5. incident

161 16 1
                                    

Sing baru pulang dari lesnya, dia, menyempatkan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu. Mulai hari ini sing akan kerja di restoran. Sebernya ini bukan pertama kali, sing juga pernah berkerja di kafe sebelumnya.

Sing bisa saja langsung pergi kerja, tapi dia harus memeriksa Leo terlebih dahulu, dia sedang dalam masa pemilihan setelah pulang dari rumah sakit dua hari lalu.

Sing masuk ke dalam rumah. Rumah yang selalu sepi.
Ada Leo, di sana dia sedang menonton televisi.

"Kau sudah makan?"tanyanya.

"Belum."

Sing meletakkan tasnya dia sopa, dan pergi ke dapur, lalu memakai celemek.

"Bagaimana jika aku masakan pasta?" Ucapnya.

"Terserah." Ucap Leo, tanpa ekspresi apapun.

Sing mengambil bahan-bahan yang akan dia masak di kulkas.
Sing mulai semasak.. tangannya begitu cekatan.

Dari ruangan tengah, Leo melihat sing yang sedang memasak. Terulas segaris senyuman di bibir Leo. bagaimanapun Leo, manusia biasa sebenci apapun dia pada sing, leo tidak mengelak dia, juga takut jika suatu saat nanti sing tidak bisa bertahan lagi.. Leo, takut sing pergi meninggalkannya.
Leo, sedang berusaha berdamai dengan dirinya sendiri, mencoba mengalahkan egonya.

Sing yang sudah selesai dengan masakannya. Dia menata masaknya di meja makan.

"Leo, ayok makan." Ucapnya.

Leo menghampiri sing, duduk di meja dan mereka berdua mulai makan.

"Leoyaa, setelah ini aku, akan pergi kerja. Sepertinya aku akan pulang terlambat. Kau tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri lagi.?" Katanya.

"Kau masih berkeja paruh ?" Ucapnya.

"Nee, mulai hari ini aku akan kerja di restoran." Ucapnya.

______________________________________

Sing sudah mulai berkerja, tadi saat menejer, memperkenalkan dia dengan yang lainya sing di buat terkejut. Sebab zayyan juga bekerja di restoran ini.
Sing dan zayyan bekerja sebagai barista di restoran.
Sing, yang masih belum mengerti dia hanya melihat zayyan yang sedang membuat racikan kopi.

"Zayyan." Yang di panggil pun menoleh, "kau ingin bertanya sesuatu?"ucapnya.

"Kau, sudah berapa lama bekerja di sini?" Tanyanya.

"Sudah setengah tahun." Ucap zayyan, sambil menuangkan kopi ke gelas.
Sing hanya mengangguk.

Tak lama di dalam restoran ada keributan yang di lakukan segerombolan anak remaja.

Sing dan zayyan menghampiri mereka. Mereka, semakin mengacaukan restoran membuat pelanggan di sana terganggu.

"Yak.. jika ingin membuat keributan jangan di sini! Bentak sing.

" Kalian Sudah mengganggu kenyamanan pelanggan kami. Jika tidak ingin makan silah pergi. Ucap zayyan pormal masih dengan nada rendah agar tidak meyinggung mereka.

"Kau mengusir kmi!" Ucapnya.
Dia tersenyum kecut. Menatap ke empat temanya.

"Aku, Anak pemilik restoran." Ucapnya. Dengan muka sombong.

"Yakk.. aku tidak perduli. Bahkan jika aku mau, aku bisa membeli restoran ini. Ucap sing dengan ekspresi menantang.

Laki-laki itu melempar gelas ke bawah.

" Yaa..jangan di lempar itu barang mahal." Ucap Zayyan.

"Biarkan saja, dia merusak barang-barang di sini. Bukankah ini restoran ini Milik ayahnya. Ucapsing.

Menejer resto, datang menghampiri mereka.
"Maaf, tuan muda. Bos menunggu mu di rumah." Ucap menejer itu.

Anak berandalan dan teman-teman itu pergi dari restoran.

"Kalian pulang saja, hari ini restoran tutup lebih cepat." Ucap menejer.

______________________________________

Sing dan zayyan sedang duduk di kursi. Mereka banyak mengobrol, membahas soal hobby, makanan favorit, sampai hal random lainya. Membuat mereka merdua tertawa bersama.

"Sing, kalau aku boleh tahu alasan mu berkerja untuk apa ? Tidak mungkin kan untuk uang!" Ucapnya.

"Iya, kau benar alasan aku bekerja bukan untuk uang. Aku hanya tidak ingin pulang cepat, setelah pulang sekolah dan les. Jadi dari pada aku main tidak jelas untuk mengulur waktu.. lebih baik aku bekerja. Uangnya lumayan bisa ku tabung." Katanya.

Sing tidak ingin pulang terlalu cepat, setidaknya saat dia pulang Leo sudah tertidur. Sing tidak ingin melihat tatapan kebencian adiknya itu.

"Kalau kau sendiri, alasanya apa?" Tanyanya.

"Aku, aku bekerja demi membeli kebahagiaan!"
Ucapnya.

"Maksudnya?" Sing tidak mengerti apa yang di ucapkan zayyan.

" Saat aku bekerja, aku akan mendapatkan uang, dari uang itu aku bisa membeli makanan, baju, sampai kebutuhan lainya untuk aku berikan pada orang yang tidak seberuntung kita. Melihat wajah ceria mereka membuat aku bahagia." Ucapnya.

Sing tertegun, dengan ucapan zayyan dia sangat baik sekali. Memanusiakan manusia.

Sing mendapatkan telfon dari Davin

"Sing di mana.? Cepat ke arena balapan. Malam ini hadiahnya satu juta won.!"

______________________________________

Hii guys.. maaf kemarin gk ufdate.

Kali ini nulis banyak bngt sampe pegel tangan hehe.

Jangan lupa vote ya..

Bliss ayok dong kencengin lagi setrimingnya hari ini lambat bngt naiknya.








DEAR SING  || XODIAC Where stories live. Discover now