08

677 69 11
                                    

Semilir angin menerpa wajah tampannya, sedangkan lelaki lain yang duduk di sebelahnya hanya diam menunggu apa yang sekiranya akan di ucapkan.

"Aku pengen nyoba sesuatu yang baru"ucapnya, lelaki yang dari tadi diam menunggu menoleh, menyernyit heran mendengar ucapan temannya ini.

"Pengen nyoba apa Kim??"tanyanya, ia mengeratkan jaket tebal yang membalut tubuhnya, ia menatap pria di sebelahnya dengan pandangan penuh tanya.

"Gimana kalau… salah satu member aku jadi bayi"ucapnya membuat temannya tersedak mendengarnya.

"Emang siapa yang pengen kamu jadiin bayi??"dari pada memaki, lelaki yang berteman dengan si Kim itu malah menanyakan siapa yang sekiranya ingin di jadikan bayi.

"Kalau Junkyu… kita skip, Hyunsuk… skip juga, Junghwan… hem… kita skip juga"ucapnya dengan ucapan ragu,"kalau si itu… percuma dia terlalu maknae… tapi…"ucapannya berhenti, kini ia menatap temannya yang mengangkat salah satu alisnya.

"Gimana kalau Park tertua"ucapnya dengan senyum, oh atau bisa di sebut seringai??.

"Jihoon??"dan temannya yang di ajak bicara menyaut, anggukan semangat ia berikan ketika temannya langsung paham.

Sang teman terdiam sebentar,"tapi gimana sama fansnya??"ucap temannya.

"Aku cuma pengen nyoba"ucapnya.

"Minta bantuan si gadis kecil itu ya"ucapnya lalu berlalu, meninggalkan temannya terdiam.

"Oke…"ucapnya dengan angin lalu.

.

.

.

"Lewat apa aku harus kasih makanan ini??"tanyanya, handphonenya menampilkan nomor seseorang yang ia kasih nama Si Kim.

"Oke gue ke drom, matiin dulu seluruh kameranya"ucapnya lalu menutup panggilan, nafasnya di hela dengan berlahan, ia menoleh ke salah satu gadis yang memakan lolipop dan bergaya tomboy.

"Kenapa harus si Kim??"tanya gadis itu, bunyi plop terdengar ketika gadis itu mengeluarkan permennya dari mulut.

"Ohh, buat penyamaran aja"sahutnya tak acuh.

"Salah sih, cuma… ya nggak salah juga"balas gadis itu lalu lanjut bermain game.

"Temen lo cewek yang tinggi kayak menara Eiffel itu, suruh pura-pura jadi staf ya, kasih makanan yang udah kita campur pake ilmu"ucap cowok itu dan di balas anggukan kecil.

✧✧✧

Suasana sore sangat sunyi, Junkyu asik memainkan botol-botol kaca miliknya. Sedangkan Yoshi asik membaca buku yang bersampul ungu.

Kesibukan keduanya terjadi karena gabut, bayi Ji udah tidur beberapa menit yang lalu.

"Baca apaan yosh??"Junkyu menyernyit heran, ia mengintip tetapi tidak terlalu mengerti tulisan bahasa jepang itu, apa lagi tulisan kanji.

Sebenarnya mereka lengkap, tetapi sibuk sendiri-sendiri, Haruto yang main catur bersama Jeongwoo, Junghwan dan Doyoung yang mainan kertas lipat, sedangkan yang lainnya sibuk cerita.

"Eh iya"suara dari Jeongwoo membuat semuanya menoleh,"menurut kalian kalau aja ini ya"Jeongwoo diam sejenak,"kalau punya kekuatan… kekuatan seperti apa yang kalian inginin"ucapnya membuat semua temannya menyernyit bingung.

"Terbang kayaknya"sahut Haruto tak acuh.

"Bisa mendapatkan sesuatu tanpa kerja hyung"sahut Junghwan yang mendapat putaran bola mata dari Jeongwoo.

