Chapter 96 ♗

259 42 2
                                    

Oza menaikkan alisnya dengan mata yang memancarkan emosi permusuhan.

"Kau menungguku?"

Kei menjawab setelah diam untuk beberapa saat. "Habis kemana kau?"

"Tidak penting." Oza memutar bola matanya. "Ayo, Zia." Dia memberitahu Zia untuk pergi menjauhi Kei bersamanya.

"Oza." Sebelum Oza sudah berhasil berbalik sepenuhnya Kei sudah lebih dulu memanggilnya lagi. "Bicara denganku."

"Tsk. Apa yang perlu dibicarakan? Kau lakukan sebagaimana yang kau mau. Aku tidak akan protes lagi. Aku menutup rapat mulutku." Oza bicara jengkel.

"Aku masih ingin menyendiri dengan Zia. Kau kembalilah, bos." Dia melambaikan satu tangannya singkat seraya berlalu pergi memunggungi Kei.

Kei menontoni kepergian Oza dengan Zia dari tempatnya. Tangan kiri masih dalam posisi tertekuk bertopang pada ikat kain yang melingkar dari bahu kanannya.

Hubungan antar mereka sedang agak renggang tapi Oza tetap merawat cideranya dengan telaten sebagaimana dia biasanya.

Kei tersadar bahwa dia telah mengacaukan sesuatu. Ada sebuah tali yang nyaris dia buat putus.

Keingintahuannya membuatnya bergerak tanpa berpikir. Dia melupakan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Dari awal dia minim bicara dan dia sudah terlalu terbiasa orang-orang di sekitarnya memaklumi sifatnya. Dia tidak sadar bahwa dia telah melewati batas yang sebelumnya dia belum pernah sadari keberadaannya.

Empat hari lalu setelah mereka berdua kembali dari sana. Saat itu Kei menjelaskan semuanya pada Oza. Tentang dia yang menempatkan eksemplar penyampai pesan buatan Zia dan dia di sudut bagian kolong meja tamu ruangan Frey, pembicaraan apa yang Kei dengar dan bagian mana yang membuat Kei berpikir bahwa dia setuju dengan yang ada di pikiran sang putra bangsawan count, serta membuatnya berpikir bahwa kelompok mereka harus mendukung apa yang tengah ingin dibangun saudara beda ibunya dengan putra bangsawan itu.

Kei sudah memberitahukan isi pikirannya kepada teman-teman kelompoknya itu dan dalam tiga hari itu mereka telah memiliki musyarawah mereka.

Lalu tadi malam, dengan Kei yang kembali dengan kondisi cidera, semua orang menaruh atensi mereka kepadanya dan di situ mereka menyatakan hasil kesepakatan mereka bahwa mereka akan mengikuti kemanapun Kei pergi. Maka mereka akan bersedia bergabung dalam unit Putra Mahkota yang dia sebutkan itu.

Tapi Oza tidak. Kei tau alasannya tapi dia tidak tau bagaimana dia akan menyikapi itu.

Hari ini Kei sadari dia tidak mendengar adanya suara Valias sang putra bangsawan count. Kei berpikir dia pasti sedang di kediamannya beristirahat. Dia juga mendengar samar suara Frey yang berucap; "Ah. Jadi dia tidak akan kemari sama sekali hari ini."

Ada selang keheningan yang cukup panjang, lalu kemudian terdengar suara pintu terbuka.

"Yang Mulia."

"Panggilkan Tuan Mage Edgar kemari."

"Baik, Yang Mulia."

Lewat setengah jam lalu suara pintu terbuka terdengar lagi.

"Yang Mulia." Edgar sudah hadir di ruangan.

"Aku perlu bicara dengan Mage Mareen yang ada di kediaman Count Bardev."

Edgar menyanggupi lalu Kei mendengar suara seorang perempuan.

"Koha Edgar?"

"Mareen. Yang Mulia Putra Mahkota ingin bicara padamu."

"O- Oh. Baiklah."

Frey berkata. "Bisa kau mencaritahu apa yang sedang dilakukan Tuan Muda Valias Bardev di sana?"

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Donde viven las historias. Descúbrelo ahora