20.HUKUMAN

52 32 12
                                    

Pangeran Kedua memasuki kamar Disya dengan membawa ayam goreng. Ia bermaksud menjelaskan kepada istrinya bahwa Disya salah paham. Ia menikahi putri Fang Yin karena masalah politik yang tidak bisa dijelaskan.

"Anjani..."

Disya masih menutupi tubuhnya dengan selimut ia semakin marah kepada Pangeran Kedua setelah mendengarkan gosip terbaru dari Laras.

"Makanlah. Ini ayammu" Ujar Pangeran Kedua menaruh makanan itu diatas meja. Ia duduk disebelah Disya yang enggan berbalik menatapnya.

"Dasar orang kuno! Buaya! Kambing! Katak!"

Pangeran Kedua tidur memeluk Disya dari belakang. Disya menghindarinya hatinya masih sakit mendengar pernikahan suaminya itu.

"Kau ini kenapa?"

"Sakit hati, mas"

"Dengarlah aku tidak ada apa-apa dengannya. Aku hanya mencintaimu, Anjani"

"Tai"

Pangeran Kedua menyingkirkan selimut tebal itu dari tubuh Disya. Ia mengelus perut dan tangannya mulai meraba ke leher mulus milik gadis itu. Ia Mengendus dan menciuminya bahkan sesekali menggigit gemas leher jenjang itu hingga meninggalkan jejak disana. Tak lama ia berhenti menyadari Disya terisak dan tidak membalas cumbuannya.

"Anjani, aku menikahinya karena masalah politik. Kau tidak akan paham"

"Terus kenapa nggak nolak? Kan udah punya istri dua dirumah kenapa nambah lagi?"

Pangeran Kedua sedikit terkekeh dengan omelan Disya. Ia tidak menyangka bahwa istrinya secemburu ini kepadanya.

"Jika aku menolak, peperangan besar akan terjadi. Apa kau mau aku terluka di medan perang?"

Disya menggeleng. Walaupun seperti itu hatinya belum bisa menerima Pangeran menikah lagi.

"Kemarilah" Ujar Pangeran membalikkan Disya untuk memeluknya

"Tapi kata orang kamu sama tuh cewek udah pernah berhubungan sebelumnya?"

"Kata siapa?"

"Tapi bener nggak? Kamu sama dia udah nganu?"

"Nganu apa, sayang?"

"Buat anak?"

Pangeran Kedua tertawa terbahak-bahak ia menyentil dahi Disya yang berbaring diperlukannya itu. Disya benar-benar mudah dipengaruhi ternyata.

"Aku dan Fang Yin menikah karena permintaan terakhir ayahnya. Ayahnya meninggal saat berperang denganku dan meminta aku untuk menikahinya. Tetapi tenang saja aku hanya mencintaimu tidak ada yang lain"

"Prett! Katanya kamu sama dia udah pernah tidur bareng, ya. Terus katanya kamu juga pernah nyium dia di kerajaannya. Parah banget lo Cheng Cheng"

"Gosip dari mana lagi itu?"

"Laras"

"Kau percaya aku atau Laras?"

Disya terdiam. Ia begitu malas berdebat lagi dengan Pangeran Kedua. Disya memutuskan untuk mencari tahu besok dan menemui istri barunya itu. Mungkin ia juga butuh bantuan Chen Ting.

Saat sibuk dengan rencana dipikirkan Pangeran Kedua menarik selimut menutupi tubuh mereka. Ia menciumi dahi, hidung dan terakhir bibir milik Disya. Laki-laki itu juga menatap nafsu gadis yang ada dibawah kendalinya itu.

"Mengapa kau begitu cantik hari ini, hmm?"

"Cheng Cheng aku lagi nggak mau"

"Tidak mau apa, sih?"

GREATNESS OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang