20 - SYARAT

2.6K 236 10
                                    


MASA KINI

"Glen."

Glen melambaikan tangannya ke Acha dengan senyum tak berdosa khas seorang Glen. Sedangkan Acha masih terdiam di tempatnya, bingung.

"Hai, Cha," sapa Glen.

"Glen ngapain kesini?" tanya Acha masih dengan keterkejutannya.

"Sekarang gue dilarang nih kesini?"

"Bukan gitu. Maksudnya Glen tumben kesini? Ada perlu sama Acha?"

Glen mengangguk.

"Ada."

"Apa?"

Glen menunjuk kursi di hadapannya.

"Duduk dulu, Cha. Anggap aja rumah sendiri," suruh Glen tak tau diri.

Acha berdecak pelan sembari segera duduk di kursi yang ditunjuk Glen.

"Kan, ini emang rumah Acha!"

Glen terkekeh melihat balasan kesal Acha.

"Gue mau minta tolong," ucap Glen.

Acha mengerutkan kening. Tak biasanya Glen meminta tolong kepadanya.

"Minta tolong apa?"

"Lusa sepupu gue ulang tahun. Bunda suruh gue cari kado buat dia. Gue bingung mau belikan apa. Gue nggak tau kado yang disuka anak jaman sekarang," jelas Glen.

Ah! Acha mengangguk-angguk paham.

"Sepupu Glen cewek?"

"Iya dia cewek. Masih kelas satu SMA. Menurut lo kado apa yang cocok buat dia?"

"Dia sukanya apa?"

Glen terdiam, berpikir keras.

"Nggak tau. Gue nggak terlalu dekat."

Acha mendesis pelan dengan tatapan tajam. Acha pun ikut berpikir kado apa yang cocok untuk gadis SMA.

"Glen bisa belikan baju, sepatu, tas atau pun boneka sapi seperti yang Acha suka."

Kini giliran Glen yang mendesis kesal.

"Nggak boneka sapi juga, Cha. Di dunia ini cuma lo doang yang gila sama sapi!"

"Biarin yang penting Acha nggak gila beneran!"

"Lo dari dulu udah gila. Lo aja nggak sadar." Glen malah mulai berdebat dengan Acha.

"Acha nggak gila, Glen!"

Glen mengangguk-angguk cepat memilih mengiyakan saja. Ia harus segera menemukan bantuan agar memudahkannya membawa kado di hari ulang tahun sepupunya. Dari pada dia diceramahi bundanya selama satu bulan.

"Lo besok sibuk, nggak?" tanya Glen tiba-tiba.

"Sibuk. Acha selalu sibuk."

"Sibuk apa?" balas Glen menantang.

Acha bersiap menyebutkan kesibukannya.

"Pagi hari Acha harus menyapa sapi-sapi Acha, kadang mandiin sapi Acha. Terus Acha kuliah, pulangnya Acha ngobrol sebentar sama Tesya, terus Acha pulang dan periksa keadaan sapi Acha lagi. Sibuk banget kan Acha?"

Glen hanya bisa melongo mendengar jawaban Acha.

"Wah, lo beneran sibuk banget," takjub Glen.

"Banget Glen!"

Glen menghela napas pelan, gadis di hadapannya ini sama sekali tak pernah berubah.

"Masukin gue satu hari dalam kesibukan lo besok," ucap Glen.

OUR MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang