[ 08 ]

79 3 0
                                    

Dengkuran halus berbunyi dari sebuah kamar yang ditempati oleh Javier, Raga, dan juga Juan. Tidak usah ditebak yang tidur sambil mendengkur ialah Raga juga Juan kecuali Javier yang normal.

Satu kamar berisi 2 orang dan dikarenakan mereka ber7 alhasil Javier Raga juga Juan satu kamar 3 orang, dengan Kaivan sama Aksa, juga Kana sama Lingga.

Karena dengkuran 2 mahkluk aneh itu membuat Javier bangun dari tidurnya karena merasa terganggu.

Bukk

Javier melempar bantal guling nya mengenai raga juga Juan tetapi nihil, dua orang itu tidak terusik sama sekali dari tidurnya.

"Ni dua bocah tidur apa tidur sih ganggu amat orang tidur," keluh Javier.

"Oi bocah bangun kek nih gue ga bisa tidur lagi gara2 kalian ngorok,"

Merasa tidak ada pergerakan dari dua orang itu segera Javier keluar kamar menuju dapur entah apa yang akan dia buat.

Tak berselang lama Javier balik lagi ke kamar sembari membawa dua tutup panci lalu dia hentakkan kedua tutup panci tersebut hingga mengeluarkan bunyi yang sangat amat berisik dan barulah dua mahkluk tersebut bangun.

Prang.. prang..

"Arkh!!" Raga teriak karena suara yang sangat berisik menusuk Indra telinganya.

"Bang Javier!" Lagi dan lagi Raga teriak, tetapi kali ini berbeda ia berteriak menyebutkan nama Javier.

Javier yang melihat itupun tertawa cekikikan lalu keluar kamar tanpa rasa dosa nya.

Skip

"Wih serunyaa," ucap Raga yang sedang bermain layang-layang.

"Woi Raga Lo mau hitam kah main layang-layang di panasnya terik ini,"

"Gw gabut soalnya."

"Btw kok Kana gak muncul2 ya?" tanya Javier.

"Lagi dikamar tadi gw ajak keluar katanya ntr nyusul,"

"Ada apa lagi tu bocah," ucap Kaivan sambil menggelengkan kepalanya.

Skip.

"Kana," panggil Aksa.

"Kenapa bang?"

"Ikut gw,"

"Mau kemana? Aku mau ngerjain pr,"

"Gausah banyak alasan, ikut gw urusan pr bisa nanti malem." ketus Aksa.

Sesampainya di depan.

"Bang gw izin bawa Kana ya,"

"Mau kemana? Jangan sampe Lo celakain Kana,"

"Ngga bakal, gw cuma bawa dia di tempat tongkrongan biasa,"

"Jangan malem-malem pulangnya,"

"Udah pasti, gak janji,"

"Sialan Lo," maki Kaivan.

••••

Kini Aksa sedang mengendarai mobil menuju suatu tempat. Kana pun tidak tau kemana mobil itu berjalan, yang ia pikirkan sekarang adalah nyawanya.

Tiba-tiba Aksa menuju ke arah sebuah mansion besar yang tertutup dan tidak ada yang tau kalau di tempat itu terdapat mansion yang besar dan megah.

Aksa sudah keluar mobil dan segera menarik Kana keluar dari mobil juga,

"Ini tempat apa bang?"

"Gausah banyak tanya, Sekarang ikut gw,"

Aksa menarik Kana untuk masuk ke mansion besar itu, ketika mereka tiba di depan gerbang mereka langsung di sambut oleh beberapa satpam.

"Silahkan masuk tuan." Ucap satpam tersebut sambil membungkukkan setengah tubuhnya.

Kini mereka sudah berada di dalam mansion tersebut dan lagi lagi Kana terpaku melihat betapa indahnya dalam mansion tersebut.

Terdapat karpet merah, dengan hiasan lampu emas yang mengkilat serta tangga yang di lapisi emas yang tebal.

"Aksa."

Terdengar dari tangga suara bariton pria. Pria itu memakai jas lengkap berwarna hitam serta dasi berwarna merah yang tertata rapi di bidang dadanya.

"Pap-"

••••

Penasaran gak sama kelanjutan nya, ditunggu okeyy

 Another LUKA [ On Going ]Where stories live. Discover now