"Sihir"sahut Doyoung dan Junkyu.

Jeongwoo mengangguk mengerti, ia menoleh ke arah yang lain,"kalau para hyung yang lainnya??".

Asahi menggeleng karena tidak memiliki jawaban pasti, begitu pun hyunsuk, jaehyuk, sedangkan Yoshi masih sibuk dengan tulisan di buku.

"Buat apa berharap punya kekuatan, kalau pake tulisan aja kita bisa menang"celetuk Yoshi.

Jeongwoo menyerjap, ia memiringkan kepalanya ketika mendengar itu,"tapi tulisan… belum tentu bisa ngebuat orang kenapa-napa"sahutnya,"kecuali orang itu bisa bacanya"lanjutnya dengan acuh, netra serigalanya melirik salah satu yang sedari tadi asik sendiri dengan caturnya.

Jeongwoo kembali menoleh ke yoshi,"di antara semuanya… kalau mantra bisa ngebuat orang berubah, siapa temen para hyung?, Atau kamu maknae"ucapnya membuat yang lain hanya menatap bingung, tak mengerti maksud yang Jeongwoo ucapkan.

"Emang kenapa hyung??, Kalau emang Junghwan bisa, terus punya ngapain ajak-ajak kalau sendiri aja bisa"sahut Junghwan yang ngebuat yang lain setuju, buat apa ajak-ajak kalau mau melukai salah satu.

"Dari pada dunia dalam, dunia luar lebih luas Woo"ucap Yoshi yang lagi-lagi menyahuti dengan santai.

"Wahh"Jeongwoo takjub,"bener juga ya"ucap Jeongwoo.

Tanpa sadar salah satu melirik tajam ke arahnya, tetapi Jeongwoo hanya tersenyum penuh misterius.

“mari bermain”

“menang”

.

.

.

Junkyu menghadang Jeongwoo yang baru saja keluar dari kamar, netranya menatap tajam ke arah Jeongwoo yang menyerjap penuh kebingungan.

"Apa hyung??"tanyanya.

Junkyu menghela nafas,"nggak ada"ucapnya lalu pergi ke kamarnya dengan wajah murung.

Selesai dengan urusan di handphonenya, Jeongwoo kembali ke kamar bayi Ji dengan perasaan was-was, ia kembali mencapai mimpi tanpa tau ada yang menyelinap masuk ke kamar itu, obat tabur yang tadi ia kantongi langsung ia berikan ke bayi yang tidur, setelah selesai ia pergi tanpa suara apapun.

Seseorang itu menatap temannya yang sudah tertidur,"sorry"ucapnya ke arah seseorang yang kini menatapnya dengan datar.

"Aku harap ini terakhir kali"ucap orang itu, tangannya seperti memberikan 10 serbuk yang sudah di pastikan sama isinya dengan yang tadi ia suapkan ke jihoonie kecil.

"Iya"balasnya lalu membiarkan orang itu pergi menembus lubang rahasia yang baru dibuat, beruntung tidak ada yang tau.

.

.

Malam itu doyoung terbangun, langkah kakinya berhenti ketika mendengar pintu utama drom tertutup. Langkah kakinya yang awalnya menuju ke dapur berhenti untuk memeriksa apa itu tadi, ada yang aneh dengan hawa ini.

Ia melihat seseorang yang jalan menunduk, lewat satu kedip mata saja ia langsung tau siapa orang itu.

"Junkyu hyung"bisiknya lalu mengikuti membernya dalam diam, dan keterkejutan kembali menghampirinya ketika melihat Junkyu bicara dengan seseorang.

"Apa iya…"bisik seseorang.










#$#$#$#$#$

TBC

Dahlah, maaf deh kalau berantakan hehehe, sekarang tinggal ngantuk nih…

Byee

Semoga suka…

Sebenernya ada sesuatu di sini, aku harap kalian sadar siapa pelaku yang asli…

😔😔😔.

Back To Being A Baby || Treasure × JihoonWhere stories live. Discover now