempat ini dengan mengaktifkan holovisi dari jam tangan sihir pemberian Lord Betelgeuse sehingga visual hologram komputer terpampang jelas. Salah satu kemampuannya yang dinamakan EAN—Ellie's Area Network. Ellie menekan tombol scanning pada salah satu menu yang tertera di sana. Ketika aktif, radar EAN akan mengeluarkan gelombang sihir yang dapat memindai situasi dan kondisi dalam jangkauan 5km. "Misi yang akan kulakukan adalah mencuri Cermin Bulan Biru. Sekarang, aku belum mendapatkan informasi detail mengenai situasi persisnya seperti apa. Oleh karena itu, aku berharap kau bisa bekerja sama, Astra."

Masquerade of The GuiltyWhere stories live. Discover now