Chapter 13.

759 55 57
                                    

Jangan lupa vote, comment sebelum baca ya!

Sudah satu hari Aira di rawat di rumah sakit, kini tubuhnya masih belum sembuh. Dan perlu istirahat yang banyak, tetapi Ezhar lelaki iblis yang tidak memiliki hati tersebut langsung menyuruh Aira dan Husma untuk segera pulang ke rumah.

“Tapi tuan nak Aira masih lemah,”ucap Husma.

“Saya tidak peduli untuk apa dia di rawat di sini, cuman mau enak-enakan iya?!”

“Saya yang membayar ruangan ini, jadi terserah saya kapan Ibu dan dia balik.”sambungnya yang tetap kekeh ingin menyuruh mereka pulang.

“Tapi mas tubuh aku masih lemah, kepala aku juga masih pusing.”

“Emang gue peduli sama yg lo ucapin? Yang jelas sekarang lo pulang!”

“Tap__”

“Lo ngerti bahasa manusia nggak, oh atau lo ngertinya bahasa hewan?”tanya Ezhar dengan sinis.

“Cepat beresin barang kaliaan dan segera pulang.”

“Lo cuman jadi beban gue kalk masih di sini cewe haram!”tunjuk Ezhar ke arah Aira.

Aira menundukan kepalanya ke bawah, cukup sudah kata-kata yang terlontar dari suaminya tersebut terdengar sangat pedas.

Setelah mengucapkan kata tersebut Ezhar langsung pergi meninggalkan mereka, Aira menatap bu Husma yang masih tidak percaya atas apa yang Ezhar bilang. Ia kira Ezhar memang benar-benar kasihan dengan istrinya tersebut dan hatinya sudah luluh, namun fikiran dia salah ternyata laki-laki tersebut masih sama.

“Bu, ayo kita beres-beres biar cepat pulang.”

“Tapi kamu kan masih lemah,”ucap bu Husma yang masih tidak tega.

“Nggak papa bu, Aira udah sembuh kok kan masih bisa istirahat di rumah.”

Setelah berucap tersebut Husma langsung mengangguk, dan segera membereskan pakaiaan mereka.

Setelah semuanya selesai, keduanya langsung pergi dari kamar tersebut dan menuju keluar untuk menghampiri mobil Ezhar, namun ternyata mobil tersebut tidak ada.

“Bu, kayanya mobil mas Ezhar nggak ada deh.”

“Terus kita pulang naik apa?”

“Naik taxi aja, alhamdulillah kemarin uang aku masih ada di tas hhe.”

Terpaksa mereka berdua memutuskan  pulang menggunakan taxi, dari pada jalan kaki. Toh Aira juga masih ada uang sedikit untuk mereka pulang ke sana.

Selama perjalanan Aira hanya menidurkan dirinya, karena rasa lelah tersebut masih terasa. Jadi dia di suruh oleh bu Husma untuk tidur saja selama di perjalanan, tidak begitu lama kini mereka sudah sampai di depan rumah besar nan mewah tersebut.

Keduanya keluar dari dalam taxi, Aira yang berjalan masih di bantu oleh Husma. Dia merasa tidak enak karena selalu merepotkan Husma, namun wanita tua tersebut merasa tidak di repotkan. Dan justru dia sangat ikhlas membantu dan merawat Aira, kini Air masih merasakan kasih sayang dari seorang Ibu, walaupun dirinya sudah lama tidak bertemu dengan mereka.

Di sana sudah terparkir mobil mewah milik Ezhar, sedang apa laki-laki tersebut membiarkan sang istri menggukan taxi tanpa menunggu. Pintu besar tersebut terbuka menampilkan sosok Ezhar yang tertawa bersama sahabatnya.

“Woah itu istri lo dari mana?”tanya Dimas, laki-laki yang pernah dapat tamparan dari Ezhar karena berani membuka cadar milik istrinya.

“Rumah sakit,”jawab Ezhar singkat.

Di Balik Senyuman AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang