Chapter 85 ♗

251 42 1
                                    

Cw: ⚠️ kata kasar, jangan ditiru ⚠️, untuk Indonesia yang anak-anak bangsanya bertutur kata dengan halus dan santun 🇮🇩✨✨✨

Cw 2: mungkin bisa dikategorikan sebagai korban doktrin dan tipu daya? Yang enggak familiar dengan kata doktrin, bisa coba nanya ke ortu, dan pesanku, hati-hati dengan orang-orang di luar sana (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

Enggak deng. Masih aman lah cfym

_____________

Sinfhar sang Kota Mage atau juga kerap disebut-sebut sebagai Kota Menara bagi mereka yang belum pernah melihat mage secara langsung dan hanya sekedar berkhayal tentang mereka serta tempat mereka belajar adalah sebuah kota yang dibangunnya. Dia membangun kota itu dari awal. Dari sebuah wilayah kosong hingga berubah menjadi wilayah dimana di dalamnya terbangun bangunan-bangunan tinggi yang dibuat dari material-material yang dia dapatkan dari seluruh penjuru Benua Reiss.

Mulanya dia memang membangun kota itu untuk memberikan rumah serta tempat perlindungan bagi para mage sesamanya. Tapi entah bagaimana hasrat mulia untuk melindungi lambat laun berubah menjadi hasrat untuk menguasai serta menginginkan mereka yang telah dia lindungi untuk mematuhi semua yang dikehendakinya.

Dia cukup merasa puas ada seorang anak muda yang punya pikiran yang sangat sederhana dan juga berlogika sempit. Sangat mudah ditipu daya dan secara menakjubkannya punya kekaguman luar biasa kepadanya hingga rasa kagum itu membutakan pemuda itu sendiri.

Sang yang dimaksud, Vamir, kini ada bersamanya.

Jarang-jarang mage yang berada di umur ke-dua puluh delapan tahunnya itu tampak dibuat kesulitan oleh benaknya sendiri. Jorel terpanggil untuk menggodanya. "Apa yang sedang mengganggumu?"

Vamir tersentak, kelabakan merespons pria tua yang sudah mencapai umur ke-111 nya itu. "A- Ah. Tidak. Maafkan saya. Ini tidak penting."

"Apa yang dikatakan mereka sampai itu mengganggumu?"

Vamir berdebat dengan dirinya sendiri apakah dia akan memberitahunya pada Jorel saja. Melihat apa yang akan dikatakannya. "Salah satu dari mereka ... terlihat masih di usia belasan, ada di antara saerin-saerin itu, mengakui dia bukanlah salah satu dari kita melainkan dari luar Sinfhar, tempat bernama Hayden. Dan dia ..." Wajah Vamir mengkerut, " ... mengaku dia mendapatkan pesan Dewa..."

" ... seperti Anda."

Jorel terdiam dengan matanya yang melebar sesaat. Dia menyegerakan wajahnya kembali ke seperti biasa. "Begitu? Dia pasti hanya ber-omong kosong."

Vamir mengangguk. Mengusahakan suatu senyuman tipis yang jadi agak bengkok. "Saya juga sudah berpikir begitu. Selain Anda, tidak mungkin ada yang lain lagi. Karena hanya Anda lah seorang yang diberikan pesan petunjuk tentang akhir dunia, dan apa yang harus kita lakukan untuk bersiap akan apa yang akan segera datang itu."

Jorel tidak menjawab lagi. Benaknya bicara untuknya.

Pesan Dewa, salah satu dari saerin-saerin itu,

Tidakkah itu mustahil?

Dia diingatkan oleh seseorang yang pernah mendatanginya tujuh tahun lalu waktu itu. Seseorang seperti dia ... atau justru itu dia? Tapi Vamir bilang dia seorang remaja. Orang itu, bukanlah remaja sama sekali.

Jorel memiliki keinginan untuk melihat sosok remaja itu. Siapa yang ada di antara mereka, yang tetap berdiri tidak terdampak kandungan gerusan batu Orba, yang berasal dari luar Sinfhar nya.

Dia tidak sabar untuk melihat kelompok mage-mage muda itu memasuki area bagian tertinggi Palis nya ini. Bagian yang dibuat khusus hanya untuknya. Dengan setiap elemen yang sudah terpasang secara selektif juga terorganisir di seluruh penjuru areanya. Menjadikannya medan pertarungan sihir yang hanya akan menguntungkannya seorang dan merugikan siapapun yang melawannya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang