l i m a belas

1.7K 233 30
                                    



"Setelah meninggalkanku sendiri di kedai es krim, sekarang kamu mau tidur denganku?"

"Hey!" Minji panik mencoba menutup mulut gadis Pham yang bersuara keras mengucap kalimat ambigu barusan. Ia lihat dua orang bodyguard yang berdiri di belakang, keduanya pasti ikut bersemu merah karena perkataan Hanni.

"Kita bahkan baru resmi berpacaran kemarin—hmph!"

Terpaksa ia bekap mulut Hanni yang tak berhenti bicara. Kenapa semua kata yang keluar dari mulutnya seperti tak ada filter? Apakah Hanni setidaknya berpikir menggunakan otaknya dulu sebelum bicara?

Minji menyengir kikuk pada dua pengawal Hanni yang berusaha terlihat profesional. Namun jikalau memang profesional, bukankah seharusnya mereka menendangnya keluar dari rumah megah ini karena dianggap sebagai ancaman bagi tuan puteri Pham?

"Kamu sangat bersemangat ya?" Pham Hanni mengedipkan sebelah mata.

Minji benar-benar dibuat malu oleh gadis pendek yang sekarang berstatus sebagai pacarnya. Seluruh wajahnya bersemu merah seperti mau meledak. Apakah ia harus mengisolasi mulut Hanni?

"Kurasa kamu perlu memeriksakan pikiranmu ke psikiater,"

Hanni tertawa mendengarnya. Ia menatap wajah Minji yang memohon menginap di rumahnya dengan gemas. Gadis Pham mengisyaratkan dua orang bayaran yang ditugaskan mengawasinya meninggalkan mereka.

Minji pikir, bodyguard Hanni tak perlu mengkhawatirkan Hanni, Minjilah yang saat ini lebih butuh perlindungan.

"Ayo ke kamarku."

Minji hanya bisa pasrah dengan muka merah padam dengan setiap kalimat yang terlontar dari mulut tak bersalah Hanni.





"Kamu mau kemana?"

"Membersihkan wajahku,"

Minji hanya memperhatikan figur mungil Hanni duduk di depan meja rias, mengusap seluruh wajahnya dengan kapas yang telah diolesi sesuatu.

"Kamu masih memikirkan soal Jimin?" Tanya Hanni.

Tentu saja. Namun saat ia ingat Jimin menamparnya, perasaan Minji menjadi bercampur aduk. Ia khawatir tapi ia bingung harus menghadapi ibunya itu kalau pulang.

"Telepon saja, katakan maaf padanya dan juga Minjeong yang sudah kamu pukul."

"Tidak semudah itu."

"Apanya yang tidak mudah? Meminta maaf itu hal paling mudah, memaafkan itu baru perkara yang susah."

mission 2021 [winrina ft. bbangsaz]Where stories live. Discover now