vii. devil's house

90 7 4
                                    

Mendadak sebuah bola mengenai bahu kiri Audrey. Saat itu ia sedang berada dihalaman depan rumah. Ia menengok ke arah pelaku yang menendang bola itu. Seorang lelaki blonde itu memasang senyum tak bersalah sambil mengangkat bahunya.

"Audrey ayo bermain denganku."

Audrey memandangi lelaki itu. Sejak ia pertama kali menjadi anggota keluarga ini, ia belum pernah berinteraksi dengan anak ini. Lelaki empat belas tahun  yang berdiri didepannya itu terus menerus memasang wajah yang mengharapkan sesuatu.

"Kau ingin bermain apa? Tanya Audrey

Sambil memutar bola matanya ke atas ia pun menjawab,

"Hide and seek!" Jawabnya bersemangat

Audrey berpikir sejenak kemudian mengiyakan. Ia mengikuti Ian yang sudah menarik lengannya pergi.

Audrey menghamburkan pandangan ke sekeliling. Satu hal yang ia syukuri hari ini adalah dia belum berpapasan dengan Eden. Lelaki itu sangat ia waspadai dan hindari sebisa mungkin.

Langkah kaki Ian terhenti dibelakang gudang yang isinya berbagai macam alat kebun dan pupuk. Gudang itu terletak berdampingan dengan rumah.

"Sudah sampai." Ucap Ian dengan kegirangan

Audrey menatap sekitar kemudian menatap anak itu yang belum juga melepaskan genggaman tangannya.

"Aku baru sekali ini pergi kesini."

"Tenang. Disini aman dan banyak tempat persembunyian yang bagus."

Audrey membalasnya dengan senyum yang ia paksakan. Ia tak tega menolak ajakan anak ini, setidaknya ia masih terlihat normal dan tidak akan berbuat sesuatu yang gila.

Sebuah langkah setengah berlari menghampiri mereka. Sambil mengangkat roknya, Miya mendekati mereka.

"Carla bilang kalian ada disini. Jadi aku kemari." Napasnya sedikit tersengal-sengal, entah ia sehabis darimana sehingga menciptakan biji-biji keringat dikeningnya.

"Kau tidak kami ajak." Ucap Ian seketika

Miya mengerutkan dahinya. Senyum itu hilang. Namun sedetik kemudian muncul lagi senyum yang lebih lebar sehingga matanya hilang dibalik senyumnya.

"Aku akan berjaga." Ucapnya dengan girang

Audrey masih kurang senang dengan anak ini. Apalagi mengingat percakapan mereka pada hari minggu digereja.

Sikapnya kali ini terlihat lebih kekanakan dibandingkan dengan umurnya yang hampir sama dengan Audrey.

Ian memandang Audrey seperti meminta persetujuan. Miya pun sama, ia memandangi Audrey dengan seluruh giginya yang terlihat seperti akan kering karena terlalu sering tersenyum lebar.

Audrey membalasnya dengan anggukan.

"Kau bilang kau yang berjaga kan?" Tanya Ian

"Iya. Kalian bisa bersembunyi sekarang!"

Miya mulai menutup matanya dan memberi kesempatan mereka berdua untuk lari mencari tempat persembunyian.

Audrey tak merasa ia harus benar-benar menganggap ini dengan serius. Ia mencari tempat persembunyian yang mudah dicari agar permainan ini tak berlarut.

Ian masih menggenggam lengan Audrey sambil mengikutinya.

"Ian, kita bisa ketahuan jika seperti ini. Carilah tempat persembunyian lain."

Ian menggeleng.

"Baiklah, lepaskan tanganmu."

Ian melepaskan genggamannya.

The Children of GodWhere stories live. Discover now