Tujuh

478 59 5
                                    

Heyy, istrinya Eunwoo kembali nih💜

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, biar aku langsung up part selanjutnya nih, wkwk

Kangen siapa? Komen👉

Mari mari baca!

***

7. Kemarahan Gadis Belanda




Pelajaran hari ini yaitu sastra bahasa. Mengharuskan kelas 11 IPS 2 belajar di perpustakaan. Karena katanya hari ini guru tersebut tidak bisa hadir. Lantaran anaknya jatuh sakit. Mereka ditugaskan untuk membuat sebuah rangkuman dari buku paket. Berhubung ketua kelas juga mengusulkan mereka untuk merangkum di perpustakaan, yang kebetulan kosong. Akhirnya si ketua kelas diberikan ijin untuk belajar disini.

Dan kini Pelangi dan Bumi ada disana. Duduk paling pojok dan terbilang cukup jauh dari yang lainnya. Sebenarnya ini kemauan Pelangi, yang tidak suka berisik jika belajar. Kemudian memaksa Bumi untuk menemani nya, dengan syarat cowok itu tidak boleh banyak bicara. Walaupun dengan terpaksa, Bumi mana bisa menolak permintaan gadis itu.

"Ngi, lo yakin semua itu karena dia? Masa iya sih, makhluk lain ikut campur sama urusan nyawa," cicit Bumi ditelinganya. Membuat si gadis menggeram kesal, dengan kesal menaruh pulpennya diatas meja.

"Lo jangan berisik! Ngomong terus deh," sentak gadis berjepit kupu-kupu merotasikan bola matanya.

"Gue bukan nggak percaya lo bisa liat mereka ya, cuma aneh aja. Atas dasar apa wanita Belanda itu dorong Bianca dari rooftop?" ujar cowok bernama Silverqueen itu sembari menopang dagunya diatas meja menggunakan tangan. Matanya tak luput menatap Pelangi disebelah nya.

"Kalo lo terus ngomong kayak gini, bisa-bisa suara lo kedengaran sama dia," bisik Pelangi dengan sebelah tangannya yang menutupi mulut gadis itu. Pelangi mendekatkan dirinya pada si pemuda.

"Jadi sekarang diem!!" ucap gadis itu lagi masih dengan bisikan halus.

"Ngi, jadi merinding gue," cicit Bumi merasakan hawa yang agak dingin. Apa ini diakibatkan oleh napas Pelangi yang menerpa leher dibawah telinga nya. Bumi dapat merasakan bulu kuduknya meremang.

Pelangi merotasikan kedua matanya. Gadis itu kembali berkutat pada buku catatan dengan pulpen ditangannya. Bumi itu berisik, cowok tidak bisa diam itu memang tidak kenal tempat. Sudah tau perpustakaan, dilarang berisik, eh malah ngajak ngobrol.

Beberapa detik setelah nya tangan Pelangi tiba-tiba berhenti menulis.
Gadis itu merasakan ada hawa tidak enak, seperti ada seseorang yang sedang memperhatikan nya saat ini.

Pelangi merasa sekarang dia ada dibelakang nya. Walaupun gadis itu sering kali merasa ada mereka disisinya. Tapi mereka tidak memperhatikan Pelangi, karena mereka memang tidak tau dengan kemampuan gadis itu. Hanya saja sekarang rasanya, ada sosok yang tengah memperhatikannya dari rak belakang. Pelangi perlahan menggerakkan kepalanya, hingga berputar 180°. Gadis itu menemukan titik pusat yang sedang menatap kearah nya.

Damn it!!

Sosok itu, sosok yang selalu Pelangi hindari. Kini tengah berdiri dideretan buku-buku perpustakaan. Menghadap kearahnya, dengan kedua mata yang menatap lurus. Tidak ada tatapan tajam, menyelidik, marah dan sebagainya. Bola mata berwarna berisi hazel hanya menyorot lurus pada nya— Pelangi yang sudah meremas pulpen ditangannya.

[Warna hazel : campuran coklat terang dengan aksen hijau dan oranye.]


"Jangan ikut campur!!" lirih sosok itu yang masih berdiri menatap kearah nya.

SMA BATAVIA✓Where stories live. Discover now