Chapter 90 ♗

270 39 2
                                    

a/n: CFYM aku ada konflik drama keluarga nya yaa

______________

Di area perbatasan antara wilayah Hayden dan Solossa. Tepatnya di wilayah Arlern. Yang merupakan salah satu bagian dari keseluruhan area kekuasaan kebangsawanan Viscount Vasant.

Kedua orang itu tengah ada di sana. Yang satu akhirnya melihat bagaimana apa yang sudah dia bangun bersama orang di sebelahnya kini telah tiada, nihil keberadaannya, bagai tumpukan debu yang tersapu oleh air hujan. Semuanya kosong tanpa sisa.

Ketika sebelumnya yang pergi menghampiri adalah Marma, kali ini gantian Vidor lah yang pergi ke tempat sang temannya itu. Melihat sendiri apa yang sudah orang itu beritahukan kepadanya.

Vidor berdehis. "Jika sudah begini, sih, kau pasti akan mulai dicurigai."

"Benar-benar setiba-tiba itu ya?" Dia menaikkan alisnya. "Lout tidak pernah bilang ada semacam inspeksi?"

Marma berdecak kesal luar biasa. Vidor temannya itu pasti meremehkannya. "Kau pikir? Kau pikir bagaimana kita bisa berbuat sejauh ini sebelum itu terjadi? Mereka datang dengan sangat tiba-tiba. Lout sudah memberitahuku. Dan aku percaya yang dia katakan memang benar."

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Vidor.

Marma mendengkus. "Frey Nardeen masih lah bocah. Aku tidak takut dengannya."

"Bagaimana pertemuanmu dengan Hadden?" tanyanya balik.

Vidor mendapati Marma mengangkat soal itu. Dia akan menjawabnya. "Saat umurnya dua puluh empat dia mencoba minum di suatu kedai di wilayah Bardev. Di sana dia bertemu seorang wanita bernama Carla. Warna rambutnya merah, seperti yang sudah bisa ditebak."

"Akan tetapi Hadden saat itu terlalu lah lugu. Dia terbutakan pesona wanita itu dia tidak pernah mempermasalahkannya menyembunyikan semua hal tentangnya kecuali namanya. Siapa tau apakah Carla adalah nama sungguhannya atau dia memalsukannya."

"Wanita itu baru meninggal dua setengah tahun lalu," lanjut Vidor. "Yang tau tempat tinggal wanita itu sebelumnya hanyalah Valias. Valias tidak mau mengatakan apapun tentang dirinya dan ibunya. Hubungan Hadden dengannya benar-benar tidak baik. Valias baru muncul di depan Hadden satu setengah tahun lalu. Lalu sekitar sepekan sebelum kematian Chalis itu lah Valias secara tiba-tiba sedikit membuka diri kepadanya. Hubungan mereka sekarang sudah cukup baik, tapi Hadden berpikir dia masih tidak ingin mengungkit tentang Carla."

"Kita tidak punya petunjuk sama sekali tentang identitas wanita itu." Vidor menoleh pada Marma. "Kecuali kau tau mungkin semacam suatu kelompok dengan orang-orang bersurai merah di dalamnya."

"Paman kakek buyutku adalah seorang pengelana." Marma berujar menjawab Vidor tanpa melihat ke arahnya. "Di saat benua Reiss belum terbagi-bagi menjadi beberapa wilayah kerajaan seperti sekarang."

"Ada tiga jurnal lamanya yang masih tersimpan meskipun tulisannya sudah sangat sulit untuk dibaca," dia melipat kedua tangannya di depan dada. "Tapi bulan itu aku sangat berambisi untuk bisa membaca setiap kata yang tertulis di kertas lusuh itu."

"Enlanr. Sesuatu seperti itu. Waktu itu mereka menetapi suatu tempat di suatu wilayah yang sekarang sudah menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Turfa. Hanya itu yang kutau."

"Agak aneh, kau tau? Aku membayangkan Dylan ku yang selalu menghindariku secara tiba-tiba tersenyum dan bicara padaku seolah dia tengah dirasuki sesuatu. Aku yakin ada sesuatu yang terjadi pada putra Hadden itu. Itu tidak wajar. Sesuatu terjadi padanya." Vidor memeluk dirinya sendiri berlagak seolah dia benar-benar merinding ngeri.

"Kau mengkhawatirkan Hadden?" Marma berkata dengan lirikan mata dingin.

"Dia agak menggemaskan bagiku." Vidor mengedikkan bahu dengan senyuman miring. "Dia sangat lugu. Aku bertanya-tanya apakah sebenarnya dia tau seberapa mengerikannya dunia ini."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now