Anak kembar yang baru

6 2 0
                                    

Beberapa bulan kemudian, Christina sedang merasa gelisah. "Astaga, Charles Roosevelt. Semoga mereka selamat" kata Christina sambil cemberut. "Tenang saja, Christina Goldman. Pasti para menantu kita selamat" kata Charles sambil mencium. "Baiklah, Charles Roosevelt. Semoga doa kita terkabul" kata Christina sambil memeluk erat. Seketika itu juga, mereka berdua saling berpelukan dengan erat.

Sementara itu di ruang bersalin, Victoria sedang merasa sakit. "Baiklah, Victoria Turner. Teruslah berusaha" kata Daniel. "Tidak, Daniel Roosevelt. Rasanya sakit sekali" kata Victoria sambil meronta-ronta. "Jangan,Victoria Turner. Teruslah berusaha" kata Daniel. "Tetapi, Daniel Roosevelt. Perutku sudah tidak tahan" kata Victoria sambil menangis. "Ayolah, Victoria Turner. Badannya hampir terlihat" kata Daniel sambil memeluk erat. Seketika itu juga, bayi pertama mereka telah dilahirkan.

Sementara itu di kamar sebelah, Windy sedang merasa sakit. "Baiklah, Windy Spencer. Teruslah berusaha" kata Derek. "Tidak kuat, Derek Roosevelt. Rasanya sakit sekali" kata Windy sambil terus meronta-ronta. "Jangan, Windy Spencer. Teruslah berusaha" kata Derek. "Tetapi, Derek Roosevelt. Perutku sudah tidak tahan" kata Windy sambil menangis. "Ayolah, Windy Spencer. Badannya hampir terlihat" kata Derek sambil memeluk erat. Seketika itu juga, bayi pertama mereka telah dilahirkan.

Sementara itu di kota London, Dimitrio sedang membaca buku. "Hai, daddy Dimitrio tersayang. Apakah yang kau baca?" tanya William sambil mendekat. "Tidak, William Simanjuntak. Aku sedang membaca buku" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Tetapi, daddy tersayang. Sekarang kau memegang ponsel" kata William sambil cemberut. "Benar, William Simanjuntak. Bagaimana kau tahu?" tanya Dimitrio sambil tersenyum. "Tentu saja, daddy tersayang. Karena aku yang mengunduhnya" jawab William. "Baiklah, anak muda. Cerita-ceritamu bagus" kata Dimitrio sambil memeluk. "Terima kasih, daddy tersayang. Aku senang mendengarnya" kata William sambil tidur miring. Seketika itu juga, mereka berdua berpelukan dengan eratnya.

Sementara itu di sebelah kamar, Jonathan sedang menguping. "Hai, daddy Dimitrio tersayang. Apakah yang kau baca?" tanya William sambil mendekat. "Tidak, William Simanjuntak. Aku sedang membaca buku" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Tetapi, daddy tersayang. Sekarang kau memegang ponsel" kata William sambil cemberut. "Benar, William Simanjuntak. Bagaimana kau tahu?" tanya Dimitrio sambil tersenyum. "Tentu saja, daddy tersayang. Karena aku yang mengunduhnya" jawab William. "Baiklah, anak muda. Cerita-ceritamu bagus" kata Dimitrio sambil memeluk. "Terima kasih, daddy tersayang. Aku senang mendengarnya" kata William sambil tidur miring. Seketika itu juga, Jonathan mulai merasa mengantuk berat.

Sementara itu di kota Jakarta, Charles melihat cucu mereka. "Astaga, Charles Roosevelt. Daniel memberikan kita cucu pertama perempuan" kata Christina sambil tersenyum. "Benar, Christina Goldman. Derek memberikan kita cucu pertama laki-laki" kata Charles. "Astaga, Christina Goldman. Tuhan sungguh adil" kata Charles sambil tersenyum lebar. "Benar sekali, Charles Roosevelt. Tuhan sungguh adil" kata Christina sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka terharu melihat cucunya.

Sementara itu di ruang bersalin, Victoria sedang merasa sakit. "Baiklah, Victoria Turner. Teruslah berusaha" kata Daniel. "Tidak, Daniel Roosevelt. Rasanya sakit sekali" kata Victoria sambil meronta-ronta. "Jangan,Victoria Turner. Teruslah berusaha" kata Daniel. "Tetapi, Daniel Roosevelt. Perutku sudah tidak tahan" kata Victoria sambil menangis. "Ayolah, Victoria Turner. Badannya hampir terlihat" kata Daniel sambil memeluk erat. Seketika itu juga, bayi kedua mereka telah dilahirkan.

Sementara itu di kamar sebelah, Windy sedang merasa sakit. "Baiklah, Windy Spencer. Teruslah berusaha" kata Derek. "Tidak kuat, Derek Roosevelt. Rasanya sakit sekali" kata Windy sambil terus meronta-ronta. "Jangan, Windy Spencer. Teruslah berusaha" kata Derek. "Tetapi, Derek Roosevelt. Perutku sudah tidak tahan" kata Windy sambil menangis. "Ayolah, Windy Spencer. Badannya hampir terlihat" kata Derek sambil memeluk erat. Seketika itu juga, bayi kedua mereka telah dilahirkan.

Sementara itu di rumahnya, Dimitrio dan William berduaan. "Astaga, William Simanjuntak. Hatiku senang sekali" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Benar, daddy Dimitrio sayang. Aku merasa hal serupa" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Sekarang saatnya tidur" kata Dimitrio sambil melepas jubah. "Baiklah, daddy sayang. Sekarang saatnya kita tidur" kata Dimitrio sambil melepas jubah. Seketika itu juga, mereka tertidur dengan pulas.

Sementara itu di sebelah kamar, Jonathan sedang menguping. "Astaga, William Simanjuntak. Hatiku senang sekali" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Benar, daddy Dimitrio sayang. Aku merasa hal serupa" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Sekarang saatnya tidur" kata Dimitrio sambil melepas jubah. "Baiklah, daddy sayang. Sekarang saatnya kita tidur" kata Dimitrio sambil melepas jubah. Seketika itu juga, Jonathan merasa mulai mengantuk berat.

Sementara itu di rumahnya, Charles sedang tersenyum. "Astaga, Christina Goldman. Rasanya ini adalah mimpi" kata Charles sambil asyik merokok. "Benar, Charles Roosevelt. Rasanya ini adalah mimpi" kata Christina sambil memijat. "Baiklah, Christina Goldman. Aku berharap cucu kita kembar" kata Charles sambil tersenyum. "Baiklah, Charles Roosevelt. Kenapa kau berharap seperti itu?" tanya Christina terkejut. "Tentu saja, Christina Goldman. Aku rindu pada kelucuan anak-anak kembarku" jawab Charles sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka berdua berciuman bibir dengan mesra.

Sementara itu di sebuah kamar, Daniel sedang telanjang bulat. "Astaga, Victoria Turner. Tubuhku mulai menggigil" kata Daniel sambil memeluk. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Aku belum puas" kata Victoria. "Tetapi, Victoria Turner. Udaranya dingin sekali" kata Daniel sambil cemberut. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Aku masih ingin membelai dadamu" kata Victoria merajuk. "Baiklah, Daniel Roosevelt. Sekarang pakailah celanamu" kata Victoria sambil pasrah. "Baiklah, Victoria Turner. Permintaanmu akan aku turuti" kata Daniel sambil duduk. Seketika itu juga, Daniel memakai seluruh celananya.

Sementara itu di kamarnya, Derek sedang telanjang bulat. "Astaga, Windy Spencer. Tubuhku mulai menggigil" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku belum puas" kata Windy. "Tetapi, Windy Spencer. Udaranya dingin sekali" kata Derek sambil cemberut. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku masih ingin membelai dadamu" kata Windy merajuk. "Baiklah, Derek Roosevelt. Sekarang pakailah celanamu" kata Windy sambil pasrah. "Baiklah, Windy Spencer. Permintaanmu akan aku turuti" kata Derek sambil duduk. Seketika itu juga, Derek memakai seluruh celana.

Sementara itu di rumahnya, Dimitrio dan William berduaan. "Astaga, William Simanjuntak. Tolong pijat punggungku" kata Dimitrio sambil telungkup. "Astaga, daddy Dimitrio. Wajahmu seperti Arnold Schwarzenegger" kata William. "Baiklah, William Simanjuntak. Sepertinya kau merayuku" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Tidak, daddy Dimitrio. Ucapanku tulus" kata William. "Baiklah, William Simanjuntak. Aku percaya padamu" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Astaga, daddy Dimitrio. Sekarang tidurlah dengan nyenyak" kata William meminta. Seketika itu juga, mereka bermesraan-mesraan.

The Perfect Man 3Where stories live. Discover now