45 - 𝓘'𝓵𝓵 𝓟𝓪𝔂 𝓨𝓸𝓾 𝓑𝓪𝓬𝓴

454 8 0
                                    


Kay meletakkan seluruh beban ambisinya pada pencarian Agatha selama ini. Ia menyerahkan seluruh energinya untuk menemukan gadis itu. Atau setidaknya mengetahui kabarnya.

Pada titik ini ia telah bosan membaca semua kertas laporan yang diberikan bawahannya kepadanya. Isinya semua sama. Belum ada hasil. Belum ada harapan. Belum ada Agatha.

Kadang Kai berpikir ketika ia sedang sendirian dan tekadnya rasanya semu. Entah untuk apa ia terpaku pada gadis yang tak ia kenal dengan baik itu

Mungkin karena penyesalan. Ya. Kay melakukan ini semua mungkin karena ia menyesal. Karena selama ini ia ada disana menyaksikan Agatha hilang arah. Ia menyaksikan Agatha diganggu pacar buruknya, Lucas. Selama ini ia ada disana menyaksikan Agatha diam meski pria itu tahu kalau Agatha perlu tempat untuknya bercerita.

Selama ini ia bisa saja menghentikannya. Mengajak Agatha berbicara. Menenangkannya dan membelikannya jajan. Mungkin juga membawanya membeli es krim. Menyayanginya. Memperdulikannya. Melindunginya. Seperti seorang kakak pada adiknya. Atau setidaknya seperti teman baik pada teman kesayangannya.

Kay menggeram frustasi saat ia mencampakkan lembar laporan di tangannya. Apa yang harus ia lakukan untuk menemukan gadis ini? Apa dia perlu membakar kota itu supaya tak semuanya rata dengan tanah dan Agatha keluar darimanapun tempat ia bersembunyi? Lalu apa Isaac benar-benar bisa kembali seperti semula apabila Kay akhirnya menemukannya dan mempertemukan mereka berdua?

Lalu apa yang harus ia lakukan kalau ia sudah menemukannya? Apa ia meminta maaf karena tidak pernah ada sebelumnya untuk Agatha? Atau dia langsung berjanji kalau seterusnya ia akan lebih peduli?

Kay mungkin melakukan ini semua karena di dalam dirinya ia merasakan hal lain selain penyesalan. Mungkin rasa sayang. Ia tidak pernah memiliki adik perempuan. Seseorang yang bisa ia anggap seperti adiknya sendiri selama ini nyatanya adalah atasannya di perusahaan tempatnya bekerja, Isaac. Jadi ketika ia mulai disuruh untuk mengurus Agatha juga, Kay merasa ia tengah memiliki adik kecil yang belum memahami apa-apa tentang dunia. Jadi ia merasa selama ini seharusnya ia melindungi Agatha. Lagi-lagi, sebagaimana seorang kaka pada adiknya.

Kay dibangunkan dari pikirannya yang mulai penuh dengan penyesalan dan pertanyaan oleh suara ketukan pintu. Seorang wanita masuk ke dalam ruangannya dan mempersilahkan dirinya untuk duduk di seberang Kay. "Aku perlu kabar," kata wanita itu. 

"Senang bertemu denganmu juga, Ibu." Kata Kay sambil memutar bola matanya pada ibu kandung Isaac. Si biang kerok yang memulai semua kesulitan yang Kay urus saat ini. Karena sejauh yang Kay tahu, Agatha tak lagi muncul setelah wanita ini meneriaki Agatha karena mengira Isaac masuk rumah sakit karena gadis itu.

"Aku tak akan menghiraukan sikapmu kali ini. Ada masalah yang lebih penting. Aku perlu kabar. Apa anakku baik-baik saja? Apa Isaac baik-baik saja?" Kay menyandarkan tubuhnya pada kursi besarnya lalu memutar dirinya menghadap jendela dan membelakangi wanita itu. Ia tidak bisa menghadapi pertanyaan bodoh dari wanita itu saat ini. Tapi kalau ia memanggil keamana untuk menyeret wanita itu keluar, ia bisa saja diadukan kepada dewan perusahaan dengan tuduhan pencemaran nama baik keluarga pemilik perusahaan atau apalah. Intinya Kay tidak mau mempersulit dirinya dengan cara seperti itu.

"Ibu. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu sekarang," jawabnya sambil masih membelakangi wanita itu.

"Apa? Karena kau tidak punya jawaban yang ingin aku dengar atau karena kau tidak memeriksa Isaac seperti yang aku perintahkan?"

Kay menghela napas berat lalu kembali memutar kursinya untuk menatap ibu kandung Isaac. "Begini. Isaac sedang berobat dan akan baik-baik saja. Ia hanya perlu waktu lebih lama. Hanya itu yang bisa saya sampaikan, Bu."

Toy For YouWhere stories live. Discover now