14 | Calon Istri Penyabar

10.9K 799 16
                                    

Pagi ini Nadhira diajak untuk fitting baju. Ditemani calon mertua serta calon adik iparnya. Ummi-nya sedang ada acara keluarga, dan mempercayakan pilihan kebaya pada calon besannya. Mereka langsung bertemu di butik milik mertua Kayana. Karena harus muter-muter kalau pakai drama jemput-menjemput. Soalnya rumah Kayana ada di utara banget, sementara butik yang ingin mereka tuju ada didaerah Kemang.

Karena cepatnya berita beredar dikalangan keluarga. Lamaran mereka akan diadakan bulan depan, dan pernikahan diadakan tiga bulan setelahnya.

Hal ini ditetapkan setelah pertemuan kedua keluarga. Pihak keluarga sang calon suami, ingin pernikahan diadakan secepatnya. Tapi sebagai budak korporat yang baru menetas, Nadhira meminta keringanan. Minimal masa probation-nya kelar dulu.

Karena, ngambil cuti dimasa probation tuh nggak gampang, musti lapor sana sini, belum lagi musti dipotong gaji. Karena sejatinya dia belum jadi karyawan tetap dan gajinya dipatok perhari.

Dalam waktu kurang lebih enam bulan lagi dia akan berubah status menjadi istri orang.

Nadhira masih belum menyangka. Tujuan utama nya kembali ke Jakarta semata-mata untuk mencari kerja, belum kelar probation tiba-tiba saja dia sudah dilamar jadi istri orang.

Jujurly masih rada shock.

Dia nggak tau kemana takdir akan berlabuh, tapi ini semua seolah-olah semua doanya dikabulkan dalam satu malam. Semacam dirapel, begitulah.

"Yakin mau pakai heels?" tanya Kiran begitu Nadhira masuk mobil.

Nadhira mengernyitkan kening. Merasa nggak ada yang salah dengan tampilannya hari ini. "Whats wrong?"

"Bukan, ntar kaki kamu pegel. Kita lama loh fitting-nya, mending pake yang nyaman."Kiran memberikan saran, karena setaunya Nadhira jarang memakai sepatu modelan heels begini.

"Nggak papa, aku bisa kok." sahut Nadhira yakin, akhirnya Kiran nggak protes lagi. Soalnya dia punya stok sandal jepit dimobil, jaga-jaga kalau perempuan disebelahnya ini mengeluh pegal.

Sesampainya dibutik, mereka langsung disambut oleh tante Ratna dan calon adik iparnya. Seriusan, dia tuh selalu kebiasaan manggil Kayana, kak Kay. Tiba-tiba jadi adik ipar begini tuh, aneh banget rasanya. Manggil nama doang juga nggak sopan, karena sebenarnya Kayana juga lebih tua 3-4 tahun dari Nadhira.

Nadhira pasrah saja saat tubuhnya dipasangin ini itu, karena selera fashion-nya nggak bagus-bagus amat. Dia menyerahkan sepenuhnya pada calon adik ipar dan mertuanya.

Tante Ratna kelihatan excited saat Nadhira keluar dari fitting room menggunakan kebaya berwarna sage green dengan lis berwarna keemas-emasan.

"Bagus!" tante Ratna mengacungkan kedua jempolnya. Kayana juga mengangguk setuju. Karena tone kulitnya yang cerah, selagi warnanya soft bakalan cocok dipakai Nadhira.

Dia cuma musuhan sama warna dengan tone pekat, seperti merah maroon, biru dongker. Wajahnya langsung terkesan 10 tahun lebih tua.

"Bagus?" tunjuk Nadhira pada kebaya nya.

Kiran nggak langsung menjawab dan tampak terpana dibangkunya.

"Cantik." puji Kiran terang-terangan.

"Heh, udah-udah tundukkan pandangan." hardik tante Ratna saat menyadari Kiran nggak kunjung mengalihkan pandangannya setelah 30 detik.

"Lihat-lihatannya nanti saja, kalau udah sah. 24 jam sehari juga nggak masalah."

Saat fitting baju kedua, Nadhira menggunakan kebaya berwarna baby pink.

Terlanjur ResepsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang