01: Perempuan Gila

862 61 34
                                    

YOU POV

"WA DA DA DA
Running vroom vroom vroom
Like a supersonic
(Let's go)
WA DA DA WA DA DA dallyeo
(Right now)" Wa Da Da - Kep1er

Masuk pada reff kedua, aku dudukkan diri pada sofa ruangan sambil memandang lelaki yang sibuk bersenandung di depan televisi tersebut. Tanpa sadar, senyuman perlahan lekang di wajahku seiring perasaan lelah yang menghinggapi. Rasanya lelah saja selalu mengikuti kesenangan orang lain padahal tubuhku rasanya lelah sekali. Sudah hampir satu jam setengah kami sibuk bernyanyi bersama sambil berdansa semua lagu kesukaan lelaki itu.

Lelaki bernama Yuki ini begitu fokus pada lagu yang ia nyanyikan sampai tak menyadari diriku telah menyudahi kegiatan yang menguras tenaga ini. Aku tak mempermasalahkan rasa suka Yuki yang begitu besar terhadap girlband, namun aku lelah saja setelah melakukan banyak sekali kegiatan seharian ini. Mulai dari beberes rumah, masak untuk makan malam dan siang, mencuci pakaian serta berbagai kewajiban lain yang harus aku lakukan sebagai wanita yang hanya tinggal di rumah. Seolah kehidupanku yang dulu berada diantara banyak lelaki yang selalu melayaniku berubah drastis menjadi posisi yang dialami hampir seluruh wanita di dunia ini, yaitu menjadi mengurus rumah tangga beserta pasangannya.

Aku lelah sekali dan masih belum terbiasa dengan kewajiban ini. Namun, mau bagaimana lagi? Tak ada lelaki yang mau menerima diriku selain Yuki. Aku harus banyak-banyak sadar diri walaupun firasatku mengatakan Yuki sama saja dengan lelaki lainnya yang akan meninggalkanku disaat mereka bosan. Nijiro? Bahkan tak ingin mengetahui kabarku lagi pasca pengusiran yang ia lakukan. Aku tahu ia kecewa, namun aku tak ingin begitu saja mengalah atas rasa kecewa yang aku rasakan juga.

Aku sadar benar atas sifat buruk ku ini, egois, tidak percaya diri, mood gampang berubah drastis, merasa tak berharga sepanjang waktu, tak bisa mengendalikan hawa nafsu yang begitu menggebu-gebu, sering melakukan tindakan impulsif yang menyakiti diri, tak terima dikritik, mudah marah, mudah menangis, mudah menyerah, dan masih banyak sifat buruk lain yang membuatku terlihat seperti perempuan gila.

Beberapa hari yang lalu, kesabaran Yuki menghadapi semua sikap buruk ku sepertinya berada di ambang batas ketahanan dirinya, terasa benar dari reaksi yang ia berikan saat suatu malam aku menanyakan, "Apakah aku pantas dicintai dan apakah ia masih menyukaiku seperti saat kami bertemu?". Berkat pertanyaan yang selalu aku tanyakan padanya setiap malam itulah yang memancing Yuki memberikan jawaban tak terduga untukku, jawaban tersebutlah yang perlahan merubah sikapku yang dahu3lu tak ragu menunjukkan jati diriku padanya berubah menjadi sangat diam dan pasif.

Aku sering sekali tenggelam dalam pikiranku sendiri, bahkan saat Yuki sedang asik menceritakan tentang harinya. Ada banyak hal yang aku pikirkan, mulai dari rasa penyesalanku yang begitu mendalam terhadap Nijiro, sampai nasib Mark Lee, dosen sekaligus anggota DERIUM yang terjebak bersamaku.

Jujur saja, aku sangat merindukan DERIUM. Ternyata benar seburuk-buruknya aku berada di DERIUM, ternyata lebih buruk berada di luar lingkungan itu apalagi pasca video porno yang tersebar di masyarakat.

Aku ingin sekali membunuh Renjun yang telah menciptakan segala kekacauan dalam hidupku, terutama atas lebam dan luka yang ia berikan. Namun tidak untuk Haechan, Jeno, terutama Jaemin. Aku rasa psikiater salah dalam memberikan diagnosa atas penyakit mental yang aku derita, PTSD dan BPD dengan pendekatan Depresi berat? Yang benar saja?! Ada satu penyakit lagi yang aku alami yaitu sindrom stockholm karena aku terus memikirkan lingkungan yang telah menciptakan berbagai kekacauan ini dalam hidupku.

Aku ingin sekali kembali bertemu dan menghabiskan hari bersama lelaki DERIUM. Persetan dengan kenyataan kalau merekalah master sesungguhnya, bukankah sedari awal memang terlihat jelas? Aku ingin kembali berada dalam posisi yang sangat dibutuhkan dan disukai oleh mereka. Bersama mereka aku tak perlu takut para lelaki itu akan meninggalkanku karena aku tahu benar mereka sangat membutuhkanku
Aku tak perlu meminta validasi atas segala ketakutan yang aku rasakan pada mereka karena tanpa diminta pun mereka selalu memberikan kalimat yang ingin sekali aku dengar.

DERIUM (Season 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang