『 02 』

2.5K 167 25
                                    

- ooc
-
[name] terbangun saat merasakan handphone milikya bergetar karena alarm. dirinya menatap jam yang terpajang di kamar Rin. dirinya benar-benar menginap di rumah Rin.

perlahan [name] terbangun. tubuhnya kini sudah memakai baju dan celana milik Rin. [name] betjalan walau sedikit pincang. dirinya kini mencari keberadaan Rin.

"chibi-chan?" panggil Rin. terlihat Rin yang bertelanjang dada sambil menyiapkan sarapan untuk dirinya dan [name].

Rin memeluk [name] dan melingkarkan tangannya ke pinggang [name]. "Rin setelah ini aku balik ke apartemen ya," ucap [name] memandang Rin yang sibuk makan.

Rin menatap [name] sesaat dan mengangguk pelan. "ya nanti aku anterin," sahut Rin pelan.

keduanya melanjutkan sarapan dengan tenang tanpa gangguan sedikitpun.

-

Rin menghidupkan motor miliknya. memakai hoodie dan helm agar tak ada yang tau dirinya.

[name] duduk dikursi menatap Rin yang sibuk memanaskan motor. kedua kaki [name] masih sedikit sulit digunakan berjalan.

"ayo," ucap Rin merangkul tangan [name]. dirinya menggendong [name] dan menempatkan di jok motor Rin. kedua tangan Rin mengarahkan tangan [name] untuk memeluk dirinya. "peluk," Rin dengan cepat melajukan motor miliknya.

kecepatannya sedang, tak cepat namun tak pelan. Rin tak ingin menyia-nyiakan waktu bersama sang kekasih. sekilas Rin menatap spion, menatap raut wajah manis sang gadis.

"jangan bosen ya samaku," ucap Rin sedikit bergumam.

"HAH?" teriak [name] yang tak mendengar ucapan Rin karena menggunakan helm.

Rin menggeleng dan terkekeh pelan. merasa gemas dengan tingkah laku [name]. tangan Rin bergerak, mengusap kaki [name].

-

kini Rin dan [name] terhenti didepan apartemen. [name] bergerak turun, diikuti Rin yang mematikan motor miliknya. Rin melepas helm yang dipakai [name] dan mencium keningnya sekilas.

"dadah," ucap [name] melambaikan tangan ke Rin.

Rin tersenyum tipis dan melambaikan tangan. dirinya kembali menyalakan motor dan kembali pulang.

[name] terus menatap Rin hingga hilang dipandangannya, setelahnya [name] segera menuju apartemen miliknya.

kaki mungilny melangkah, menuju lift untuk naik ke apartemen miliknya.

"[name]," panggil pria dibelakang [name].

[name] segera menoleh, menatap pria jangkung yang hampir mirip dengannya. kacamata hitam yang menempel pada matanya dan jas hitam yang masih terpasang rapi.

"kakak," ucap [name] pelan. dirinya menghampiri satu-satunya saudara yang dimilikinya.

"ikut kakak, kakak mau ngomong. kakak ga terima alasan."

-

Gojo Satoru, salah satu makhluk hidup yang memiliki banyak penggemar. wajah tampan dengan tinggi badan diatas rata-rata. para wanita pun tak sedikit yang jatuh hati pada pria satu ini.

senyum menyebalkan dengan kacamata hitam khasnya yang selalu membuat jatuh hati. namun, dirinya masih belum memiliki pujaan hati hingga saat ini.

-

"jadi?" tanya [name] menatap kedua manik mata Gojo.

bukan mendapat jawaban, namun hanya gelengan kepala. Gojo fokus memainkan benda kotak pipihnya.

hubungan saudara tersebut memang canggung. terlebih Gojo dan [name] yang sudah lama tak bertemu. komunikasi hanya beberapa kali dalam seminggu, itu pun karena [name] meminta uang saku miliknya.

"kamu pernah denger kalimat,

mereka yang terpandang harus bersanding dengan yang sejajar,

kalimat yang ga asingkan?"

Gojo kembali diam setelah berbicara. tak ada lagi kata yang ia keluarkan. kini dirinya melepas kacamata hitamnya dan menatap kedua manik mata [name].

"tak perlu dijelaskan, kamu pasti tau kan apa maksud kakak."

[name] sekilas mengangguk dan memutar bola matanya malas.

"kakak aku masih sekolah dan berhenti nemuin aku cuma buat bahas ini!" nafasnya tak beraturan. [name] berusaha kembali tenang.

"kamu berhenti berhubungan sama bocah cimol itu, dia cuma pemain bola kan. kamu harus ingat, bersanding dengan yang sejajar."

ucapan sang kakak membuat [name] terdiam. dirinya sadar, marga miliknya masih memiliki darah kerajaan. sekilas dirinya kembali mengangguk.

"lebih baik sakit di awal, okay?" ucap Gojo tersenyum.

-

tak lagi memikirkan perkataan semua orang. [name] semakin hari semakin mencintai Rin. dirinya tak peduli jika dirinya melanggar perkataan sang kakak.

dirinya menatap sosok Rin yang sibuk mengayunkan kaki untuk mengoper bola. bagaikan pemain profesional, Rin menendang bola sekencang-kencangnya.

"apapun nanti endingnya, aku senang mengenalmu Itoshi Rin."

TBC

𝘽𝙊𝙔𝙁𝙍𝙄𝙀𝙉𝘿 ; 𝙄 𝙍𝙞𝙣Where stories live. Discover now