Wekeend pertama

748 91 4
                                    

Akhir pekan sudah tiba, sebagian manusia mungkin ada yang senang karena hari yang ditunggu telah tiba. Mungkin juga sebagian ada yang kurang senang karena tidak bisa berjumpa dengan teman kerja atau sekolah. Pasti nya seluruh anak-anak dimuka bumi ini akan senang karena sudah mendapat hadiah nya setelah hari-hari biasa bersekolah.

Sepasang suami istri muda, masih tertidur didalam kamar yang masih gelap gulita. Gedoran dipintu nya seakan tak terdengar ditelinga kedua nya.

"Kakak!!!! Kak lunaaaa! Kak bumiiiiii! Bangun!!!!"

Aluna yang selalu peka barang sedikit pun suara di telinga nya, akhir nya mencoba bangun dan membuka mata nya. Masih dengan suara gedoran di pintu nya, ia berjalan kesana.

Ceklek.

"Christy, kenapa?"

"Aku, ayah sama bunda mau kerumah oma. Kata bunda pulang nya malem, kalau mau keluar pintu nya di kunci aja soal nya bik sum gak masuk hari ini"

"Ayah sama bunda nya mana?"

"Dimobil, dah ya kak kita berangkat" aluna hanya mengangguk lalu kembali menutup pintu kamar.

Menetralkan kepala nya yang mendadak pusing karena tiba-tiba berdiri. Menoleh ke arah bumi yang masih tertidur, ia heran. Orang ini tidak terusik sama sekali padahal gedoran di pintu tadi sudah seperti suara bom yang meledak-ledak.

Ia biarkan suami nya itu tidur, ia berjalan membuka gorden-gorden di jendela seperti biasa nya. Tak lupa juga mengecilkan suhu AC didalam kamar ini. Belum ada niat untuk mandi, ia turun ke lantai bawah. Kali aja mertua dan adik ipar nya belum pergi.

Tap tap tap.

Suara langkah kaki nya menuruni anak tangga.

"Luna.. udah di sampein adek kan?" Benar, mertua nya itu belum pergi. Aluna hanya mengangguk kan kepala nya.

"Nanti kalau kamu sama bumi mau pergi kunci aja"

Lagi, aluna mengangguk" kok mendadak banget bun, ada apa?"

"Gaktau si ayah yang di telpon. Bunda sama adek ikut aja daripada diem dirumah. Gak mau ganggu waktu kalian juga mungkin mau quality time dirumah."

"Bunda ayok!!!" Teriak christy dengan kepala yang sedikit muncul dari pintu utama.

"Kita berangkat ya.. sarapan udah bunda buatin"

"Iya hati-hati bun"

Setelah melihat punggung shani yang mulai menghilang, aluna kembali naik ke kamar nya. Suasana masih sama, sunyi. Karena bumi belum juga bangun. Masih ia biarkan saja, ia lebih memilih untuk menikmati siaran tv pagi yang menurut nya sangat menenangkan.

Pukul 9 pagi, belum juga ada tanda-tanda bangun nya seorang bumi. Malah kini bukan hanya badan nya yang tertutup selimut, tapi juga wajah nya. Aluna sudah merasakan lapar yang sangat-sangat. Akhir nya memutuskan untuk membangunkan bumi.

"Hey, bangun.. udah jam 9" sambil mengangkat selimut yang membungkus tubuh bumi. Sang tuan belum juga terusik.

"Kak bumi.. bangun yuk, udah mau siang loh" ia membenarkan baju bumi yang sedikit terangkat ke atas.

"Eughh hoamm.. jam berapa? Tanya bumi dengan suara yang khas saat bangun tidur. Ia duduk dengan kepala yang bersandar di headbord kasur.

"Jam 9, minum air putih dulu. Baru handphone" ucap aluna saat bumi sudah ingin mengangkat handphone nya dari meja nakas.

Lantas bumi menuruti nya, berdiri mengambil air putih yang tersedia di atas meja kerja nan belajar diri nya dan aluna. Dengan rambut yang masih acak-acakan serta kaos nya yang kusut dan celana pendek yang sudah tak tahu mana yang depan atau belakang. Ia berjalan dan duduk di sofa, menonton tv sembari menikmati air putih yang selalu menjadi favorit walau tidak ada rasa nya.

AKU BUMI- NYA [ END ]Where stories live. Discover now