Chapter 15.

472 38 6
                                    

Jangan lupa vote, comment sebelum baca ya!

Baru saja Aira selesai melaksanakan sholat subuh, tiba-tiba dia mendengar suara mobil memasuki area rumah mereka. Dengan bergegas dirinya menuju pintu ruang utama, belum sempat seseorang mengetuk pintu. Pintu tersebut sudah di buka oleh Aira, betapa terkejut Aira siapa orang yang datang tersebut.

“Mas Ezhar!” dirinya langsung mendekati Ezhar yang setengah sadar.

“Kamu kenapa baru pulang mas, aku kemarin khawatir sama kamu.”

Lelaki tersebut masih terdiam menatap manik wajah Aira, cantik. Itu yang Ezhar lihat sekarang walaupun wajah sang istri tertutup oleh cadar, memang ia akui bahwa wajaj tersebut sangat cantik dan mulus.

Dengan rasa sadarnya, Ezhar langsung mendorong tubuh Aira menjauh darinya. Rangkulan yang tadi juga berada di badan Ezhar pun terlepas, dia menatap marah Aira yang semakin tidak tahu diri untuk menyentuhnya.

“NGAK TAU DIRI BANGET SIH LO!”Ezhar meninggikan suaranya menghadap ke arah Aira.

Aira mencium bau alkohol di mulut lelaki tersebut, dan dia baru sadar ternyata suaminya baru saja meminum-minuman haram.

“Astagfirullah mas, kamu habis minum?”tanya Aira.

“Urusannya sama lo apa, mau gue minum kek apa kek bukan urusan lo.”

“Tapi kan kamu tau mas, kalo minuman itu haram. Apa lagi kamu itu seorang muslim mas,”Aira tidak habis fikir dengan jawaban dari suaminya tersebut.

“Halah banyak bacot lo! Awas minggir!”tubuh Aira terdorong kebelakang sedikit keras akibat Ezhar.

Namun baru saja melangkah melewati pintu tubuh lelaki tersebut seketika ambruk, Aira yang melihat pun terkejut dan langsung memanggil pelayan di rumah tersebut. Aira tidak mungkin mengangkat Ezhar seorang diri, karena tubuh kekar lelaki tersebut sangat berat.

“Pak, pak tolong!”

“Ada apa nak, astagfirullah kenapa dengan tuan Ezhar?”tanya Bu husma yang baru saja keluar dari dapur.

“Bu, tolongin aku buat manggil Pak kasep soalnya aku ngak kuat buat angkat dia sendiri.”

“Iya nak Ibu bantu panggilkan dulu ya, yaAllah!”dengan langkah cepat Husma berlari keluar menuju Pak kasep.

Selang berapa menit Bu husma datang bersama Pak kasep, mereka semua pun langsung membawa Ezhar untuk menuju kamar miliknya. Sebenarnya kamar tersebut tidak boleh di masuki oleh siapa pun termasuk Aira.

Kamar dengan nuansa keabuan tersebut terlihat sangat rapi dan wangi, Aira seperti terhipnotis agar tidak keluar dari kamar tersebut. Tetap dia juga harus ingat aturan bahwa mereka tidak boleh berlama-lama berada di kamar tersebut.

Aira menatap suaminya yang terlelap tersebut, terlihat sangat damai dan tampan. Apakah Aira boleh meminta satu hal saja andai dia sering melihat wajah damai ini ketika bangun dan tertidur, tetapi apa dia selalu mendapatkan tatapan dingin, datar dan tajam setiap harinya.

“Ma syaa Allah tampan sekali suamiku yaAllah.”Aira hanya bisa membatin di saat memuji ketampanan sang suami.

“Mas, maaf aku sudah lancang masuk ke kamar kamu pagi ini. Tapi aku nggak tega liat kamu, maaf ya mas aku bakal keluar kok.”Aira tersenyum sembari mengelus rambut Ezhar.

“Lain kali kamu nggak boleh minum-minum lagi ya mas, aku nggak suka liat kamu minum-minuman haram itu.”

Namun saat Aira hendak melangkah menjauh dari kamar tersebut, tangannya langsung di cekal oleh Ezhar. Aira sedikit terkejut atas perlakuaan tersebut, namun kesadarannya seketika buyar saat mendengar racauaan keluar dari mulut sang suami.

Di Balik Senyuman AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang