22

54 32 64
                                    

Michael tengah mencari-cari cara agar ia bisa bertemu Tavi lebih sering. Dirinya sudah mengunjungi supermarket tempat gadis itu bekerja—yang, setelah ia telusuri lebih jauh, ternyata milik ayah Tavi sendiri.

Michael mengetahui sedikit banyak fakta mengenai gadis itu dari bibinya. Emira dengan senang hati bercerita pada Michael ketika pemuda itu bertanya.

Tavi adalah gadis blasteran Turki-Amerika. Meski begitu, kemampuan bahasa Inggris gadis itu menyamai penduduk asli Amerika. Bahkan sebelumnya, Michael tak pernah mencurigai bahwa gadis itu memiliki darah keturunan Timur Tengah.

Namun satu hal yang pasti, gadis itu tidak memiliki pacar dan sepertinya tidak sedang mendekati seseorang. Michael hampir merasakan wajahnya memanas ketika bibinya menaikturunkan alis dengan senyum jahil terulas di wajah.

Reaksi itu membuat Michael bertanya-tanya, apakah ia terlalu jelas dengan perasaannya?

Dirinya tidak ingin membuat Tavi kabur karena menyadari bahwa Michael menyimpan perasaan padanya. Bahkan pemuda itu sempat meringis pada diri sendiri akan fakta bahwa ia dapat menyukai seorang gadis dalam jumpa pertama.

Akan tetapi, Michael tak dapat menahan detak jantungnya yang berpacu kencang setiap kali ia melihat Tavi. Seperti saat ini.

"Michael," sapa Tavi ramah. Senyum gadis itu berubah jahil. "Kau sering ke sini beberapa hari terakhir. Apa ada alasan khusus?"

Michael mengedikkan bahu. "Ini pertama kalinya aku ke kota ini. Bisa dibilang, aku tidak punya tujuan lain selain kemari."

"Oh!" gadis itu terkesiap riang. "Kau bertemu orang yang tepat, Mike. Aku bisa menjadi pemandumu," tawar Tavi.

Michael mengulum senyum. Rencananya berhasil. "Sungguh?"

"Jika kau ingin menunggu selama lima menit. Aku akan meminta ijin dan kita bisa pergi bersama setelah itu."

"Sounds like a plan," balas Michael. "Aku akan menunggumu di luar, kalau begitu."

"Tentu!"

Michael pun membayar minuman bersoda yang ia beli kemudian pergi keluar supermarket dan menunggu Tavi di sana.

ㅤㅤ
"Satu tempat yang harus kau coba saat berkunjung di kota ini, adalah pergi ke Pike Vile Dairy. Mereka punya es krim dan milkshake yang nikmat!"

Kaki Michael terus mengayuh, sedangkan Tavi terus mengoceh mengenai tempat-tempat yang harus mereka kunjungi bersama. Secara sengaja, Michael memelankan laju kecepatan sepeda yang ia kayuh, demi menikmati kebersamaannya dengan Tavi.

Sebelah tangan gadis itu berpegangan pada jaket yang Michael kenakan. Sesekali, Tavi akan menarik-narik ujung jaket pemuda itu dan menunjuk ke arah sesuatu yang perlu Michael ketahui.

"Itu dia!" seru Tavi.

Tempat itu luas. Pike Vile Dairy merupakan sebuah kafe dan supermarket yang menyediakan berbagai macam olahan produk susu. Di bagian belakang toko, berjarak sekitar dua puluh meter jauhnya, terletak sebuah kandang sapi perah. Sebuah pabrik di mana mereka mengolah hasil susu sapi perah itu terletak tak jauh dari kandang.

Kursi dan meja di tata rapi di bagian depan area kafe. Pengunjung juga diperbolehkan untuk mengunjungi kandang sapi-sapi perah tersebut.

Michael memarkirkan sepeda kayuh milik Tavi. Ia membiarkan dirinya ditarik menuju area kafe selagi gadis itu berceloteh penuh antusias.

"Chocolate cookie dough adalah rasa favoritku," Tavi bercerita. "Tapi es krim rasa maple walnut milik mereka juga enak."

"Maple walnut?" Michael berkomentar.

Ghost Of The Past [END]Where stories live. Discover now