Afgasyah Bab 61

149 7 0
                                    

*****

tinggalin vote dulu setelah itu baru mulai baca☺

--

--

--

--
________

Ketika menjemput adiknya dari sekolah akta belum langsung pulang mereka mampir ke restoran untuk makan siang kebetulan akta di kasih jam istirahat lebih banyak.

Mereka juga tidak hanya berdua karena restoran yang di kunjungi akta adalah milik orang tua angkasa dan sekarang mereka bertiga sedang saling mengobrol.

"Lo ngguyah sambil baca mantra di dalem hati ya dari tadi nggak kelar-kelar." Ejek angkasa ia memperhatikan qia makan pie susu.

"Iya gue takut keracunan jadi makan sambil baca mantra." Cetusnya.

"Restoran ini udah terjamin aman makanannya." Jawab angkasa.

"Apa iya? mana cap dari bpom nya." Balas qiana.

"Ini restoran bukan produk kecantikan yang harus di tempel cap bpom." Tutur angkasa.

"Berarti restoran ini nggak sah karena nggak ada cap bpom nya." Ucapnya lagi.

Akta hanya membiarkan adiknya berdebat dengan angkasa. angkasa ternyata juga suka memancing keributan ke qiana.

"Udah sah gue juga punya sertifikat halal nya dan itu lo baca ada tulisan segede jerawat lo yang menyatakan semua makanan disini halal."

"Angka, gue nggak ada jerawat," Qia spontan mencubit tangannya.

"Bang akta. adik lo ganas banget memar ni tangan gue kena cubitan lo."

"Baru memar kan sini gue bikin makin dalem bekasnya, ngeselin amat lo,"

"Lo yang ngeselin panggil gue angkasa jangan angka,"

"Angka," Ucapnya.

"Sa," Imbuhnya.

"Angkaaaaa,"

"Saaaa," Katanya saling bersahutan.

"Nama gue angkasa buka angka," Tegasnya.

Ia mengetuk jari qiana menggunakan garpu."Angka lo berani pukul gue pake garpu."

"Berani lah orang udah gue lakuin."

"Kak akta ini orang ngajak ribut terus." Adunya.

"Kalian berdua sama suka ribut. qia gue anteri pulang dulu ayo ini gue di suruh cepet balik ke hotel." Ucap akta.

Qiana malah terdiam sembari melihat kakaknya ia merasa tidak enak hati karena sudah merepotkan nya harus bolak-balik gegara menjemputnya mengantar ke rumah dan baru balik lagi ke tempat magang.

"Kalo dia nggak keberatan qia pulang di anter angka aja biar kak akta bisa langsung balik ke hotel." Sarannya.

"Bisa gak sa anteri adik gue kerumah." Tanya akta.

"Gue bisain bang. bang akta langsung balik aja." Jawabnya.

"Iya. jangan lo bawa kemana-mana sa kalo lo nggak bisa gue percaya jeruji penjara menanti kehadiran lo." Pekik akta.

"Tenang ini gue juga langsung anter dia kok." Katanya.

Afga bersama ravka tengah berada di mobil erji mereka berniat membawa rikal kerumah sakit.

"Rey. jangan bawa gue kerumah sakit." Lirih nya.

"Diam lo kal!" Sentak afga.

Rikal bersandar namun dia belum mengenakan baju karena luka di badannya sangat banyak dan masih baru dan jika dia memakai baju lukanya akan terkena gesekan.

Afgasyah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang