Bab 8: Astaghfirulloh

24 4 0
                                    

“Husna?” panggil mas Aldi lembut padaku. Ia juga terlihat kaget saat melihatku datang dengan bapak-bapak yang jaga di pos ronda. “Kamu bukannya tidur?” tanyanya bingung. Kulihat Ibu terpaksa menjauhkan tangannya dari bahu mas Aldi saat diliiriknya aku datang bersama dengan para bapak-bapak ronda.

“Iya, mas, tadi mau ke kamar mandi da nada ular lalu aku keluar cari kamu karena kupikir kamu ronda, tapi kata bapak-bapak ronda kamu gak ada jadwal ronda mala mini dan kuminta bapak-bapak ke rumah untuk mengambil ular itu,” kataku.

“Emang kalian tidur terpisah? Kok pada gak tahu sih?” tanya pak Dul heran.

“Saya …” mas Aldi nampak kebingungan menjawab.

“Mas Aldi tidur di lantai dua?” tanyaku padanya.

“Iya, tadi ngerjain kerjaan dari kantor dan ketiduran di kamar atas,” kata mas Aldi yang langsung menyambung kalimatku. Kali ini aku memaafkannya karena aku juga tak mau ia malu. Belum saatnya, lagi pula bukti yang kumiliki belum valid.

Bapak-bapak ronda itu mendekati mas Aldi dan memuji keberaniannya menangkap ular dengan gagah berani seorang diri. Mereka tak menyangka kalau mas Aldi bisa menangkap ular berbisa. Mas Aldi nampak tersenyum senang mendengar pujian dari bapak-bapak tersebut kepadanya. Terlihat sekali kalau ia gila sanjungan. Aku muak melihatnya, apalagi tadi ibu bersembunyi di balik badan mas Aldi.

“Gimana ceritanya kamu tahu ada ular di kamar mandi, mas?” tanyaku setelah menidurkan kembali Dinda barusan di kamar. Mas Aldi menoleh ke arahku, pertanyaanku itu juga membuat wajah bapak-bapak ronda itu penasaran.

“Itu, tadi pas aku mau ke kamar mandi, ada ular dan langsung kutangkap saja,” jawabnya. Hanya aku yang tahu kalau dia berbohong. Ibu datang membawakan nampan berisi gelas dan teko yang berisi kopi panas untuk bapak-bapak ronda. Ular telah dimasukkan ke dalam kotak kayu milik pak Dul, jadi aman untuk sementara waktu. Meski aku ngeri sendiri saat menatap kotak itu yang terletak di dekat pintu.

“Untung si Aldi dengar teriakan saya, kalau gak segera dia datang ke kamar mandi, mungkin aku sudah dipatok,” kata Ibu tiba-tiba. Cerita ibu yang serta merta itu langsung membuatku dan bapak-bapak bingung, kami semua menatap mas Aldi yang ceritanya berbeda dengan ibu. 

“Jadi ibu yang di kamar mandi?” tanyaku dan ia mengangguk tanpa sadar. “Memangnya ada apa dengan kamar mandi lantai dua, macet?” pancingku lagi.

“Iya, macet, makanya ibu turun ke bawah mau kencing dan gak tahunya ada suara ular yang mendesis pas ibu lihat kok ular terus ibu teriak dan untunglah Aldi datang menyelamatkan ibu dari gigitan ular,” kata ibu dengan lega dan tersenyum ke arah mas Aldi yang kini wajahnya berubah menjadi pias dan pucat.

“Jadi yang mau kencing itu bu Salma atau nak Aldi? Kok ceritanya beda, ya?” pak Dul bertanya dan peka.

“Kupikir ibu tidur di bawah, kamar ibu tertutup. Di atas kan kamarnya cuma satu, kalau ibu dan mas Aldi sama-sama tidur di atas, kamarnya dipakai siapa?” tanyaku akhirnya. Mas Aldi dan ibu nampak tegang dan aku senang melihat wajah keduanya yang tampak kebingungan itu. Mereka saling pandang dengan pandangan bingung. 

“Ibu yang di kamar, aku tertidur di depan televisi, kata ibu kamarnya yang di bawah terasa panas,” jawab mas Aldi yang mendapatkan anggukan kepala dari ibu. Aku ingin menimpali dan menyindir lebih jauh, sayangnya aku tak punya keberanian untuk itu di depan warga. Sekali lagi hal yang terjadi antara aku, mas Aldi dan ibu, bukankah jarang ditemui di masyarakat? Tuduhanku yang menduga mas Aldi selingkuh dengan ibupun belum terbukti kebenarannya. Bisa saja ia memang hanya ingin berbakti kepada ibu. 

Para warga pamit pulang setelah menghabiskan separuh teko kopi buiatan ibu. Setelah menutup pintu rumah, dengan kasar mas Aldi mencengkram lenganku dan menatapku tajam dan ibu hanya memandangku tanpa mau berniat membelaku. Biasanya ibu adalah orang terdepan ketika melihat anak mereka disakiti, tapi ibuku?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Perempuan Yang Menyulam LukaWhere stories live. Discover now