08: Rendah

330 36 22
                                    

YOU POV

Yuki tarik tanganku penuh kekesalan memasuki rumah nenek setelah berhasil aku lerai pertengkaran antara dirinya dengan Nijiro. Aku begitu kacau, apalagi Yuki yang mendapat pukulan bertubi-tubi dari Nijiro sebagai serangan balasan atas serangan yang pertama kali Yuki berikan padanya. Kejadian seperti inilah yang paling aku takutkan terjadi, namun tawa Nanase yang duduk di meja makan sambil memandang ke arah kami berdua sukses menambah kekesalan dalam diri kekasihku tersebut.

"KELUAR KAU SIALAN! KAU YANG MEMBERITAHU NIJIRO ALAMAT KAMI KAN?" suara Yuki begitu menggelegar dalam ruangan ini. Yuki lepaskan cengkeraman tangannya di lenganku lalu berjalan menghampiri Nanase. Nenek yang melihat amarah Yuki hanya bisa berjalan dengan tertatih ke arahku untuk membawa diriku ke dalam pelukannya.

Nenek pun bertanya padaku, "Kamu baik-baik saja kan? Lelaki asing itu tak melukai atau berniat menculikmu lagi kan?". Tergambar jelas kekhawatiran di wajah nenek Yuki yang semakin memecah tangisanku. Aku tak pernah merasakan perhatian yang begitu besar seperti yang selalu nenek Yuki berikan padaku. Biasanya, orang-orang hanya terus membandingkan kisah hidup kami agar membuatku kuat. Padahal dengan hanya mendengar pertanyaan seperti ini saja sudah cukup membuatku tenang dan merasa berharga.

Aku peluk balik tubuh renta nenek Yuki sebelum kami terkejut atas kerasnya bentakan Yuki oppa pada teman masa kecilnya tersebut, "KELUAR SIALAN!". Wanita itu sempat memandang ke arah kami berdua, seolah meminta tolong pada nenek agar membujuk cucunya berpihak padanya. Namun Nenek malah mengeratkan pelukannya di tubuhku sambil mengatakan, "Nanase yang membukakan pintu untuk lelaki asing itu. Padahal, Yuki selalu mewanti-wanti nenek agar tak membukakan pintu untuk siapapun. Nanase juga yang memberitahu keberadaan mu pada lelaki asing itu. Setelah pintu rumah Nanase buka, nenek langsung menghubungi Yuki melalui telepon untuk segera datang." jelas nenek mampu membuatku terdiam. Tuhan, baik sekali nenek Yuki ini, ia sangat peduli dan perhatian padaku.

"Kenapa tak kau lepaskan saja dia ke dalam lingkungan kotor DERIUM. Ingat Yuki, kau sedang memelihara bintang porno saat ini, sampai kapanpun kau akan terus dikejar para anggota DERIUM hingga bisa mencelakai nyawa nenek. Aku melakukan semua ini demi nenek, bukan untukmu semata!!" teriak Nanase melampiaskan segalanya.

Aku yang sadar atas ancaman tersebut pun hanya bisa terdiam saat Yuki menjawab, "Aku mencintai Y/n, itulah sebabnya aku mempertahankan dalam hidupku. Kau tak tahu kejadian apa saya yang kami lalui bersama dan Y/n juga bukan bintang porno karena para bedebah itu yang menjebaknya dalam lingkungan DERIUM!!" tak sampai disitu.

Yuki raih kerah baju Nanase dan bersiap melayangkan pukulan di wajahnya, "SATU LAGI, JANGAN BERSIKAP SEOLAH KAU PENYELAMAT HIDUPKU, AKU BISA MELINDUNGI DIRIKU SENDIRI, NENEK MAUPUN Y/N! BERHENTILAH MENGANGGU KEHIDUPAN KAMI DAN KEMBALILAH KE RUMAHMU SENDIRI! APA KAU TAK PUNYA RUMAH DAN KEHIDUPANMU SENDIRI?!!" bentak Yuki begitu menggelegar.

Mendengar pembelaan yang lelaki itu lakukan, sukses memancing air mata semakin deras membasahi wajahku.

Nanase yang tak terima pun balik berteriak, "AKU MENCINTAIMU YUKI, SAMPAI KAPAN-". Namun, keburu Yuki sela dengan tawa keras yang terasa sekali seperti dipaksa. "Bisa-bisanya kau berkata seperti itu di depan calon istriku. Apa kau tak punya malu, Nanase?" tanya Yuki penuh penekanan. Nanase yang tak terima atas penolakan tersebut nekat pun refleks menggelengkan kepala dan berniat memeluk tubuh Yuki sebelum nenek hentikan dengan ucapan, "Pergilah Nase, biarkan Yuki hidup bahagia bersama pilihannya!" saking takutnya melihatku sakit hati, nenek sampai membawa wajahku ke arah lain sambil terus mengelus rambutku dengan lembut.

Aku tak tahu, apakah wanita itu berhasil memeluk tubuh Yuki atau tidak. Tapi yang jelas tangisanku semakin pecah seiring jantungku yang berdegup semakin kencang. Aku benar-benar tak terima jika Yuki membiarkan wanita itu memeluk tubuhnya, jadi seperti inikah perasaan kecewa dan marah yang lelaki itu rasakan padaku setelah melihat Nijiro memelukku?

DERIUM (Season 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang