Anak kembar yang baru 4

10 3 0
                                    

Sementara itu di kota London, Dimitrio sedang telanjang bulat. "Astaga, daddy tersayang. Apakah yang kau lakukan?" tanya William sambil merangkak naik ke ranjang. "Tidak, William Simanjuntak. Aku baru olahraga" jawab Dimitrio sambil tersenyum. "Astaga, daddy tersayang. Kenapa kau mencukur bulu dadamu?" tanya William. "Tenang, William Simanjuntak. Nanti akan tumbuh lagi" jawab Dimitrio sambil merokok. "Baiklah, William Simanjuntak. Dimana Jonathan berada?" tanya Dimitrio sambil tersenyum. "Tenanglah, daddy tersayang. Kakak Jonathan sudah tidur" jawab William membelai. "Baiklah, William Simanjuntak. Buka seluruh pakaianmu" kata Dimitrio sambil meminta. "Baiklah, daddy tersayang. Perintahmu adalah tugasku" jawab William sambil tertawa. Seketika itu juga, Dimitrio ikut membantu pekerjaan William.

Sementara itu di sebelah kamar, Jonathan sedang bermimpi. "Astaga, daddy tersayang. Apakah yang kau lakukan?" tanya William sambil merangkak naik ke ranjang. "Tidak, William Simanjuntak. Aku baru olahraga" jawab Dimitrio sambil tersenyum. "Astaga, daddy tersayang. Kenapa kau mencukur bulu dadamu?" tanya William. "Tenang, William Simanjuntak. Nanti akan tumbuh lagi" jawab Dimitrio sambil merokok. "Baiklah, William Simanjuntak. Dimana Jonathan berada?" tanya Dimitrio sambil tersenyum. "Tenanglah, daddy tersayang. Kakak Jonathan sudah tidur" jawab William membelai. "Baiklah, William Simanjuntak. Buka seluruh pakaianmu" kata Dimitrio sambil meminta. "Baiklah, daddy tersayang. Perintahmu adalah tugasku" jawab William sambil tertawa. Seketika itu juga, Jonathan terbangun dari tidurnya.

Sementara itu di kota Denpasar, Charles masih merasa bersedih. "Sudahlah, Charles Roosevelt. Tabahkan hatimu" kata Christina sambil memeluk dengan erat. "Tetapi, Christina Goldman. Rumah kita memiliki banyak kenangan" kata Charles sedih. "Benar, Charles Roosevelt. Rumah kita memiliki banyak kenangan" kata Christina. "Baiklah, Christina Goldman. Apakah ada roti?" tanya Charles. "Tenang saja, Charles Roosevelt. Aku memiliki sandwich" jawab Christina sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka berdua sarapan pagi bersama.

Sementara itu di dekat loket, Daniel merasa lebih sedih. "Sudahlah, Daniel Roosevelt. Tabahkan hatimu" kata Victoria sambil memeluk dengan erat. "Tetapi, Victoria Turner sayang. Rumah kita memiliki banyak kenangan" kata Daniel sedih. "Benar sekali, Daniel Roosevelt. Rumah kita memiliki banyak kenangan" kata Victoria. "Baiklah, Victoria Turner. Apakah ada roti?" tanya Daniel. "Tenang saja, Daniel Roosevelt. Aku memiliki sandwich" jawab Victoria sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka berdua sarapan pagi bersama.

Sementara itu di kursi lainnya, Derek merasa paling bersedih. "Sudahlah, Derek Roosevelt. Tabahkan hatimu" kata Windy sambil memeluk dengan erat. "Tetapi, Windy Spencer sayang. Rumah kita memiliki banyak kenangan" kata Derek sedih. "Benar sekali, Derek Roosevelt. Rumah kita memiliki banyak kenangan" kata Windy murung. "Baiklah, Windy Spencer. Apakah ada roti?" tanya Derek. "Tenang saja, Derek Roosevelt. Aku memiliki sandwich" jawab Windy sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka berdua sarapan pagi bersama.

Sementara itu di kota London, Dimitrio keluar dari kamar kecil. "Astaga, daddy tersayang. Apakah yang kau lakukan?" tanya William sambil memeluk. "Tidak, William Simanjuntak. Aku hanya buang air" jawab Dimitrio sambil berbaring. "Astaga, daddy tersayang. Bulu-bulumu halus sekali" kata Dimitrio sambil membelai. "Sudahlah, William Simanjuntak. Saatnya kita tidur" kata Dimitrio. "Baiklah, daddy tersayang. Saatnya kita tidur" kata William. Seketika itu juga, mereka tertidur dengan pulasnya.

Sementara itu di depan kamar, Jonathan sedang mengintip. "Astaga, daddy tersayang. Apakah yang kau lakukan?" tanya William sambil memeluk. "Tidak, William Simanjuntak. Aku hanya buang air" jawab Dimitrio sambil berbaring. "Astaga, daddy tersayang. Bulu-bulumu halus sekali" kata Dimitrio sambil membelai. "Sudahlah, William Simanjuntak. Saatnya kita tidur" kata Dimitrio. "Baiklah, daddy tersayang. Saatnya kita tidur" kata William. Seketika itu juga, Jonathan masuk ke dalam kamarnya.

Sementara itu dalam pesawat, Charles dan Christina berduaan. "Astaga, Christina Goldman. Hatiku senang sekali" kata Charles sambil tersenyum. "Baiklah, Charles Roosevelt. Apakah yang membuat dirimu senang?" tanya Christina heran. "Bulan ini, Christina Goldman. Anak-anak menantu kita hamil" jawab Charles sambil tersenyum. "Baiklah, Charles Roosevelt. Akhirnya kita akan memiliki cucu" kata Christina tersenyum. "Astaga, Christina Goldman. Sekian lama menunggu" kata Charles sambil terus merokok. Seketika itu juga, mereka berciuman bibir dengan mesra.

Sementara itu di sebuah kamar, Daniel sedang merasa senang. "Astaga, Victoria Turner. Udaranya dingin sekali" kata Daniel sambil memeluk. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Aku masih belum puas" kata Victoria sambil membelai. "Tetapi, Victoria Turner. Rasa-rasanya aku beku" kata Daniel sambil memeluk. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Aku masih belum puas" kata Victoria sambil membelai. "Astaga, Victoria Turner. Tolonglah tutup jendelanya" kata Daniel sambil menggigil. Seketika itu juga, Victoria patuh.

Sementara itu di kamarnya, Derek sedang merasa senang. "Astaga, Windy Spencer. Udaranya dingin sekali" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku masih belum puas" kata Windy sambil membelai-belai. "Tetapi, Windy Spencer. Rasa-rasanya aku beku" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku masih belum puas" kata Windy sambil membelai. "Astaga, Windy Spencer. Tolonglah tutup jendelanya" kata Derek sambil terus menggigil. Seketika itu juga, Windy patuh.

Sementara itu di kamarnya, Matthew sedang merasa sedih. "Astaga, Windy Spencer. Udaranya dingin sekali" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku masih belum puas" kata Windy sambil membelai-belai. "Tetapi, Windy Spencer. Rasa-rasanya aku beku" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Aku masih belum puas" kata Windy sambil membelai. "Astaga, Windy Spencer. Tolonglah tutup jendelanya" kata Derek sambil terus menggigil. Seketika itu juga, Matthew tidur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Perfect Man 3Where stories live. Discover now