Chapter 1 : As the Moon Rose

50 6 45
                                    

Penampilan yang baik akan memberikan kesan pertama yang sempurna pada pertemuan pertama, tetapi tunik yang basah dan wajah memerah bukanlah salah satu konsep yang rasanya cukup pantas. Namun, sungguh, pemuda itu merasa tak punya cukup waktu untuk mengganti seragamnya, Hunter berusaha mengabaikan seluruh tatapan nyasar dari siswa lain di sepanjang koridor ketika ia dalam perjalanan menuju Green House untuk memenuhi panggilan eksklusif dari Miss Magnolia Heart, sang penjaga kisi barat.

Tak peduli dengan seri kesialan masa mudanya yang tiba di waktu yang keliru, Hunter tetap tak bisa membiarkan Miss Magnolia menunggu terlalu lama. Beliau merupakan sosok penting yang bahkan kehadirannya jarang terpantau berada dalam lingkup Bridge Academy. Kesempatan itu adalah sesuatu yang langka.

Hunter memasuki rumah kaca yang dipenuhi aneka spesies tanaman yang telah Hunter hafalkan satu per satu di antara mereka sejak tahun pertamanya di Bridge Academy. Udara sejuk yang akrab dan aroma tanah basah melingkupi setiap sudut Green House. Kesunyian memang menjadi ciri khas rumah kaca, dan belum ditemukan manusia lain selain Hunter sendiri. Ia terpaku seketika ketika melihat sosok wanita berada di pojok Green House, di antara bunga pakis biru dan umbi Ratwood raksasa. Sorot matanya yang cemerlang menatap Hunter dari kejauhan, tak memerlukan sebuah perkenalan untuk membuat Hunter mengenali sosok itu. Hunter dapat merasakan aura yang tak biasa meliputinya.

"Kau sudah datang rupanya," sapa wanita itu dengan kalem. Senyum tipis menghiasi wajahnya yang ramah. Wanita itu pastilah Magnolia Heart. Ia menepuk kotak kayu di depannya, mengisyaratkan Hunter untuk mendekat.

Kotak kayu Miss Magnolia berukuran cukup besar, sesuatu di dalamnya bergerak mengetuk-ketuk papan kayu hingga posisi kotaknya tergeser beberapa mili. Hunter tak bisa mengalihkan perhatiannya dari benda itu. Aroma getah yang pahit berpadu dengan anyir, memaksa Hunter berasumsi bahwa sesuatu dalam kotak itu adalah objek yang berbahaya.

"Miss, apakah ini—" ucapan Hunter terputus saat pandangan Hunter beralih kepada Miss Magnolia yang menatapnya dengan tenang.

"Mengapa kau sangat berkeringat?"

Pertanyaan Miss Magnolia membuat penjagaan Hunter mengendur, memorinya dipaksa mundur ke beberapa saat sebelum Hunter menerima panggilan Miss Magnolia di rumah kaca. Kalau bisa, Hunter ingin melebur potongan kejadian itu ke dalam bintik matahari agar lenyap selamanya. Namun, Hunter tak bisa kehilangan fokusnya hanya gara-gara kemalangan kecil yang menimpanya itu.

"Bukan hal penting, kok. Anggap saja bentuk antusias untuk pertemuan ini, Miss." jawab Hunter dengan canggung.

"Itu bagus. Aku suka anak yang bersemangat. Kau membutuhkan semangat itu untuk melalui tantangan yang akan kuberikan padamu." Miss Magnolia kembali menyentuh kotak kayu yang terpukul hebat dari dalam, hingga Hunter merasa kotak itu tak akan bisa menahan isinya lebih lama.

Tantangan itu di dalam sana, bukan? Sekali lagi, Hunter memeriksa sekitarnya dan ia masih meyakini bahwa hanya ada mereka berdua dalam rumah kaca. Hunter mengira akan ada beberapa siswa lain yang menghadiri ujian itu. Fakta bahwa hanya ia seorang diri membuatnya makin waspada.

"Aku ingin kau membuat ramuan dengan bahan istimewa yang ada dalam kotak ini, dan kau boleh menggunakan metode apa pun untuk mengeksekusinya."

Hunter tak langsung menjawab. Suara cambukan beruntun mulai terdengar ketika Miss Magnolia mulai bergerak mundur untuk memberikan ruang yang Hunter butuhkan.

"Tidak perlu memikirkan hal lain. Apa kau perlu memanggil animagi-mu supaya kau tak terlalu tegang?" Suara Miss Magnolia terdengar tanpa intimidasi meski pun kalimatnya sedikit menusuk harga diri Hunter.

Wanderer of The DawnDonde viven las historias. Descúbrelo ahora