[EPISODE 29] - Blue Wave

952 153 14
                                    

[BREAKING NEWS]

Dibebaskan, Ini Dia Pelaku Penyerangan Alex Christo Buntut Cinta Segitiga dengan Valerie Misora.

Ditulis ole: Chico Reza Brahma

-

Ponsel kantor Hasta berbunyi nyaring, kontak Maria muncul dengan jelas di layar, tepat beberapa menit setelah artikel itu terbit. Hasta mendesah, tak niat menjawab, dia tahu apa yang akan Maria bicarakan, dan Hasta memilih mengabaikannya, mematikan total ponsel tersebut agar setidaknya dia lebih tenang dalam masa cutinya—harapannya begitu.

Beralih ke ponsel pribadinya, di mana notifikasi group chat Ruang Kosong seketika menggila setengah jam setelah artikel tersebut rilis dan artikel-artikel lain dari portal media lain menyusul ke permukaan, membuat nama Alex Christo dan Valerie Misora kembali muncul trending topik, diikuti satu nama asing yang sebelumnya tidak pernah terdengar.

Tak lama, kontak Sashi muncul, meneleponnya. Bukan Valerie yang namanya paling dicari saat ini, yang setiap artikel baru yang menyebut namanya selalu penuh dengan berbagai hujatan. Bukan juga Lingga yang jadi kambing hitam. Tapi Sashi Azkiyana.

Tentu. Mereka tahu bagaimana Sashi memperjuangkan dengan sungguh agar Lingga keluar dari penjara, yang kehidupannya seketika berantakan karena lelaki itu masuk penjara, yang bahkan teman-temannya yang lain tidak bisa membantunya, yang kebahagiaannya kemarin setelah berhasil mengeluarkan Lingga dari penjara dihancurkan seketika oleh Hasta, temannya sendiri. Masih sudikah Sashi menyebut Hasta sebagai teman?

Hasta mendesah. Dia ingin mengabaikan panggilan telepon tersebut, tapi jari kakunya justru bergerak sebaliknya.

"Halo?" sapa Hasta dengan pelan.

"Bilang sama gue kalau apa yang gue pikirin sekarang itu salah," todong Sashi langsung tanpa aba-aba, mengabaikan sapaan Hasta.

Lelaki itu diam, mendengarkan deru napas Sashi di seberang sana yang terdengar begitu bergemuruh panik.

"Hasta, jawab gue!" suaranya menekan keras.

"Emangnya apa yang lo pikirin?" tanya Hasta, tetap berusaha tenang.

"Bukan lo yang ngebocorin informasi soal Lingga, kan? Dan kenapa tiba-tiba jadi Val terlibat affair sama Lingga? Ta, please …, bukan, kan?" Sashi terdengar begitu memohon.

Hasta menyandarkan punggungnya di kursi tempat dia duduk, membuang napas panjang, lalu menatap sekitar. Ini di rumah sakit, lorong yang terasa begitu sepi, dan di mana pun sudutnya, rumah sakit selalu jadi sesuatu yang mencekam. Hasta tidak suka di sini, terlebih ketika dia menjadi seseorang yang tak bisa berbuat apa-apa untuk kesehatan ibunya, juga menenangkan adik-adiknya.

"Iya, gue, Shi," jawab Hasta dengan suara pelan.

"Hasta, kenapa—"

"Gue tutup, ya. Sorry …." Entah permintaan maafnya yang begitu singkat itu sampai atau tidak. Yang jelas, menyesal pun tak ada gunanya, semuanya sudah terjadi. Dan Hasta rela jadi seseorang yang kehilangan teman-temannya yang baik, juga pacarnya yang masih dia cintai.

Kemarin siang saat cuaca begitu terik, Hasta duduk di sebuah kafe di dekat kantor salah satu portal media yang juga namanya begitu besar—bukan tempatnya bekerja. Setelah memutuskan untuk mengambil seluruh cuti tahunannya, Hasta mampir sejenak ke sana untuk menemui seseorang sebelum pergi ke rumah sakit.

Chico Reza Brahma.

Lelaki itu berjalan santai menghampiri Hasta meski dalam benaknya, terdapat tanda tanya besar perihal alasan Hasta mengajaknya bertemu.

"Wih, ada apa, nih?" tanyanya setelah duduk di hadapan Hasta. Dia menyugar rambut hitamnya yang agak panjang ke belakang, menatap Hasta dengan serius tapi juga santai.

Ruang KosongWhere stories live. Discover now