Sebuah mobil bekas

20 6 2
                                    

Sementara itu di kota London, Dimitrio sedang merasa senang. "Astaga, William Simanjuntak. Mobil-mobilnya bagus" kata Dimitrio sambil tersenyum. "Benar, daddy tersayang. Mobil-mobilnya bagus sekali" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah aku boleh membelinya?" tanya Dimitrio sambil berbisik. "Tentu saja, daddy tersayang. Belilah yang kau butuhkan" jawab William dengan jujur. Seketika itu juga, Dimitrio puas.

Sementara itu di kota Denpasar, Charles dan Christina berduaan. "Astaga, Christina Goldman. Betapa indahnya cinta kita" kata Charles sambil melepas bajunya. "Benar sekali, Charles Roosevelt. Cinta pandangan pertama" kata Christina sambil membantu. "Tetapi, Christina Goldman. Maaf, aku gagal membeli anjing baru tersebut" kata Charles. "Tenanglah, Charles Roosevelt. Aku tidak kecewa" kata Christina sambil mencuci wajahnya. "Baiklah, Christina Goldman. Saatnya bercinta" kata Charles. Seketika itu juga, Christina mulai merasa berserah pasrah saja.

Sementara itu di kamarnya, Daniel dan Victoria berduaan. "Astaga, isteriku Victoria Turner. Betapa indahnya cinta kita" kata Daniel sambil melepas bajunya. "Benar sekali, Daniel Roosevelt. Cinta pandangan pertama" kata Victoria sambil membantu. "Tetapi, Victoria Turner. Maafkan, aku belum sempurna" kata Daniel sambil memeluk. "Tenanglah, Daniel Roosevelt. Suatu saat memiliki anak" kata Victoria sambil mencuci terus-menerus wajahnya. "Baiklah, Victoria Turner. Saatnya bercinta" kata Daniel. Seketika itu juga, Victoria mulai merasa berserah pasrah saja.

Sementara itu di kamarnya, Derek dan Windy berduaan. "Astaga, isteriku Windy Spencer. Betapa indahnya cinta kita" kata Derek sambil melepas bajunya. "Benar sekali, Derek Roosevelt. Cinta pandangan pertama" kata Windy sambil membantu. "Tetapi, Windy Spencer. Maafkan, aku belum sempurna" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Suatu saat memiliki anak" kata Windy sambil mencuci terus-menerus wajahnya. "Baiklah, Windy Spencer. Saatnya bercinta" kata Derek. Seketika itu juga, Windy mulai merasa berserah pasrah saja.

Sementara itu di kamarnya, Matthew sedang bersiap tidur. "Astaga, isteriku Windy Spencer. Betapa indahnya cinta kita" kata Derek sambil melepas bajunya. "Benar sekali, Derek Roosevelt. Cinta pandangan pertama" kata Windy sambil membantu. "Tetapi, Windy Spencer. Maafkan, aku belum sempurna" kata Derek sambil memeluk. "Tenanglah, Derek Roosevelt. Suatu saat memiliki anak" kata Windy sambil mencuci terus-menerus wajahnya. "Baiklah, Windy Spencer. Saatnya bercinta" kata Derek. Seketika itu juga, Matthew bugil.

Sementara itu di kota London, William masuk dalam mobil. "Baiklah, William Simanjuntak. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Dimitrio. "Bagus sekali, daddy tersayang. Aku senang dengan mobilnya" jawab William sambil tersipu. "Astaga, William Simanjuntak. Ada apakah dengannu?" tanya Dimitrio sambil terkejut. "Baiklah, daddy tersayang. Rasanya aku ingat sesuatu" jawab William sambil memeluk. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah yang kau maksud?" tanya Dimitrio sambil tertawa. "Astaga, daddy tersayang. Seleramu seperti papaku" jawab William sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Dimitrio tahu.

Sementara itu di kota Denpasar, Charles dan Christina bercinta. "Astaga, Charles Roosevelt. Betapa lebatnya bulu dadamu" kata Christina sambil membelai. "Maaf, Christina Goldman. Apakah kau terganggu?" tanya Charles sambil berbaring. "Bukan, Charles Roosevelt. Tetapi, aku merasa takjub" jawab Christina sambil membelai dengan lembut. "Baiklah, Christina Goldman. Tolong lepaskan celanaku" kata Charles sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Charles Roosevelt. Apakah yang akan kau lakukan?" tanya Christina heran. "Tenanglah, Christina sayang. Nanti kau akan mengerti" kata Charles sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Christina mulai merasa berserah pasrah saja.

Sementara itu di kamarnya, Daniel dan Victoria berduaan. "Astaga, Daniel Roosevelt. Betapa lebatnya bulu dadamu" kata Victoria sambil membelai. "Maaf, Victoria Turner sayang. Apakah kau terganggu?" tanya Daniel sambil berbaring santai. "Bukan, Daniel Roosevelt sayang. Tetapi, aku merasa takjub" jawab Victoria sambil membelai dengan selembut-lembutnya. "Baiklah, Victoria Turner sayang. Tolong lepaskan celanaku" kata Daniel sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Daniel Roosevelt. Apakah yang kau lakukan?" tanya Victoria sambil heran. "Tenanglah, Victoria sayang. Nanti kau akan mengerti" kata Daniel sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Victoria mulai merasa berserah pasrah saja.

Sementara itu di kamarnya, Derek dan Windy berduaan. "Astaga, Derek Roosevelt sayang. Betapa lebat bulu dadamu" kata Windy sambil terus membelai. "Maaf, Windy Spencer sayang. Apakah kau terganggu?" tanya Derek sambil berbaring santai. "Bukan, Derek Roosevelt sayang. Tetapi, aku merasa takjub" jawab Windy sambil membelai dengan selembut-lembutnya. "Baiklah, Windy Spencer sayang. Tolong lepaskan celanaku" kata Derek sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Derek Roosevelt. Apakah yang kau lakukan?" tanya Windy sambil heran. "Tenanglah, Windy tersayang. Nanti kau akan mengerti" kata Derek sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, mulai merasa berserah pasrah saja.

Sementara itu di kamarnya, Matthew sedang tidur telentang. "Astaga, Derek Roosevelt sayang. Betapa lebat bulu dadamu" kata Windy sambil terus membelai. "Maaf, Windy Spencer sayang. Apakah kau terganggu?" tanya Derek sambil berbaring santai. "Bukan, Derek Roosevelt sayang. Tetapi, aku merasa takjub" jawab Windy sambil membelai dengan selembut-lembutnya. "Baiklah, Windy Spencer sayang. Tolong lepaskan celanaku" kata Derek sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Derek Roosevelt. Apakah yang kau lakukan?" tanya Windy sambil heran. "Tenanglah, Windy tersayang. Nanti kau akan mengerti" kata Derek sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Matthew puas.

Sementara itu di kota London,
Dimitrio dan William bercinta. "Astaga, daddy Dimitrio sayang. Penampilanmu menarik" kata William sambil memeluk erat. "Mustahil, William Simanjuntak. Wajahku sudah terlihat tua" kata Dimitrio sambil memeluk erat. "Benar, daddy Dimitrio sayang. Tetapi, kau masih terlihat tampan rupawan" kata Windy. "Tidak, William Simanjuntak. Wajahku sudah terlihat tua" kata Dimitrio sambil tertawa pelan. Seketika itu juga, mereka berciuman bibir dengan mesra.

The Perfect Man 3Donde viven las historias. Descúbrelo ahora