『 03 』❗️

2.7K 143 9
                                    

- ooc
- 18
- lemon tipis tipis

sekilas Rin menatap bulan yang memantul dari kolam ikan. dirinya merenung sejenak, tak jarang melemparkan batu ke kolam.

hawa dingin yang menusuk tak Rin hiraukan. sesaat terdengar bel berbunyi, membuat Rin segera menuju pintu rumah miliknya.

-

"hai'k"

Rin meraih gagang pintu, menggesernya secara pelan. terlihat kini sang kekasih dengan balutan sweater dan membawa sekotak cemilan

"chibi-chan, masuk," ucap Rin menggeser badannya.

[name] mengangguk dan melepas sandal miliknya. dirinya menatap Rin dan tersenyum, "hari ini aku disini ya?"

Rin mengangguk pelan dan membiarkan [name] merebahkan badannya ke sofa milik Rin.

"kenapa tadi ga telfon aku? biar aku jemput di apart," ucap Rin duduk disamping [name].

[name] menggeleng sejenak, "ada kakak di apart, aku milih kabur kesini. Rin ga keberatan kan?"

bukannya menjawab namun Rin menyentil dahi [name]. "jangan kabur, dia kakakmu."

"aku males debat sama kakak lagi, cukup tadi pagi aku debat sama kakak. aku ingin kedamaian malam ini." [name] merebahkan dirinya pada karpet di sekitar sofa.

"mau main sebentar?" tanya Rin menatap [name].

"ya."

Rin turun mendekati [name]. tangannya meraih leher [name] dan mendekatkan bibir keduanya.
Rin melumat bibir [name], mengajak sang kekasih beradu lidah.

dirinya menahan tengkuk dan semakin memasukkan lidahnya.

"Rin... " perlahan Rin melepas ciuman. terlihat saliva yang mulai menetes dimulut keduanya.

tangan Rin bergerak, mencubit pipi [name] pelan. "jadi sange," ucap Rin kembali. dirinya tersenyum dengan wajah memerah.

"satu ronde?" tawar Rin. dirinya menatap wajah [name] yang masih memikirkan tawarannya.

"pake pengaman," ucap [name] singkat. dirinya memeluk leher Rin dan duduk dipangkuan Rin.

"boleh," Rin bergerak. kini kedua tangannya ikut ambil alih. tangan kanannya turun kebawah sementara tangan kiri sibuk meremas kedua payudara miliknya.

Rin menyesap dan mengajak lidah [name] menari. tangannya kini menelusuri area kewanitaan [name]. tangan Rin bergerak dengan lihai.

Rin secara mendadak bergerak. menarik kedua kaki [name] dan membuatnya dibawah tubuh Rin. senyuman Rin berubah menjadi seringai.

"Rin!" [name] sedikit terkejut saat Rin tiba-tiba memasukkan kejantanannya saat lubangnya masih kering.

"ah!"

desahan demi desahan terus keluar. tangan kanan Rin meremas dada [name], sementara tangan kirinya menahan tengkuk [name].

hentakan yang semakin cepat suara-suara erotis yang dikeluarkan. Rin dan [name] sama-sama menikmati permainan kali ini.

kejantanan Rin dikeluarkan, dengan segera Rin mencopot kondom yang menempel pada kejantanannya.

jari telunjuk dan jari tengah Rin bergerak masuk kedalam lubang bawah [name]. gerakan tangannya seperti ombak yang menerjang.

"Rin... " tangan [name] bergerak memegang tangan Rin, pinggulnya bergerak keatas berusaha menjauhi Rin.

"Rin cape... perih," [name] berucap pelan. setelahnya [name] segera cum.

Rin dengan segera menghentikan permainnya. dirinya kini membawa [name] kepelukannya. rambut [name] yang basah akan keringat ia usap-usap dan mencium area wajah [name].

"maaf ya," ucap Rin menatap [name] dengan rasa bersalah. "mau makan apa?" tanya Rin menatap wajah [name] yang terlihat kelelahan.

"mau seblak Rin," sahut [name] menatap Rin dengan puppy eye.

"[name] dirumah dulu sendiri ya, aku beliin dulu," Rin memakaikan [name] kaos miliknya dan menidurkan [name].

dirinya segera mengambil hoodie dan helm miliknya. Rin segera berlari menuruni tangga dan mengambil motor supra miliknya.

namun sebelum menaiki motor, Rin memainkan handphone miliknya.

"Rin?" panggil [name] dari handphone Rin. "kamu belum berangkat kenapa vid call?" tanya [name].

"jangan dimatiin, nanti kalo ada apa-apa sama kamu. aku berangkat dulu ya," Rin menaruh handphone nya pada holder hp pada motornya.

layar handphone menghadap Rin. hingga dirinya mudah menatap [name] yang terlihat diam sambil menatap Rin yang mengendarai motor.

diam-diam Rin men screenshot layar handphone miliknya. setelah mendapatkan hasil yang sesuai, Rin segera menyimpan hasil screenshotnya pada album bernama 'pacar rin'. terlihat ribuan foto, video dan paparazi yang tersimpan rapi.

-

Rin akhirnya sampai pada tempat langganan [name] membeli seblak. dirinya segera memasuki tempat makan tersebut.

"permisi teh, mau seblak ceker pedes level 5 sama es teh satu dibukus semua teh," ucap Rin yang sudah hafal dengan menu favorit [name].

"sebentar ya kak."

Rin segera duduk dikursi yang tersedia. Rin memainkan handphone sesekali memandang wajah [name].

"chibi-chan mau apa lagi?" tanya Rin.

[name] tak menjawab apapun. terlihat wajah [name] yang terlihat tak fokus.

"oke paham," seakan-akan berbincang melalui telepati, Rin memahami apa yang diinginkan oleh [name].

"kakak seblak ceker pedes level 5 sama es teh satu," ucap penjual memanggil Rin.

-

sebelum pulang Rin terlebih dahulu membelikan jajanan ditoko swalayan. dirinya mengambil keranjang dan mengambil beberapa snack yang diinginkan oleh [name].

"Rin!" panggil Bachira sambil menepuk pundak Rin. terlihat keranjang miliknya yang penuh dengan snack kucing.

"tumben Rin? nyetok?" tanya Bachira melihat belanjaan Rin yang berisi jajanan.

"iya sekali-sekali lah," bohong Rin.

"Rin, lu lagi telfonan sama siapa?" tanya Bachira saat melihat sekilas layar handphone Rin.

"hah? nganu itu anu [na- mas Sae iya mas Sae," jawab Rin dengan panik. cara berbicaranya terlihat aneh.

"kaya cewe Rin," ucap Bachira membuat Rin semakin panik.

"itu pacarnya mas Sae!" Rin langsung menyahut.

"oalah mas Sae udah ada pacar to," Bachira tersenyum tipis.

Rin mengangguk. nyaris saja hubungan backstreet nya nyaris ketahuan.

"yaudah pamit dulu, mau mam dirumah gw," ucap Rin berpamitan.

TBC

𝘽𝙊𝙔𝙁𝙍𝙄𝙀𝙉𝘿 ; 𝙄 𝙍𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang