t i g a belas

1.6K 225 5
                                    



"in a dream, i saw my mom with the love of her life

with no children

it was the happiest i'd ever seen her"

—what if; the sun and her flowers
by Rupi Kaur





oOo


Minji takut jatuh cinta.

Cinta itu sebenarnya yang seperti apa? Apakah seperti hubungan kedua orang tuanya yang berjalan tak karuan? Apakah cinta itu ketika laki-laki pemarah memaki Jimin, merampas uang yang susah payah dicari wanita itu lalu digunakan untuk minum-minum? Apakah cinta yang mempertemukan kedua orang tuanya dan membuat mereka menikah?

Kalau itu yang disebut cinta, Minji tidak mau jatuh cinta.

Delapan tahun usianya, Minji diajak teman sebayanya bermain ke rumah. Seol Yoona namanya, namun ia dan teman-teman lainnya memanggil akrab gadis kecil itu sebagai Sullyoon. Sullyoon memang punya rumah yang bagus, tiga kali lebih bagus dari rumahnya. Dinding luar dan dalam berbeda warna. Rumah  punya ruang tamu, tidak seperti rumahnya yang hanya punya tiga petak ruang penuh sekat. Di belakang rumahnya bahkan ada taman yang indah sekali. Ada banyak bunga hias dan kolam ikan kecil di pojok halaman.

Selain punya ruang tamu, taman, dan kolam ikan, Sullyoon juga memelihara anak anjing. Makhluk kecil penuh bulu itu sangat menggemaskan. Setiap kali Minji main ke rumahnya, Bomi selalu menyambutnya riang. Bichon mixed warna putih itu akan menggosokkan bulunya ke kaki Minji.

Seolah bilang, selamat datang, Minji!

"Minji, sudah makan?"

Minji kecil menggeleng, menatap figur lelaki berkacamata dengan potongan rambut klimis di balik kitchen bar rumah Sullyoon. Laki-laki itu mengenakan apron warna khaki, tangannya lihai mencuci gelas kotor di wastafel.

"Belum," Sullyoon yang mewakili pertanyaan barusan, "ayah, aku lapar."

Minji hanya diam saja, menatap malu-malu dan sungkan pada lelaki yang dipanggil ayah oleh Sullyoon, mengatasi rasa malunya Minji menggendong Bomi ke pelukannya, mengusap-usap bulu halusnya dengan tangan.

"Gongju, lapar? Mau makan apa?"

"Ah Ayah! Berhenti memanggilku begitu! Aku malu ada Minji," Sullyoon mungkin tak tahu kalau Minji bisa mendengarnya walau ia tengah berbisik, Ayah Sullyoon hanya balas tertawa, gemas melihat putrinya

"Minji, kamu mau makan apa?" Sullyoon melempar pertanyaan.

"Err..." Minji tampak bingung.

"Gongju-nim, tolong tunggu lima menit, makanan akan segera saya hidangkan," Ayah Sullyoon membungkukkan badan, gestur tangannya mempersilakan seolah Sullyoon dan Minji adalah tamu kerajaan yang datang dari jauh.

"Ayo Minji, kita nonton televisi di kamarku!"

Ah, bahkan Sullyoon punya TV di dalam kamarnya sendiri.

Sebelum masuk ke kamar putri bermarga Seol yang berada di lantai dua, Minji menatap sekali lagi ke lelaki paruh baya yang ia tahu berprofesi sebagai kepala koki sebuah restoran di pusat kota.

"Terima kasih, Paman," ucap Minji, setidaknya itu yang selalu diajarkan Jimin setiap kali seseorang melakukan hal baik untuknya.

Ayah Sullyoon mengacungkan jempol dan membuat gerakan seolah mengusir Minji naik ke atas, membiarkan dua anak kecil itu bersenang-senang sedangkan ia membuatkan makanan.

mission 2021 [winrina ft. bbangsaz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang