PART 5

56.3K 2.1K 18
                                    

PART 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 5

°°°

"Aku sudah menemukan, tempat tinggal gadismu itu." ucap Vino tersenyum bangga menatap Emilio.

"Kalau begitu, tunggu apalagi? Bawa dia padaku!" balasnya angkuh.

"Sepertinya tidak semudah itu, Tuan."

"Apa maksudmu?" Emilio memicingkan matanya.

"Setelah aku menyelidiki, dengan bermodalkan kain yang kau berikan kemarin, sesuai dugaan! Gadis itu bukan berasal dari keluarga biasa. Dia-"

"Aku tidak peduli dia berasal dari keluarga seperti apa, tugasmu adalah membawa gadis itu kehadapanku!" potong Emilio.

"Bagaimana aku bisa mengatakan ini?" Vino terlihat gelisah.

Emilio kembali memicingkan matanya.

"Tuan Aarizz! Kau mengenalnya bukan?"

"Yah." singkatnya menunggu Vino melanjutkan ucapannya.

"Dia bukan hanya ulama besar yang disegani di negeri ini. Tapi kau tahu, dia juga mantan anggota gangster yang sama kejamnya dengan dirimu."

"Lalu?" ujar Emilio tampak tenang.

"Gadis yang kau maksud, kemungkinan besar adalah putri bungsu dari tuan Aarizz."

"Itu terdengar sangat menyenangkan." guman Emilio dengan smirknya.

"Kau tersenyum?" heran Vino.

"Aku semakin menginginkan gadis itu."

"Biar kuperingatkan! Tuan Aarizz tidak akan mudah ditakhlukan. Kalau kau berani melawannya, salah satu dari kita akan hancur!" peringat Vino.

"Kau sadar dengan apa yang kau ucapkan barusan?"

"Sejak kapan kau jadi penakut seperti ini? Dan, jikapun akan ada yang hancur, kupastikan dialah yang hancur." tambah Emilio kesal.

"Cepat, siapkan kendaraan untukku! Aku akan menemuinya." titahnya tak terbantahkan.

"Haruskah aku menyiapkan pasukan juga?" balas Vino.

"Tidak perlu, aku perlu bernegosiasi dulu dengannya." ucap Emilio dengan rencana busuknya.

...

"Apa?" tanya Aarizz memastikan pendengarannya.

"Yah, Tuan. Tuan Emilio, sedang menuju ke mansion tuan Aarizz," ucap bawahannya.

Dengan cepat Aarizz mematikan sambungan telepon.

Pikirannya mendadak berkecamuk. Entah mengapa, ia jadi memiliki firasat buruk.

"Emilio? Untuk apa Iblis itu datang kemari?" pikirnya langsung mengarah ke Mazaya.

Di bawah naungan Sang Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang