Baju kemeja kotak-kotak 2

16 6 2
                                    

Sementara itu di kota Denpasar, Charles baru selesai berpakaian. "Astaga, Christina Goldman. Rasanya hatiku bahagia" kata Charles sambil mencium bibir. "Baiklah, Charles Roosevelt. Apakah yang membuatmu bahagia?" tanya Christina heran. "Astaga, Christina Goldman. Hatiku bahagia hidup bersamamu" jawab Charles. "Tenanglah, Charles Roosevelt. Aku merasakan hal yang sama" jawab Christina sambil tertawa. "Baiklah, Christina Goldman. Aku ingin makan siang" kata Charles sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di sebuah kamar, Daniel sedang berpakaian. "Astaga, Victoria Turner. Rasanya hatiku bahagia" kata Daniel sambil bangkit berdiri. "Baiklah, Daniel Roosevelt. Apakah yang membuatmu bahagia?" tanya Victoria heran. "Astaga, Victoria Turner sayang. Hatiku bahagia hidup bersamamu" jawab Daniel. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Aku merasakan hal yang sama" jawab Victoria sambil tertawa. "Baiklah, Victoria. Aku ingin makan siang" kata Daniel sambil tersenyum dengan lebar. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di kamar lainnya, Derek sedang berpakaian. "Astaga, Windy Spencer cantik. Rasanya hatiku bahagia" kata Derek sambil bangkit berdiri. "Baiklah, Derek Roosevelt. Apakah yang membuatmu bahagia?" tanya Windy heran. "Astaga, Windy Spencer sayang. Hatiku bahagia hidup bersamamu" jawab Derek. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku merasakan hal yang sama" jawab Windy sambil tertawa. "Baiklah, Windy. Aku ingin makan siang" kata Derek sambil tersenyum dengan lebar. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di sebuah kedai, Matthew sedang merasa sedih. "Sudahlah, uncle Matthew. Jangan sampai kau sakit" kata Dante sambil mencium tangan. "Benar, uncle Matthew. Janganlah sampai kau sakit" kata Damian sambil mencium tangan. "Astaga, anak-anak manis. Terima kasih atas perhatiannya" kata Matthew sambil tersenyum. "Baiklah, uncle Matthew. Sebaiknya kita makan siang" kata Damian sambil tersenyum. "Baiklah, anak-anak manis. Saatnya kita makan siang" kata Matthew sambil bersemangat. Seketika itu juga, mereka bertiga makan siang bersama-sama.

Sementara itu di sebuah penjara, Dustin dan Jennifer berduaan. "Astaga, Jennifer Montoya. Akhirnya kau hamil" kata Dustin sambil tersenyum dengan lebar. "Benar, Dustin Smith. Akhirnya aku hamil" kata Jennifer sambil memeluk dengan erat-erat. "Baiklah, Jennifer Montoya. Apakah kau ingin sesuatu?" tanya Dustin sambil berbaring. "Tenang, Dustin Smith sayang. Aku hanya ingin membelai-belai dada otot dadamu" jawab Jennifer sambil merayu. "Baiklah, Jennifer Montoya. Seluruh tubuh kekarku hanya untuk dirimu" kata Dustin. "Baiklah, Dustin Smith sayang. Letakkan kedua tangannu di belakang kepala" kata Jennifer. Seketika itu juga, mereka berdua saling bermesraan-mesraan.

Sementara itu di kota London, Dimitrio sedang tersenyum. "Astaga, William Simanjuntak. Aku jenuh sekali" kata Dimitrio. "Tetapi, daddy tersayang. Apakah yang harus kita lakukan?" tanya William heran. "Astaga, William Simanjuntak. Aku ingin ke Indonesia" jawab Dimitrio sambil berbaring. "Tetapi, daddy tersayang. Indonesia sedang musim panas" kata William sambil tersenyum. "Astaga, William Simanjuntak. Aku ingin ke Indonesia" kata Dimitrio sambil memeluk. "Baiklah, daddy tersayang. Permintaanmu akan aku turuti" kata William sambil mencium. "Baiklah, William Simanjuntak. Kau adalah anak baik" kata Dimitrio sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di kota Denpasar, Charles sedang duduk merokok. "Astaga, Christina Goldman. Rasanya aku bahagia sekali" kata Charles sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Charles Roosevelt. Apakah yang membuat dirimu senang?" tanya Christina. "Menantu kita, Christina. Anak-anak menantu kita hamil" jawab Charles sambil tersenyum. "Baiklah, Charles Roosevelt. Akhirnya kita akan memiliki cucu" kata Christina tersenyum. "Astaga, Christina Goldman. Sekian lama menunggu" kata Charles sambil terus merokok. Seketika itu juga, mereka berciuman bibir dengan mesra.

Sementara itu di sebuah kamar, Daniel sedang merasa senang. "Astaga, Victoria Turner. Akhirnya kita akan memiliki anak" kata Daniel memeluk. "Benar, Daniel Roosevelt. Akhirnya kita akan memiliki seorang anak" kata Victoria. "Tetapi, Victoria Turner. Bagaimana cara kita merawatnya?" tanya Daniel. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Kita pasti bisa merawatnya" jawab Victoria sambil santai. "Baiklah, Victoria Turner. Apakah kau ingin sesuatu?" tanya Daniel sambil memeluk. "Ya, Daniel Roosevelt. Permintaan untuk anak kita" jawab Victoria sambil merayu. "Baiklah, Victoria Turner. Apakah yang kau inginkan?" tanya Daniel sambil mencium. "Baiklah, Daniel tersayang. Bukalah seluruh pakaianmu" jawab Victoria sambil merayu. Seketika itu juga, Daniel pasrah.

Sementara itu di kamarnya, Derek sedang merasa senang. "Baiklah, Windy Spencer. Akhirnya kita akan memiliki anak" kata Derek memeluk. "Benar, Derek Roosevelt. Akhirnya kita akan memiliki seorang anak" kata Windy. "Tetapi, Windy Spencer. Bagaimana cara kita merawatnya?" tanya Derek. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Kita pasti bisa merawatnya" jawab Windy sambil santai. "Baiklah, Windy Spencer. Apakah kau ingin sesuatu?" tanya Derek sambil memeluk. "Ya, Derek Roosevelt. Permintaan untuk anak kita" jawab Windy sambil merayu. "Baiklah, Windy Spencer. Apakah yang kau inginkan?" tanya Derek sambil mencium. "Baiklah, Derek tersayang. Bukalah seluruh pakaianmu" jawab Windy sambil merayu. Seketika itu juga, Derek pasrah.

The Perfect Man 3Where stories live. Discover now